Black Haze 109

Pandangan semua orang tertuju ke langit di mana sesosok naga biru besar, Dio, mencengkam tubuh Aravesk sambil membawa seseorang di genggaman tangannya.
Blow, dalam genggaman tangan Dio, berusaha menghentikan sahabatnya itu. Di belakang Dio, Shic, mencoba menghentikan Dio dengan pedang yang tak sengaja dilepaskan Rood. Dia mencoba menancapkan pedang itu di ekor Dio, tapi pedang itu malah patah. Dan Dio yang memang dari sananya sudah tak suka dengan Shic, langsung menyembur Shic beserta semua orang yang ada di langit hingga mereka semua berjatuhan dari angkasa.

109-0005
Dari permukaan tanah, Orphell hanya bisa menganga melihat betapa besar kekuatan Dio sebenarnya.
Melihat master Opion ikut jatuh, Rood menghardik Dio apa yang sedang ia ingin lakukan. Dio menandaskan pada Rood bahwa dia tidak membunuh satu manusia pun… kayaknya. (eh buset, ada bapak angkatnya Rood lho di bawah sana!)
Di bawah, Shic masih baik-baik saja karena terlindung baju buatan Lanoste. Dia lantas menggeram, menggumam kepada Rood untuk mengajari hewan peliharaaannya itu sedikit sopan santun.
Di langit, Naga itu lantas berujar pada Rood untuk membuktikan siapa dirinya sebenarnya di sana saat itu juga. Rood bingung.

109-0011
Di atas kepala Garmode, Ruby berniat menyusul Dio. Dia lantas menyuruh Elzeble untuk menangani sang sosok hitam itu. Elzeble menyanggupi dan menyuruh Ruby pergi, tapi ternyata garmode terbangnya lelet bener.
Rood bertanya apa maksud Dio. Lantas naga itu menjelaskan, bila itu [dia] maka dia pasti bisa memerintahkan gerbang untuk dan menutupnya dari dalam. Rood lantas mengatakan: “Kamu kira kalau aku bilang, “Tutup pintunya” maka pintu itu akan menutup sendiri?”
Dio membenarkan, namun tidak ada yang terjadi. Mereka berdua kebingungan. Dio bilang Rood kurang tulus mengucapkannya. Tapi alih-alih meladeni Dio, pandangan Rood tertuju pada kerusakan di bawah sana, bertanya kenapa Dio menyerang manusia secara membabi buta dan bilang bahwa tidak akan ada yang sama seperti dulu. Lantas dengan mengeluarkan senjata mananya, dia bertanya: “Apa kau ingin jadi musuhku?”

109-0015
Dio menolak, tapi sebelum dia sempat beralasan, Aravesk bergerak. Dari jauh, Marquess Haadelio, ayah kandung Hadelio, berniat membatalkan pengamanan tingkat dua karena…
Gerbang menutup sendiri.
Rood yang menyaksikan gerbang itu mentuup, hanya bisa ternganga dan menggumam: “Kau bercanda kan?”

109-0017

Black Haze 108

Adegan pertama dibuka dengan Hadelio yang memandang takjub ke langit-langit dan Lapis yang ingin membantu, tapi dihalangi oleh Hadelio. Pangeran hadelio itu berkata: “Kau sudah banyak membantu dengan diam di tempat” kepada Lapis.
Saat itulah Lord Artian muncul di hadapan hadelio. Hadelio jelas kelihatan tidak senang karena dia tahu seperti apa perangai asli pangeran Artian di rumah dan bagaimana cara dia memperlakukan Lidusis. Melihat Lidusis yang patuh saja di bawah tangan Artian, Hadelio dalam sekejap mata langsung mendorong Lidusis tanpa alasan jelas dan memaki kebodohan pemuda pendiam itu.
Adegan dipotong oleh adegan flashback sekejap saat perundingan antara Artian dan Lidusis. Lidusis memutuskan untuk menunggu dan percaya pada janji Rood.

108-0007
Di langit, mata Aravesk justru semakin banyak setelah dibelah oleh Rood. Rood yang hendak bertanya pada master Opion malah mendapat perintah yang mengejutkan: perintah untuk memulihkan mananya dan pergi dari tempat itu secepat mungkin. Tapi Shic mencegahnya dan bilang bahwa mata Aravesk sedang tertuju pada Rood sekarang.

