Hikaru-Prolog Afternotes

 

Hikaru Banner

Maaf tidak bisa menceritakan banyak hal di prolog karena keterbatasan jumlah maksimal halaman. Tapi setidaknya saya berikan sedikit petunjuk. Seluruh chapter di cerita ini adalah draft awal dan belum diedit. Jika aku diberi kesempatan untuk mengedit, aku akan menambahkan tahun kejadian di atas chapter ini.

Ups, atau sudah ada yang menebak di tahun berapa prolog ini terjadi? Ehehe, itu kalau yang sudah bisa membaca alurnya dan sudah membaca chapter selanjutnya yang telah diposting.

Pendeta dan Naga, ini bukan terakhir kalinya kita akan bertemu mereka. Porsi mereka akan banyak sekali di sini nanti. Dan konflik mengenai apa yang terjadi di prolog akan menjadi dasar yang melatari jalannya cerita nanti.

Untuk adegan di prolog, murni adegan itu tidak pernah ditampilkan pada konsep original. Di konsep original, yang ada justru monolog sebagai pembuka. Dan saya tahu, monolog untuk pembuka malah menjadikan novel ini lebih mirip komik daripada novel, jadilah konsep itu saya ubah.

Langit merah di prolog ada alasannya lho.

 

KEPUTUSAN INVESTASI DAN STRUKTUR MODAL

PENGERTIAN INVESTASI

Investasi berarti pengeluaran dana saat ini dengan harapan memperoleh hasil atau keuntungan di masa datang. Dilihat dari dimensi waktu, investasi dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu:

  1. Investasi jangka pendek (satu tahun atau kurang ), yaitu investasi pada aktiva lancar (modal kerja), seperti: kas, piutang, inventori, surat-surat berharga.
  2. Investasi jangka panjang ( lebih dari satu tahun), yaitu investasi pada asset riil, seperti: tanah, bangunan, peralatan kantor, kendaraan , asset riil lainnya, dan invesasti pada asset finansial seperti : investasi pada saham dan obligasi.

Dalam manajemen keuangan, investasi jangka panjang dikaitkan dengan penganggaran modal atau capital budgeting. Pengertian modal atau capital mengacu pada aktiva tetap yang dipergunakan dalam proses produksi atau aktivitas pokok perusahaan. Perusahaan memutuskan untuk melakukan investasi saat ini dengan harapan mendapat keuntungan di masa yang akan datang. Seperti misalnya investasi pada perlengkapan sistem distribusi, bangunan, sarana produksi yang lebih baik, penelitian dan pengembangan produk baru dan aktiva tetap lainnya.

Dengan kembali mengingat tujuan utama perusahaan, yaitu memaksimumkan kemakmuran pemilik (pemegang saham), maka dalam menilai keputusan investasi jangka panjang juga harus mengacu pada tujuan tersebut. Dengan kata lain, keputusan investasi harus dinilai dalam hubungannya dengan kemampuan untuk menghasilkan keuntungan yang sama atau lebih besar dari yang disyaratkan oleh pemilik modal. Dalam capital budgeting diperlukan beberapa informasi berikut:

  1. Alternatif kesempatan investasi
  2. Estimasi aliran kas
  3. Pemilihan investasi atas dasar kiteria penilaian investasi yang ada
  4. Penilaian kembali investasi yang telah dipilih/diputuskan diterima.

 

Secara umum investasi jangka panjang menyangkut salah satu dari klasifikasi berikut: Investasi penggantian aktiva tetap, seperti: gedung, mesin-mesin, kendaraan dan sebagainya. Investasi perluasan (ekspansi) Investasi penambahan produk baru, dapat berupa perluasan atau diversifikasi produk yang sudah ada. Investasi jangka panjang lainnya yang tidak termasuk dalam salah satu dari klasifikasi di atas. Misalnya, investasi pada peralatan pengendalian polusi, investasi untuk keamanan, eksplorasi sumber alam dan sebagainya.

