Akuntansi untuk Dana Pensiun

Dana Pensiun merupakan suatu badan hukum yang berdiri sendiri dan terpisah dari pemberi kerja, yang berfungsi untuk mengelola dan menjalankan program pensiun sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Dana pensiun adalah sebuah perjanjian yang menetapkan bahwa pemberi kerja memberikan tujangan kepada para karyawan setelah mereka pensiun atas jasa-jasa yang mereka berikan ketika masih bekerja. Akuntansi dana pensiun diperlakukan secara terpisah sebagai akuntansi untuk pemberi kerja dan akuntansi untuk dana pensiun.

Dalam praktiknya, dikenal adanya sifat dan karakterisik program pensiun yang terbagi menjadi dua, yaitu:

  1. Program Pensiun Tanpa Kontribusi, yaitu program pensiun yang seluruhnya didanai oleh pemberi kerja, dan
  2. Proggram Pensiun dengan Kontribusi, yaitu program pensiun di mana karyawan juga memberi kontribusi untuk biaya program biaya pensiun.

Dalam jenisnya, program dana pensiun juga dibagi menjadi dua, yaitu:

  1. Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP)

Berdasarkan program ini, pemberi kerja membayar sejumlah kontribusi secara berkala ke suatu erwalian terpisah yang dikelola oleh wali amanat pihak ketiga yang independen yang bertindak atas nama peserta program pensiun. Dalam program ini, hanya kontribusi pemberi kerja yang ditetapkan

  1. Program Pensiun Tunjangan pasti (PPTP)

Program ini menetapkan tunjang yang akan diterima karyawan pada saat pensiun. Para pemberi kerja menghadapi risiko dalam program dengan tunjangan pasti karena harus memastikan bahaw mereka telah memberikan kontribusi yang cukup untuk memenuhi biaya tunjangan yang telah ditentukan dalam program.

Dalam program pensiun, dikenal adanay istilah Aktuaris, yatu orang yang memprediksi biaya yang akan ditanggung oleh perusahaan. Para aktuaris ditugaskan untukmemastikan bahwa perusahaan telah menetapka pola pendanaan yang tepat untuk memenuhi kewajiban pensiunnya.

 

 

Akuntansi untuk Lease

Leasing adalah suatu kegiatan pembiayaan kepada perusahaan dalam bentuk pembiayaan barang modal. Pembayaran yang dilakukan dalam kegiatan leasing dilakukan secara berkala baik dalam jangka menengah maupun jangka panjang. Dalam kegiatan leasing terdapat beberapa pihak yang terlibat:

  1. Lessor adalah perusahaan yang mnyelenggarakan leasing
  2. Lessee adalah perusahaan yang mengajukan leasing
  3. Supplier adalah perusahaan atau pihak yang mengadakan atau menyediakan barang untuk dijual kepada lesse dengan pembayaran secara tunai oleh lessor
  4. Bank yaitu lembaga yang memegang peranan tidak langsung dalam kegiatan leasing tetapi turut berperan dengan menyediakan dana terhadap lessor.

Kegiatan leasing dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:

  1. Melakukan sewa guna usaha dengan hak opsi bagi lessee
  2. Melakukan sewa guna usaha dengan tanpa hak opsi bagi lessee

Perusahaan leasing dapat diselenggarakan olh badan usaha yang berdiri sendiri. Keterbatasan usaha leasing adalah tidak boleh melakukan kegiatan yang dilakukan oleh bank seperti memberi simpanan dan kredit dalam bentuk hutang.

Keungulan leasing adalah sebagai berikut:

  1. Penghematan Modal

Pada umumnya leasing tidak memerlukan modal yang besar. Maksimum hanya sebesar uang muka yang jumlahnya biasanya tidak besar.

 

  1. Menghindari risiko kepemilikan

Sehingga lessee tidak mengalami kerugian atas kerusakan, keusangan, perubahan kondisi eknomi dan penurunan nilai (depresiasi)

 

  1. Fleksibilitas

Peraturan dalam leasing dapat bersifat fleksibel baik itu inovasi, struktur kontraknya, besar pembayaran, maupun jangka waktu pembayaran.