108-0009
Rood yang ketakutan ngumpet di belakang master Opion. Ayah angkat Rood itu lantas memerintahkan Rood untuk mengembalikan mananya menggunakan stone magic yang ada di bawah sana, dekat Van dan rekan Shic satu lagi. Lalu master Opion menandaskan kepada Rood untuk pergi dari sana secepatnya, jangan menggunakan jalan yang biasa ia gunakan, atau pergi ke tempat yang biasa ia kunjungi. Dan ia menambahkan bahwa ia tidak sedang bercanda.

108-0011
Di dalam sekolah, Dio mengatakan bahwa Aravesk hanya mengikuti kehendak [Raja} jadi mungkin saja… sebelum sempat menyelesaikan kalimat ini, Dio pergi dalam wujud naganya (naga yang bener, bukan chibi dragon) setelah menitipkan Lyn kepada Professor Rowell.

108-0012
Di langit, Rood yang tak terima ucapan master Opion malah menanduk ayahnya itu dan bertanya apa yang sedang ia bicarakan. Shic ikut membela Rod dengan bilang Rood tidak mungkin pergi karena sudah menantangnya dan mengancam akan membunuhnya tadi. Di tengah perdebatan itu, tiba-tiba Dio terbang ke antara mereka, dan mengambil Rood. Adegan ditutup dengan master Opion mengejar Rood, memanggil nama kebangkitannya [Blow]

108-0015

Black Haze 107

Berbeda dengan chapter sebelumnya, di chapter ini, adegan pertama dibuka dengan keadaan genting di Tower. Di sana para penyihir sedang berdebat. Kita lihat di sini bahwa markas tower memang berbentuk tower atau menara. Dan sebagai tambahan, ada siluet pemimpin sekaligus pendiri Tower. Dia mengamati kondisi di helios dari berbagai sudut. Dari sekian banyak macam pengawas, yang paling menarik perhatiannya adalah Rood.

107-0002
Di depan Aravesk, rood sedang disandera oleh monster itu dan berdebat dengan Shic. Shic setuju untuk memberikan bantuan dan menyuruh Rood untuk melepaskan diri dalam waktu satu detik. Di belakang Rood, sudah terbentuk lingkaran sihir baru milik Shic. Nyaris saja Rood terkena serangan sihir itu kalau saja humanoid hitam itu tak melindunginya.

107-0006
Rood tercengang. Shic bertanya apa dia sekarang sudah berteman dengan monster bola mata (Aravesk itu) Saat shic sedang menghina posisi Rood, beberapa tentakel Aravesk hendak menyerang Shic. Untungnya Opion Master muncul dan menjelaskan bahwa, meski jarang, ada demon yang hidup dengan menyerap sihir yang dilancarkan kepadanya. Cara untuk menghabisi iblis semacam itu adalah dengan benda fisik semacam pedang, menyerang ke satu titik vital dan memancarkan energy sihir dari sana untuk menghancurkannya. Cara ini terbukti efektif.
Opion master berniat untuk mengatasi Aravesk sementara Rood memulihkan mananya saat tiba-tiba Rood merebut pedang dari Opion master dan menyerang iris Aravesk. Dalam hati Rood merasa ragu. Selagi menyerang Aravesk, dia bertanya dalam hatinya, apa itu hanya kebetulan atau Aravesk mengiranya orang lain, dia bertanya-tanya kenapa demon melindunginya dan itu bukanlah sesuatu yang masuk akal. Tetapi entah kenapa, dia merasa ada yang aneh dengan semua ini.
Di tower, sang pendiri tower memerintahkan Mikel untuk menjalankan rencana sebagaimana mestinya, dia lantas mengatakan “Kebebasanmu selama delapan tahun ini… sudah cukup kan?” selagi memandang layar yang menampilkan Rood.

Black Haze 106

Di tempat yang lumayan nyaman untuk menonton, Lord Artian mengajak lis untuk mengungsi ke tempat aman, tetapi Lis bergeming. Iel menarik lengan baju Lidusis, menyetujui usulan kakaknya. Gadis itu mengatakan bahwa keberadaan mereka bisa jadi hanya akan jadi penghalang bagi para penyihir. Di tengah bujukan itu, tiba-tiba Lord Artian menukas dan menawarkan apa Lidusis ingin menolong teman-temannya.

Mukanya Lord Artian serem bingits ya?
Mukanya Lord Artian serem bingits ya?