Tugas yang paling penting dalam penganggaran modal adalah estimasi aliran kas. Estimasi atau proyeksi aliran kas melibatkan berbagai variabel, individu, dan berbagai bagian atau departemen dalam perusahaan. Misalnya, proyeksi penjualan dan harga diperoleh dari bagian pemasaran, proyeksi aliran kas keluar yang berkaitan dengan produk baru disediakan oleh bagian produksi, dan proyeksi biaya operasi diperoleh dari bagian akuntansi biaya, produksi, pembelian dan bagian lain yang terkait.

Peran manajer keuangan adalah mengkoordinasikan informasi berbagai departemen dan mengendalikan proses estimasi untuk meyakinkan bahwa bagian atau individu menggunakan metode secara konsisten dan asumsi yang rasional. Mengapa aliran kas yang sangat penting dalam analisis investasi, bukan laba yang dilaporkan menurut catatan akuntansi ? Hal ini disebabkan karena: Laba dalam pengertian akuntansi tidak sama dengan kas masuk bersih.

Para investor dan manajemen lebih tertarik mengetahui aliran kas bersih yang benar-benar akan diterima. Di dalam menaksir atau memproyeksikan aliran kas, di samping akurasi, juga penting diperhatikan masalah relevansi. Untuk estimasi aliran kas yang relevan, diperlukan perhatian atas hal-hal penting berikut ini: Estimasi aliran kas harus atas dasar setelah pajak, karena, yang menjadi hak dan dapat dinikmati oleh pemilik perusahaan adalah aliran kas bersih setelah pajak. Taksirlah aliran kas atas dasar incremental atau selisih. Misalnya, untuk rencana peluncuran produk baru mungkin akan mengakibatkan pengurangan penjualan produk lama.

Dengan demikian perlu diperhatikan penurunan penjualan produk lama karena peluncuran produk baru dalam menaksir aliran kas. Pemisahan aliran kas karena keputusan investasi dan keputusan pendanaan (pembelanjaan). Aliran kas karena keputusan pembelanjaan seperti, pembayaran bunga, angsuran pokok pinjaman, dan pembayaran dividen tidak perlu diperhatikan. Yang dianalisis dalam penilaian investasi adalah profitabilitas investasi.

Aliran kas dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu:

  1. Aliran kas permulaan (initial cash flow)

Untuk dapat menentukan aliran kas permulaan (initial cash flow) atau juga diistilahkan capital outlays, perlu diidentifikasi aliran kas yang berhubungan dengan pengeluaran investasi. Ini berarti harus diketahui berapa besar pengeluaran untuk tanah, pembuatan bangunan dengan perlengkapannya dan sebagainya. Ditambah juga dengan pengeluaran-pengeluaran untuk biaya-biaya pendahuluan dan sebelum operasi, termasuk penyediaan modal kerja. Karena itulah untuk proyek-proyek yang besar, aliran kas permulaan ini tidak hanya terjadi pada awal periode, tetapi bisa beberapa kali; pada tahun 1, tahun 2 dan sebagainya.

  1. Aliran kas operasional (operational cash flow)

Aliran kas operasional (operational cash flow) juga diistilahkan dengan aliran kas masuk bersih atau Proceeds . Estimasi tentang besarnya aliran kas operasional tahunan merupakan titik permulaan untuk penilaian profitabilitas usulan investasi. Kebanyakan cara yang dipergunakan untuk menaksir aliran kas operasional tahunan adalah dengan menyesuaikan taksiran rugi laba yang disusun berdasarkan prinsip-perinsip akuntansi dan menambahkannya dengan biaya-biaya yang sifatnya bukan tunai ( seperti: penyusutan misalnya). Karena itu, dalam praktek cara yang sering dijumpai dalam menaksir aliran kas operasional atau proceeds ini adalah menggunakan rumus : Aliran Kas masuk bersih = laba setelah pajak + penyusutan

Meskipun cara tersebut sering tepat, tetapi ada persyaratan yang harus dipenuhi. Penggunaan cara tersebut cukup tepat apabila pengakuan terhadap penghasilan dan biaya menurut akuntansi tidak banyak berbeda dengan terjadinya penerimaan dan pengeluaran kas.