 

  1. Kebutuhan

Sewa guna usaha dapat dibukukan dnegan on atau off balance sheet.

 

  1. Hubungan

Hubungan bisnis leasing dapat dilanjutkan selama periode waktu yang telah ditentukan antara pihak lesse dengan lessor.

Sifat-sifat leasing adalah:

  1. Ketentuan Pembatalan

Beberapa kontrak leasing bersifat tidak dapat dibatalkan karena adanya sanksi jika perjanjian antara lessee dengan lessor dibatalkan da denda ini biasanya sangat mahal. Jika ada leasing yang bisa dibatalkan, dsebut dengan Operating Lease.

  1. Opsi Pembelian Murah

Lessee berhak memiih untuk membeli atau menolak aset yang disewa di masa yang akan datang setelah selesai masa kontrak.

  1. Masa Sewa Guna Usaha

Merupakan periode waktu dari awal sampai dengan berakhirna perjanjian leasing.

  1. Nilai Residu

Nilai residu yang dijamin oleh lessee disebut dengan guaranteed residual value. Apabila tidak dijamin oleh lessee, disebut unguaranteed residual value.

  1. Pembayaran Sewa Minimun

Merupakan pembayaran sewa yang diharuskan selama periode sewa yang diharuskan selama periode sewa guna usaha ditambah dengan jumlah yang harus dibayar untuk opsi pembelian murah atau nilai sisa yang dijamin.

Kriteria Penggolongan Leasing yang berlaku baik bagi pihak lessor maupun pihak lessee adalah sebagai berikut:

  1. Transfer Kepemilikan

Kriteria ini dapat dilihat pada kontrak perjanjian leasing yang mentakan adanya kepemilikan aset yang disewa kepada lessee pada akhir periode lasing.

  1. Opsi Pembelian Murah

Kriteria ini agak sulit diterapkan karena nilai pasar wajar aset di masa mendatang harus diestimasi pada awal perjanjian sewa guna usaha dan dibandingkan dengan harga opsi pembelian untuk menentukan apakah tawaran pembelian ini diterima atau tidak.

  1. Masa Sewa Guna Usaha > 75% taksiran umur ekonomis

Kriteria ini apat diterima apabila masa sewa guna usaha sama dengan atau lebih dari 75% dari taksiran umur ekonomis aset yang disewa.

  1. Nilai sekarang pembayara sewa minimun > 90% nilai wajar

Kriteria ini dapat diterima apabila pada permulaan masa sewa guna usaha ini, nilai sekarang pembayaran sewa minimun sama dengan atau lebih dari 90% nilai pasar wajar aset yang disewa.

 

 

 

Tugas Kewirausahaan Minggu Ke-4

Beliau adalah pendiri dari Motorola. Ia lahir di kota kecil di Harvard, Illinois, pada tanggal 27 Juni 1895. Setelah menyelesaikan SMA, Galvin mengambil pekerjaan musim panas sebagai juru tulis di bangsal lokomotif kereta api Harvard dan musim gugur berikutnya ia terdaftar di Universitas Illinois. Di sana ia mengandalkan tabungannya dan pekerjaan paruh waktu untuk memenuhi pengeluaran dan menyelesaikan masa dua tahun belajarnya. Tapi, pada akhir tahun kedua, ia tidak mendapatkan cukup dana untuk melanjutkan sekolah. Dia kembali ke Harvard untuk bekerja sebagai pegawai di stasiun kereta api dan setahun kemudian pergi ke Chicago di mana ia menemukan pekerjaan panitera di Commonwealth Edison.