Di dekat Aravesk, Shic dan Rood melakukan serangan combo. Keren deh pokoknya Lihat saja di komiknya di mangacow.com.
Lalu setelah berbagai serangan, Rood menyimpulkan bahwa Aravesk menyerap sihir. Shic malah menawarkan apa rood mau coba seberapa banyak sihir yang bisa ditampung Aravesk. Rood dengan cepat menolak.
Di bawah, Van menawarkan kerja sama kepada Rood dan memintanya melakukan sesuatu. Namun belum sempat dia bertanya, ada yang menyerangnya.
Si penyerang itu bertanya dengan kata-kata sinis bahwa orang-orang asosiasi seperti sampah,tak berguna tapi masih ingin memenuhi keinginan mereka. Dan berbagai hinaan lainnya, lihat aja di komik! (sorry lagi males banyak cing cong nih!)
Si penyerang lantas menunjukkan wujud aslinya, yaitu master opion! Dalam kesempatan genting seperti ini pun, dia masih sempat memuji Rood dengan bilang bahwa anaknya sedikit berbeda dari Shic yang hanya punya mana saja. Lantas Opion master member masukan bahwa gerbang itu dibuka dengan cara abnormal, maka harus ditutup dengan cara abnormal juga.
Di langit, tiba-tiba aravesk meneteskan air mata. Rod keheranan, tapi Shic malah menghina dengan bilang bahwa monster itu menangis karena sihir Rood pasti menjijikkan sekali (iris mata itu sempat menelan sihir rood tadi) dia lantas bilang bahwa mata itu sedari tadi memandang Rood seperti ingin membunuhnya. Rood membantahnya dan bilang mata itu menangis karena Shic menyebalkan sekali.

106-0012
Di lain tempat, Ruby kelihatan kaget melihat Aravesk menangis. Dia memanggil Elzeble, tapi yang dipanggil malah sedang muntah. Yang lebih mengejutkan, yang dia muntahkan adalah sosok hitam yang menyebabkan tragedi Ishuella.
Sosok itu lantas berbicara pada Ruby: “Kelihatannya kau berhasil bertahan hidup, Ruby… sang raja yang hanya punya tanduk dari tubuh sebelumnya…”
Di adegan terakhir, Aravesk berhasil menangkat Rood dan dari iris hitam aravesk, keluar iblis lain berbentuk humanoid hitam yang hendak menjangkau Rood.
106-0016

Black Haze 105

Di langit, Rood memadukan kekuatannya dengan serangan Shic, membuat kagum semua orang di bawah. Tapi Rood bilang kekuatan itu masih belum cukup. Belum selesai tahapnya, Shic sudah keluar dari lingkaran teleportasi. Rood menantang Shic untuk menyerangnya dengan serangan yang lebih hebat. Tentu saja Shic menyanggupinya.
Kekuatan mereka berdua beradu di angkasa hingga menelan gerbang tersebut. Rood merasa tinggal sedikit lagi gerbang bisa tertutup, tetapi dari atas kepala Garmode, Rubymonter tersenyum.
Tanpa diduga, dari dalam gerbang, keluar monster berbentuk mata. Dio yang ikut menyaksikannya mengatakan bahwa monster itu adalah demon yang hidup di inti dunia iblis, akar yang bernama Aravesk. Monster yang brutal dan memakan segala sesuatu di sekitarnya. Rood kaget karena monster itu keluar tepat di saat dia merasa sebagian gerbangnya mulai tertutup.
Shic sedang mengingatkan Rood tentang kondisi saat ini yang mirip dengan [Hari itu] (saya rasa yang dia maksud adalah hari pertama dia bertemu rood dan menyaksikan kekuatannya) Di tengah-tengah penjelasan itu, ada sesuatu seperti bola apo ungu menegur Shic.
Bola api: “Shic, kau bisa mendengarku?”
Shic: “Tidak, aku tidak mendengarmu”
(-.-‘) Plisss deh Shic….
Ternyata suara itu suara Van. Dia memberitahu Shic bahwa tower sudah menetapkan keadaan bahaya tingkat dua, tetapi menurut Van kondisi ini jauh lebih berbahaya dari itu. Dia bertanya (yang dicuekin sama Shic) monster mata apa itu dan kenapa monster itu muncul, bukannya gerbang yang membuka semakin lebar. Dia merasa ada yang tidak beres dan meminta shic untuk berhenti menyerang  Black magician, tapi sudah sepanjang itu menjelaskan, shic sama sekali tidak memerhatikan.
Di atas Garmode, Ruby mengatakan bahwa Aravesk adalah iblis yang paling tepat untuk membasmi hama seperti mereka (mereka di sini tuh manusia maksudnya)

105-0007
Aravesk memulai penyerangannya dan mengeluarkan tentakel dari dalam gerbang. Rood bertindak cepat dengan memotong tentakel itu. Kehabisan sabar, rood mengeluarkan senjata mananya dan menodong Shic dengannya. Lantas dia mengancam: “Aku mulai kesal padamu sekarang. Kita sudah tidak punya waktu lagi, bila kau membuatku kesal lebih dari ini, aku akan membunuhmu!”