Kalau antara pengakuan penghasilan dan biaya cukup berbeda, maka penggunaan cara itu akan memberikan hasil yang tidak tepat. Kalaupun bisa menyesuaikan laporan akuntansi menjadi pola aliran kas karena persyaratannya memenuhi, maka yang sering juga menjadi persoalan adalah kalau proyek tersebut dibelanjai dengan (sebagian) pinjaman.

Umumnya kalau proyek tersebut dibelanjai dengan modal sendiri, penaksiran aliran kas operasionalnya tidak menjadi masalah. Masalah sebenarnya timbul karena dicampurkannya keputusan pembelanjaan dengan hasil investasi proyek tersebut.

Kalau biaya bunga dikurangkan terlebih dahulu dalam menghitung aliran kas, dan kemudian dipergunakan biaya modal dalam perhitungan layak tidaknya suatu usulan investasi, maka akan terjadi perhitungan ganda (double accounting). Pertama pada waktu mengurangkan bunga pada laba, kedua pada waktu menggunakan tingkat bunga sebagai biaya modal untuk menilai layak tidaknya suatu investasi. Dalam menaksir aliran kas operasional juga perlu ditentukan periode waktu yang diperkirakan.

Umumnya periode waktu yang dipergunakan dalam menaksir aliran kas operasional ini disesuaikan dengan umur ekonomis investasi tersebut. Umur ekonomis suatu proyek investasi merupakan jangka waktu di mana proyek itu dapat memberikan manfaat ekonomis. Di luar periode tersebut, proyek tidak lagi mempunyai arti ekonomis. Didalam menaksir umur ekonomis inipun terkadang mengalami kesulitan. Salah satu faktor penyebabnya adalah karena perubahan teknologi. Semakin cepat perubahan teknologi, semakin pendek umur ekonomis yang ditaksir dapat dinikmati oleh investasi tersebut.

 

Dalam keputusan investasi hanya ada dua alternatif, menolak atau menerima usulan investasi. Ada beberapa metode dapat digunakan untuk mengevaluasi keputusan investas, yaitu :

  1. Payback method

Metode ini mencoba mengukur seberapa cepat suatu investasi bisa kembali. Karena itu satuan hasilnya adalah waktu (tahun atau bulan). Kalau periode payback suatu usulan investasi lebih pendek dari yang disyaratkan, maka usulan investasi (proyek) dinyatakatan diterima, bila sebaliknya proyek ditolak. Problem utama dalam metode payback adalah sulitnya menentukan periode payback maksimum yang disyaratkan sebagai pembanding. Secara normatif memang tidak ada pedoman yang bisa dipakai untuk menentukan periode payback maksimum. Dalam kenyataannya, yang umum digunakan adalah periode payback dari investasi yang sejenis. Periode payback dapat dihitung dengan menjumlahkan aliran kas tahunan hingga mencapai jumlah sama dengan nilai investasi awal. Jadi dalam jangka waktu kapan investasi bisa kembali.

  1. Net Present Value (NPV)

Metode ini menghitung selisih present value (nilai sekarang) investasi dengan present value kas masuk bersih (proceeds). Untuk menghitung present value tersebut perlu ditentukan terlebih dahulu tingkat bunga yang relevan. Net Present Value (NPV) yang positip menunjukkan bahwa PV proceeds lebih besar dari PV investasi (initial cash flow). Karena itu NPV yang positip berarti investasi yang diharapkan akan meningkatkan kekayaan pemodal atau pemilik. Karenanya investasi dinilai menguntungkan. Dengan demukian decision rule nya adalah: terima suatu usulan investasi yang diharapkan memberikan NPV positip, dan tolak kalau memberikan NPV negatip.

  1. Internal rate of return (IRR)

Internal Rate of Return (IRR) IRR menunjukkan tingkat bunga yang menyamakan PV proceeds dan PV investasi. Decision rule metode ini adalah: terima investasi yang diharapkan memberikan IRR > tingkat bunga yang dipandang layak.