Tak lama kemudian Paul Galvin terdaftar dalam program pelatihan petugas dalam mengantisipasi masuknya Amerika ke dalam Perang Dunia I. Dia akhirnya menjadi seorang perwira artileri dan mendapat tugas di garis depan di Perancis. Pengalaman masa perang mengajarkan Galvin muda bagaimana caranya berorganisasi dengan baik sekaligus memperkuat tekad Galvin untuk membuat tempat bagi dirinya di dunia bisnis.

Ketika terjadi perang sipil pada tahun 1919, Paul Galvin memulai pencariannya atas potensi bisnis yang mungkin akan menguntungkan di tengah kondisi sulit perang sipil. Dia pertama kali memperoleh pekerjaan dengan Perusahaan Baterai D&G . Kemudian pada 1921, ia bergabung dengan orang lain dari Harvard, Edward Stewart, untuk membentuk sebuah perusahaan manufaktur aki di Marshfield, Wisconsin. Lokasi tersebut dipilih karena kerjasama dari kamar dagang lokal. Namun lokasi terbukti merugikan karena biaya pengiriman, dan pada tahun 1923 perusahaan tersebut bangkrut. Kembali ke Chicago, Galvin menemukan pekerjaan di cabang salah satu perusahaan pemroduksi permen sebagai sekretaris pribadi untuk Emil Brach. Tiga tahun kemudian, pada tahun 1926, Galvin lagi bergabung Edward Stewart untuk mendirikan pabrik manufaktur baterai untuk kedua kalinya. Kali ini perusahaan Galvin memiliki keuntungan dari sebuah lokasi di Chicago. Tapi kemudian, produk mereka mengalami cacat produksi, pelanggan mulai kalah dari saingan, dan sebelum masalah dapat diselesaikan, kreditur perusahaan menjadi defisit, keadaan hutang perusahaan meninggi dan akhirnya sekali lagi, mimpi Galvin kesuksesan bisnis berakhir dengan kegagalan.

Meski sudah gagal dua kali, semangat Galvin tidak hilang. Namun, untuk mencegah kegagalan lagi, Galvin, Stewart dan seorang insinyur mereka telah mengembangkan alat yang disebut eliminator baterai kering yang memungkinkan sebuah radio rumah untuk menarik listrik dari stop kontak listrik. Kepala departemen radio di Sears, Roebuck, didorong oleh Galvin sendiri, mulai membangun kembali bisnis dengan membuat eliminator yang kelihatannya memiliki profitabilitas yang cukup.

Pada tanggal 25 September 1928, Galvin Manufacturing Corporation yang baru, mulai beroperasi dengan lima karyawan. Pada saat itu keadaan perusahaan dan para pemilik perusahaan masih sedemikian miskin hingga Galvin bahkan tidak punya uang untuk sewa bulan pertama. Perusahaan itu awalnya bertahan lebih pada perbaikan eliminator dari pada penjualan yang baru. Tapi Paul Galvin melihat radio rumah sebagai pasar yang lebih menjanjikan dan mulai memproduksi sejumlah kecil dari AC set untuk dijual ke perusahaan bisnis lain yang kemudian akan mematenkan label mereka menjadi produk Galvin. Melalui upaya perjuangan dan usaha penjualan yang berat, Galvin berhasil untuk menjual produknya.

Kemudian, pada “Black Friday”, 25 Oktober 1929, pasar saham mendadak lesu secara drastis hingga mengejutkan banyak pengusaha. Permintaan untuk radio menurun dan para produsen membanting harga mereka besar-besara hanya agar laku di pasar. Banyak perusahaan yang akhirnya merugi besar dan bangkrut di tengah kemelut krisis ini. Hal ini pun berlaku juga pada perusahaan Galvin. Dengan keadaan seperti itu, sekali lagi, ia berada di ambang kegagalan. Pada tahun 1931 Galvin mulai membangun distributor untuk pemasaran lebih luas. Pada akhirnya perusahaan Galvin yang jadi cikal bakal Motorola itu berhasil bertahan dari krisis lesunya pasar da bertahan hingga tujuh tahun lamany. Selama bertahun-tahun setelahnya, distributor menjadi sumber utama kekuatan untuk membangun Motorola dalam skala yang semakin besar dari tahun ke tahun.