105-0015
Rood berpikir bagaimana cara menghabisi Aravesk tanpa membuatnya meregenerasi lagi dan lagi saat tiba-tiba Shic menyerangnya lagi. Tapi kali ini Shic tidak menyerang rood. Dia menyerang tentakel Aravesk yang hendak menyerang Rood. Rood memaki Shic (lagi)
Lalu tanpa diduga, Shic kali ini tidak menyerang Rood lagi, tetapi berdiri memunggunginya, melindunginya dari belakang. Pose mereka yang saling back cover itu benar-benar keren! Akhirnya!

Cieee....duo badass!
Cieee….duo badass!

Black Haze 104

Maraton ! Di chapter 104, adegan dibuka dengan kelanjutan adegan di chapter lalu di mana Orphell bertanay pada Rood apa hubungan antara Rood dengan Shic. Rood bertanya dengan bingung pada Orphell kenapa gerbangnya tidak terbuka walaupun telah dierang sihir tingkat tinggi berkali-kali. Orphell menyarankan mungkin sihirnya kurang kuat. Diam-diam, Mikel menjawab dalam hatinya bahwa gerbang ini bukanlah gerbang biasa. Memang benar bila gerbang biasa bisa ditutup dengan cara tersebut, tapi gerbang ini bahkan tak tergores oleh sihir Rood dan Shic. Maka artinya gerbang ini dibuka dengan cara yang sama sekali baru.
Di dalam Helios, lin masih menggandeng dio (Lepas udah lepas!) Dio meminta Lin untuk melepasnya dan mereka pun jatuh terduduk di lantai (untuk Dio, seperti biasa, dia mencium lantai) mereka berdua terlibat debat sedikit. Dio berkata bahwa Lin melakukan hal yang sia-sia. Lin bertanya kenapa dio berubah jadi manusia lagi dan bukannya terbang begitu saja meninggalkan mereka. Dia lantas mengatai dio bodoh.
Dio berkata bahwa ini adalah saat terakhirnya di helios dan mengatai Linlah yang idiot di sini karena dia menyambar dan menarik Dio lari tanpa takut walaupun dio bukan manusia. Dia lantas bertanya bagaimana bila dia berniat menyakiti mereka semua dan bahwa manusia itu makhluk rapuh dan seharusnya Lin memikirkan dirinya sendiri sebelum orang lain.
Lin membentak dio, mengingatkannya bahwa dialah yang menyelamatkan mereka semua. Dio membantah bahwa itu tidak ada artinya. Dia lantas menambahkan bahwa ini adalah kali terakhir. Dio varus yang Lin kenal sudha tidak ada lagi. Dio sudah bertengger di jendela dan mengucapkan selamat tinggal kepada Lin ketika ada setitik biru bersinar di dalam kegelapan.

104-0005
Ternyata itu professor rowell yang melancarkan tendangan maut ke wajah Dio. Naga yang malang. Sudah nendang sembarangan, dengan datarnya professor itu bertanya apa Dio baik-baik saja. (Jelas aja nggak lah, professor!)
Di lain tempat, shic sudah siap menyerang. Orphell akan menghentikan serangan shic sementara rood berniat kembali ke depan pintu yang nyaris terbuka itu dengan meminta scroll teleportasi pada Orphell. Rood meminta Oprhell memindahkannya ke depan pintu atau kalau bisa ke atas pintu itu. Orphell keberatand an ragu. Di luar dugaan, Mikel mengajukan diri untuk membuka, tentu saja dengan seringai aneh di wajahnya.
Rood sampai tepat di depan pintu dan hendak mengeluarkan serangan lebih besar lagi, memanfaatkan mananya yang tinggal sedikit.

