Sekali lagi, Yong Yong memberi kita kejutan tidak terduga pascakesembuhan beliau dari sakit yang memaksanya harus beristirahat selama seminggu penuh.
Ya… apalagi kalau bukan tentang Shic kita tersayang. Seperti Rood, pemuda “gila” satu ini punya reaksi yang sulit diduga, membuat kita semua selalu menerka-nerka dalam hati apa yang akan dia lakukan di chapter selanjutnya.
Di chapter sebelum ini, tepat di halaman terakhir, kita melihat ledakan yang diakibatkan energi sihir berwarna merah ruby khas Shic. Saya dan semua penggemar lainnya—kelihatannya begitu—berpikir bahwa mungkin ledakan itu adalah akibat serangan Shic terhadap Rood.
Ternyata itu salah besar.
Shic ternyata menyerang para penyihir tower. Rood hanya bisa tercengang karena mengira serangan itu akan dilancarkan untuknya. Shic lantas menegaskan pada para penyihir tower untuk segera menyingkir dari hadapannya. Penyihir tower mulai mempertanyakan ke mana Shic berpihak dan apakah mereka kawan atau lawan.
Alih-alih memberikan jawaban yang jelas, Shic menandaskan bahwa dia tak butuh teman (“Orang gila!” begitu pikir Rood) Para penyihir tower yang marah menghina Lanoste sang ketua asosiasi bahwa pria itu sama gilanya dengan Shic karena mengirim seorang pemuda yang hanya hobi menghancurkan ke sekolah sihir elit. Sayangnya Shic tidak terpancing. Dia malah menghina para penyihir tower sebagai pengganggu (entah apa arti dari “small fries” itu, sepertinya hinaan yang cukup parah dan merendahkan) dan menyerang. Penyihir tower yang tak terima direndahkan akhirnya ikut menyerang Shic.
Rood yang kesal diabaikan tiba-tiba berlari ke tengah mereka berdua sebelum serangan mereka saling menghantam dan segera menghentikan pertarungan. Tanpa diduga, sedikit belenggu sihir yang mengikat Rood terlepas, menampakkan sedikit kekuatannya yang sedari beberapa chapter yang lalu terbelenggu. Tapi ini belum cukup. Dia masih harus memaksa kekuatannya keluar lebih kuat lagi agar bisa keluar dari belenggu sihir itu sepenuhnya.
Di udara, Mikel tertegun mendengar bahwa black magician dari opion ada di sana. Dengan seringai menakutkan, Mikel berkata dia ingin bertemu black magician dari opion dan menjemputnya secara pribadi lalu menyuruh Orphel untuk mengurus segel agar gerbang bisa ditutup. Hm… apakah dia mengenal Blow kita tercinta? Hanya Yong Yong dan Tuhan yang punya jawabannya.
Di bawah, Rood lantas menantang penyihir tower untuk bertarung juga setelah melihat bahwa pertarungan sepertinya bisa melepaskan belenggu kekuatannya. Tentu saja ini membuat semua orang termasuk Shic bingung. Penyihir tower lantas mempertanyakan pula ke pihak mana Rood berada dan ada apa sebenarnya ini. Shic dengan cepat sadar dan segera tahu bahwa Rood ingin memulai pertarungan dengan serius. Lantas dia bertanya apa Rood ingin bangkit. Rood mengiyakan. Shic menyeringai dan lantas berkata untuk menyingkirkan para pengganggu dan memulai pertarungan yang seru dengan sebuah ledakan besar (dasar gila!). Saat itulah terbentuk lima lingkaran sihir khas Shic yang berbasis ledakan sihir skala besar dengan tingkat kehancuran yang tinggi. Rood yang melihat banyak lingkaran sihir terbuka dalam waktu bersamaan hanya bisa bengong da berkata bahwa itu sangatlah berlebihan (agak geli juga melihat Dio yang dalam wujud naga sampai menutup matanya karena serangan besar-besaran dari Shic. Kenapa dia tutup mata ya? Apa karena silau? Mungkin…)
Di sini kita mengira akan melihat tiga penyihir tower dalam keadaan gosong yang menggelikan. Tetapi rupanya tidak. Mereka aman di dalam pelindung sihir. Dari dalam kobaran energi merah ruby, Rood mengeluh terhadap serangan brutal Shic dan seluruh penyihir pun kaget, kenapa?
Rood telah berubah ke dalam wujud bangkitnya.
Mikel tampak gembira dia tak perlu bersusah payah mencari Rood karena yang ditunggu sudah muncul. Ia lantas menyuruh Oprhel membuat semacam tangga dari lingkaran sihir miliknya.
Sementara itu Rood langsung lari dari tempat pertarungan menuju ke udara di mana gerbang tengah dalam proses terbuka. Tentu saja, Shic mengikutinya. Dia bertanya kenapa Rood lari padahal tadi dia menantang Shic dan bertanya apakah dia mampu membunuhnya. Dengan singkat Rood mengelak dengan mengatakan bahwa itu tadi dan sekarang urusannya sudah beda (Ngeles!!!) Lantas dia menyuruh Shic mengikutinya ke udara, yang tentu saja dijawab serangan dari si penyihir berambut merah itu.
Tangga dari lingkaran sihir membawa Rood tepat ke hadapan Mikel (Di saat Rood, sang tokoh utama yang kita sayangi harus berlutut di depan penyihir nggak jelas, di situ kadang saya merasa sedih) Mikel lantas tersenyum dan bertanya apa dia benar-benar Black Magician.
Namun belum sempat pertanyaan itu selesai, Rood lari melewati Mikel sambil berkata terima kasih sudah melindunginya. Dan saat itu juga serangan Shic menghantam Mikel.
By the way, gambar di pembahasan kali ini lebih banyak tiga kali lipat ya? Mau apa lagi? Chapter ini mengandung banyak sekali adegan keren yang bikin mulut dan hati para fangirl (terutama fansnya Shic) menjerit! Saya nggak termasuk lho… Cuma memberi tahu…
Nama: Diah Sulistiyanti
NPM: 42214964