Sukses Galvin di bidang radio mobil didorong oleh pengembangan sumber peningkatan pasokan listrik di 1931. Kemudian, pada tahun 1933 Galvin manufaktur mengeluarkan model baru yang telah dikembangkan tapi masalahnya adalah di lapangan mengingat perusahaan harus menyetel ribuan satuan. Tapi Galvin tidak berkecil hati. Setelah melampiaskan kemarahannya dengan menghancurkan dua model terdahulunya dengan palu, ia mengambil wewenang pengembangan dua model baru yang berhasil diperkenalkan pada tahun 1934.

Kampanye pemasaran Galvin secara bertahap diperluas. Pada 1934 ia menandatangani perjanjian dimana BF Goodrich Perusahaan setuju untuk memasarkan radio Motorola melalui ratusan toko. Pada tahun yang sama, Galvin disewa Victor Irvine untuk menangani periklanan dan promosi. Secara besar-besaran terjadi kampanya di jalan raya. Iklan diluncurkan dengan ribuan tanda warna merah, hitam dan kuning Motorola di sepanjang jalan raya di seluruh negeri. Masalah yang muncul di Florida di mana orang Indian Seminole berada. Namun, Motorola mampu mengatur perjanjian perdamaian dan mencegah masalah lebih lanjut dengan para anggota suku Indian tersebut.

Pada tahun 1937, Galvin kembali memasuki bisnis radio rumah. Distributornya telah mendorongnya untuk melakukannya dan karena mobil produksi radio terkonsentrasi di enam bulan pertama setiap tahun. Tapi saat usaha baru saja dimulai, terjadi resesi ekonomi yang menyebabkan ekonomi jatuh dengan curamnya pada skala nasional di tahun 1937. Bertindak cepat, ia memerintahkan distributor untuk memangkas persediaan mereka dan menerapkan penurunan harga sederhana. Usaha ini berhasilmencegah Motorola dari kebangkrutan. Namun Motorola sendiri harus memberhentikan dua pertiga pekerjanya. Sekali lagi, patut dipertanyakan apakah Motorola bisa bertahan. Kemudian keberuntungan jatuh pada Galvin. Perusahaan Philco dilanda pemogokan dan harus merger dengan perusahaan lain untuk memproduksi radionya. Motorola adalah salah satu perusahaan yang dipilih.

Diversifikasi dilakukan lebih lanjut saat Galvin ditugaskan untuk tugas mengembangkan radio polisi yang dipasarkan pada tahun 1939. Pada tahun 1940, Galvin pernah ditanya apa yang perusahaannya bisa lakukan untuk menghasilkan radio lapangan superior untuk Angkatan Darat dan pada tahun 1941 Motorola menjawab pertanyaan tersebut dengan menemukan dan memproduksi “Handi-Talkie” alias radio dua arah. Motorola telah menjadi demikian mapan di bidang mobile dan portabel dua arah komunikasi.

Setelah Perang Dunia II berakhir, Galvin meletakkan dasar rencana untuk mencapai pertumbuhan pasca perang. Ketika Perang Dunia II dimulai, Motorola adalah perusahaan kecil dengan reputasi rendah, terutama pada radio mobilenya. Selama perang, Motorola mencapai posisi kepemimpinan dalam bisnis radio dua arah komunikasi. Dalam periode pasca perang, Galvin memutuskan untuk diversifikasi lebih lanjut. Ia berencana untuk memperluas rumah penjualan radio dan menambahkan lini produk fonograf. Ia berencana untuk menjadi pemimpin dalam industri televisi baru, dan ia membuat keputusan yang bijaksana untuk memasuki bisnis semi-konduktor.

