Latar Belakang Diadakannya Mata Kuliah Soft Skill di Perkuliahan

Diposkan oleh Ayudya Putri Pratiwi dan diposkan kembali oleh Diah Sulistiyanti di blog ini dengan pengubahan seperlunya untuk tugas mata kuliah soft skill, berikut keterangan lengkap saya selaku orang yang memposting ulang materi ini.

Didalam persaingan jaman sekarang, kebutuhan tenaga kerja yang profesional berbekal skill atau sebuah kemampuan, sudah merupakan tuntutan seorang tenaga kerja. Skill dan kecerdasan emosional dapat mendukung kerja, karena itulah mata kuliah soft skill menjadi penting di dunia perkuliahan karena ternyata soft skill sangat diperhatikan dalam dunia kerja.

Dunia kerja percaya bahwa sumber daya manusia yang unggul adalah mereka yang tidak hanya memiliki kemahiran hard skill saja tetapi juga piawai dalam aspek soft skillnya. Dunia pendidikan pun mengungkapkan bahwa berdasarkan penelitian di Harvard University Amerika Serikat, ternyata kesuksesan seseorang tidak ditentukan semata-mata oleh pengetahuan dan kemampuan teknis (hard skill) saja, tetapi lebih oleh kemampuan mengelola diri dan orang lain (soft skill). Penelitian ini mengungkapkan, kesuksesan hanya ditentukan sekitar 20% oleh hard skill dan sisanya 80% oleh soft skill.

Adalah suatu realita bahwa pendidikan di Indonesia lebih memberikan porsi yang lebih besar untuk muatan hard skill, bahkan bisa dikatakan lebih berorientasi pada pembelajaran hard skill saja.

Jika berkaca pada realita di atas, pendidikan soft skill tentu menjadi kebutuhan urgen dalam dunia pendidikan. Namun untuk mengubah kurikulum juga bukan hal yang mudah. Pendidik seharusnya memberikan muatan-muatan pendidikan soft skill pada proses pembelajarannya. Sayangnya, tidak semua pendidik mampu memahami dan menerapkannya. Lalu siapa yang harus melakukannya? Pentingnya penerapan pendidikan soft skill idealnya bukan saja hanya untuk anak didik saja, tetapi juga bagi pendidik.

Konsep tentang soft skill sebenarnya merupakan pengembangan dari konsep yang selama ini dikenal dengan istilah kecerdasan emosional (emotional intelligence). Soft skill sendiri diartikan sebagai kemampuan diluar kemampuan teknis dan akademis, yang lebih mengutamakan kemampuan intra dan interpersonal.

 

Pentingnya Belajar Softskil
Berikut ini adalah contoh Softskill :

 

  1. Kemampuan Berkomunikasi 

Komunikasi secara umum didefinisikan sebagai menanamkan atau pertukaran pikiran, pendapat, atau informasi melalui pidato, menulis, atau tanda-tanda. Meskipun ada yang namanya komunikasi satu arah, komunikasi dapat dirasakan lebih baik sebagai proses dua arah yang di dalamnya ada pertukaran dan perkembangan pikiran.
Komunikasi adalah dasar yang paling kuat dalam interaksi di setiap lingkungan seperti sekolah, kampus dan sebagainya.


  1. Manajemen Konflik

Sebagai mahasiswa akan sangat diperlukan kemampuan dalam menangani masalah yang sering muncul dalam setiap aspek kehidupan.

 

  1. Kemampuan Bekerja Sama Dengan Team

Ternyata kemampuan ini sangat besar andilnya dalam lingkungan kerja. Banyak diantara mahasiswa yang cenderung berpikir bisa bekerja sendiri tanpa melibatkan orang lain padahal pemahaman ini sangat salah. Di lingkungan kampus kemampuan ini diasah melalui kerja kelompok.

 

  1. Pengambilan Keputusan

Dalam kondisi yang mendesak kemampuan ini sangat diperlukan. Untuk kondisi tertentu kemampuan ini harus dibuat walaupun terkadang mengesampingkan prosedur atau aturan yang baku yang telah disepakati bersama.

Contohnya dalam bidang kedokteran menyelamatkan ibu atau bayinya.


  1. Negoisasi

Negosiasi adalah suatu dialog dimaksudkan untuk menyelesaikan perselisihan, untuk menghasilkan kesepakatan atas tindakan, untuk tawar-menawar untuk keuntungan individual atau kolektif, atau hasil kerajinan untuk memuaskan berbagai kepentingan. Ini adalah metode utama alternatif penyelesaian sengketa.

 

Kesimpulan

Hard skill atau kecerdasan akademik memang penting, namun dalam penerapan di masyarakat, soft skill jauh lebih penting. Sama halnya dengan kecerdasan intelektual (IQ) yang apabila dalam penerapan dalam masyarakat, kalah penting dibanding kecerdasan spiritual (SQ) dan kecerdasan emosi (EQ). Hal ini dikarenakan di masyarakat, kecerdasan tidaklah terlalu penting. Yang penting adalah bagaimana kita bisa berinteraksi dengan baik sehingga diterima masyarakat, bagaimana berperilaku yang baik hingga bisa berasimilasi dan berbaur di masyarakat di mana pun kita berada, dan bagaimana kita bisa beretika yang baik dalam interaksi dengan sesama manusia.

Soft skill mengajarkan semua hal di atas sehingga bila kita membarenginya dengan iQ yang baik, maka kita akan menjadi manusia yang tidak hanya matang dalam segi otak dan fisik, melainkan juga mental dan emosi.

Nama: Diah Sulistiyanti

NPM: 42214964

Mata Kuliah: Soft Skill (Pendidikan Kewarganegaraan)

Dosen: Ahmad Nasher

 

Sumber:

http://putrimeylaniep.blogspot.com/2011/01/pentingnya-memiliki-soft-skill-dalam.html

Wikipedia

ituuttie.blogspot.com/2012/03/pentingnya-belajar-softskill.html

Tinggalkan komentar