Black Haze 103

Yo! Setelah beberapa waktu menghilang akibat hak cipta dan masalah penggajian, akhirnya Yong-yoong kembali! Sekarang Black Haze ada di bawah naungan Fox Toons.
Sorry juga saya baru bisa kembali sekarang setelah banyak hal terjadi pada PC saya dan ini pun harus minjem laptop temen #curhatmodeon Yosh, kita mulai saja review kita kali ini!
Di chapter 103, adegan dibuka dengan Lidusis dan saudaranya, pangeran Artian. Untuk sementara kita panggil dia Lord Artian dulu ya, karena nama asli pemuda satu ini belum disebutkan di komik. Oke, pertemuan mereka disambut dingin oleh Lidusis. Dia masih belum bisa percaya pada kakaknya. (Ya iyalah, siapa yang mau percaya?)
Lord Artian bertanya dengan gaya sok perhatian banget apa Lidusis (dia memanggil adiknya Lis) baik-baik saja dan apa dia terluka. Lis sempat bertanya “kenapa… kau…” tapi tak jelas apa yang sebenarnya ia ingin tanyakan karena ditukas oleh kakaknya. Lord Artian berkata bahwa dia datang ke sana karena khawatir dengan keadaan Lidusis (Yee kali… kalo elo khawatir kenapa Lis elo panggil monster?) Dia bersyukur Lis tidak apa-apa dan bertanya apa Lis dating sendirian. Dia lantas menandaskan bahwa Lis dari dulu senang sendirian. Di saat dingin dan kaku itu, Iel datang sambil membawa orang terluka yang ditemui do chapter sebelumnya. Itu tuh yang dikira Blow itu (untuk lengkapnya, lihat chapter 102 lagi ya) Mereka lantas saling berpandangan dalam bingung.

0002
Di tempat lain, Blow dan Shic masih sulit bekerja sama. Blow meminta Shic menyerangnya lebih kuat lagi. Tapi yang namanya Shic, daripada nyalahin orang lain, dia mah nyalahin Blow dan bilang dialah yang tidak sungguh-sungguh menyerang. Dan aksi saling serang menyerang pun masih berlanjut. Tak jauh dari tempat perkelahian Shic dan Blow, Mikel dan Orphell jadi penonton setia. Orphell khawatir dengan keadaan di atas sana bertanya pada Mikel bukankah mereka seharusnya membantu Black Magician karena beberapa waktu lalu, penyihir itu meminta mereka membantunya. Namun Mikel dengan santainya membalikkan pertanyaan itu dengan kalimat: “Memangnya kau bisa menghentikan mereka itu?”
Rupanya dari tempat yang lebih jauh, Van dan satu anggota association lain sedang menonton pertunjukkan Shic dan Blow. Sepertinya anggota yang baru ini tak mengerti sifat Shic karena dia bertanya dengan ringannya pada Van: “Bukankah selama ini Shic-nim menyelesaikan misi dengan sangat baik? Tidak mungkin dia mengacaukan situasi sekarang ini kan?”
(-.-‘) cape deehhh…
Di permukaan tanah, Dio sedang menonton Rood di atas sana. Diam-diam, penyihir dari Tower berniat meringkusnya. Dio sepertinya tak sadar. Untunglah di saat itu, tiba-tiba Lin menyambar Dio dan menariknya lari (Ecie…. So sweet lagi deh! Jadian aja san! Jadian!)

Kapan sih kalian jadiannya?
Kapan sih kalian jadiannya?

Mereka tak berhenti, walaupun diteriaki oleh para penyihir Tower. Carmille berusaha menghalangi, walaupun gemetaran begitu dan akhirnya bisa ditembus dengan mudah oleh para penyihir Tower. Di saat itu, professor Rowell datang menghalangi para penyihir tower dan bilang bahwa keselamatan murid-murid adalah prioritas utama.
Di luar Helios, Lord Hadelio memerintahkan pengamanan pada Putri Yuti kepada para penyihir asosiasi. Selain itu, dia juga memerintahkan evakuasi penduduk di desa sekitar untuk menghindari konflik. Untuk lengkapnya lihat komiknya aja ya, males nulis nih!
Di langit, sekali lagi Orphell kayaknya kebelet banget mau nolong Rood. Di saat tepat, Rood mendarat di atas lingkaran sihir mereka dan menegur kenapa mereka tak membantunya padahal dia sudah meminta mereka. Eh, saat itu Shic muncul dengan lingkaran sihirnya yang super besar itu dan bertanya pada Rood: “Sampai kapan kau mau lari, Blackie?”
Eh di halaman terakhir, Orphell dengan polosnya nanya: “Sebenarnya hubungan kalian apa sih?”
Rood: “Kami tidak punya hubungan apa-apa!”
0015