Usaha televisi berdiri sebagai contoh klasik dari saham konsumen di perusahaan swasta yang kompetitif. Kudeta industri pertama dicetak oleh RCA dengan ritel sepuluh inci dengan produksi produk dalam skala besar dan menghasilkan lebih dari $ 300. Galvin Motorola menyadari bahwa jika ingin menjadi faktor yang signifikan dalam pasar, perusahaan harus keluar dengan produk unggulan dengan harga di bawah minimum industri. Dia menempatkan dua tim engineering kompetitif untuk bekerja pada masalah tersebut, dan salah satunya datang dengan jawaban. Galvin kemudian memperkenalkan rencana pemasaran yang berani, yang menyerukan volume yang lebih besar dan harga lebih rendah dari kebanyakan rekan-rekannya berpikir negatif mengenai rencana gila ini. Akhirnya kenyataan membuktikan Motorola menikmati volume profit yang luar biasa dari penjualan tahun 1947 dan dengan cepat pindah ke tempat keempat terbesar dalam industri.

Di bidang radio mobil, Galvin pindah perusahaan yang menjadi ujung tombak peralatan asli bisnis dengan mengakuisisi Perusahaan Detrola yang telah memasok Ford Motor Company. Dengan segera, Motorola memiliki 50% dari bisnis Ford serta persentase besar dari Chrysler dan bisnis Amerika Motors. Di bidang semi-konduktor, Galvin mengindahkan nasihat dari Dr. Dan Noble, direktur riset Motorola, yang meramalkan sebuah era baru dalam elektronik solid state. Dari keyakinan ini, Galvin membentuk sebuah laboratorium elektronik militer di Phoenix, Arizona, pada tahun 1949. Dari usaha ini, Motorola berkembang menjadi produsen semi-konduktor terkemuka.

Sejak pertengahan tahun 1950, Motorola telah menjadi terlalu besar untuk ditangani Galvin seorang. Karena itu Galvin mereorganisasi perusahaan berdasarkan garis divisi produk pada tahun 1954. Pada tahun 1956, Paul Galvin melepaskan kursi kepresidenan perusahaan kepada anaknya, Bob Galvin. Paul Galvin pindah jabatan menjadi ketua dewan dan CEO dan masing-masing manajer divisi menjadi wakil presiden eksekutif.

Pada bulan Juni tahun 1958 Paul Galvin divonis mengidap leukemia. Kesehatannya gagal memaksanya untuk akhirnya tidak aktif di perusahaan selama setahun. Kemudian kesehatannya membaik. Ia kembali ke perusahaan di musim panas tahun 1959, dan mendapati bahwa perusahaan berjalan baik meski dia tidak mengawasi secara langsung. Beberapa bulan kemudian, pada tanggal 5 November 1959, Paul Galvin meninggal.

Kemampuannya untuk bergerak atas dasar intuisi dinilai benar dan sudah cukup bijak. Dia tidak selalu benar, tetapi pada akhirnya dengan semua kesalahan dan pengalaman serta kepahitan yang telah ia cicipi, ia sanggup mengubah toko kelontong yang dikelola lima orang menjadi perusahaan raksasa bernama Motorola dengan ribuan karyawan dari tahun 1959.

Kata Kata Mutiara dari Paul Galvin

“ Do not fear mistakes. Wisdom is often born of such mistakes. You will know failure. Determine now to acquire the confidence required to overcome it. Jangan takut kesalahan, Kebijaksanaan sering lahir dari kesalahan tersebut. “

 “Anda akan mengenal kegagalan. Maka tentukan tindakan sejak dari sekarang untuk memperoleh keyakinan yang diperlukan untuk mengatasinya.”

 

Tulisan ini diposting untuk memenuhi tugas mata kuliah soft skill Kewirausahaan 2 Universitas Gunadarma dengan rincian sebagai berikut:

Nama: Diah Sulistiyanti

NPM: 42214964

Kelas: 2DA02

Mata Kuliah: Kewirausahaan 2

Dosen: Ardi Prawiro

 

Sumber:

http://www.biografiku.com/2012/06/biografi-paul-galvin-pendiri-motorola.html

(dengan pengubahan seperlunya)