  1. Metode Profitability Index (PI)

Profitability index menunjukkan perbandingan antara PV proceeds dengan PV investasi. Kriteria yang digunakan: terima investasi yang diharapkan memberikan PI>1

 

Perbandingan Metode-metode Penilaian Profitabilitas Investasi Keputusan investasi menyangkut penilaian atas suatu usulan investasi atau pemilihan satu atau beberapa dari alternatif-alternatif usulan yang tersedia. Beberapa metode penilaian investasi telah diuraiakan sebelumnya, yaitu Metode Payback, Net Present Value NPV), Profitability Index (PI) dan Internal Rate of Return IRR).

Pertanyaan yang muncul, metode mana yang lebih baik dan seharusnya digunakan ? Dari metode-metode tersebut, metode payback memiliki kelemahan yaitu diabaikankannya nilai waktu uang (time value of money).

Sebagaimana diketahui bahwa investasi merupakan pengeluaran saat ini dengan pengembalian dalam jangka waktu panjang (lebih dari satu tahun), sehingga nilai waktu uang menjadi sangat penting dalam penilaiannyai. Kelemahan lainnya adalah diabaikannya aliran kas bersih (proceeds) setelah periode payback.

Di samping itu tidak ada dasar konsepsi untuk menentukan payback maksimum yang diperkenankan sebagai pembanding untuk memutuskan apakah suatu usulan diterima atau ditolak. Dengan berbagai kelemahan metode payback, sekarang tinggal 3 pilihan yaitu NPV, PI dan IRR. Yang jelas, ketiga metode ini memiliki kesamaan yaitu, diperhatikannya time value of money dan menggunakan dasar aliran kas.

Pertanyaannya sekarang adalah mana dari ketiga metode tersebut memberikan arah keputusan yang konsisten baik dalam penilaian suatu usulan investasi maupun pemilihan dari beberapa alternatif usulan yang ada.

  1. Perbandingan NPV dan PI

Bila menilai suatu usulan investasi menggunakan metode NPV dan PI hasilnya akan selalu konsisten. Artinya kalau NPV menyimpulkan suatu usulan investasi diterima (menguntungkan), maka PI juga menyimpulkan diterima, demikian sebaliknya. Hal ini nampak jelas dengan mengamati mekanisme kedua metode tersebut. Kalau PV penerimaan-penerimaan kas bersih di masa datang (PV proceeds) lebih besar dari PV investasi maka NPV positip, berarti investasi diterima.

Dengan demikian berarti perbandingan PV proceeds dengan PV investasi (PI) akan lebih besar dari satu. PI lebih besar dari satu berarti investasi diterima. Jadi bila menilai suatu usulan, NPV dan PI memberikan keputusan yang sama. Tetapi bila dihadapkan pada pemilihan salah satu atau beberapa usulan investasi dari berbagai alternatif, hasilnya bisa tidak konsisten.

  1. Perbandingan NPV dan IRR

Kalau metode NPV dan IRR digunakan untuk menilai suatu usulan investasi yang sama, maka hasilnya umumnya akan sama, dalam arti bila NPV menyatakan usulan diterima maka IRR juga menyatakan diterima, demikian pula sebaliknya. Terkecuali, bila suatu usulan memiliki pola aliran kas yang tidak normal, kedua metode tersebut bisa menghasilkan keputusan yang tidak sama.

Dari perbandingan metode-metode penilaian investasi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa metode NPV selalu dapat memberikan keputusan yang lebih tepat, sehingga dalam pengambilan keputusan investasi sebaiknya menggunakan metode NPV.

 

 

PENGERTIAN STRUKTUR MODAL

Menurut J. Fred Weston dan Thomas E Copeland (1996) mengatakan bahwa struktur modal adalah pembiayaan permanen yang terdiri dari utang jangka panjang, saham preferen, dan modal pemegang saham.

Menurut Frank J Fabozzi and Pamela Peterson (2000), capital structure is the combination of debt and equity

used to finance a firm’s projects. The capital structure of a firm is some mix of debt, internally generated equity, and new equity.

Menurut Keown et.al (2000), struktur modal adalah paduan atau kombinasi sumber dana jangka panjang yang digunakan oleh perusahaan.

Menurut Farah Margaretha (2004), struktur modal menggambarkan pembiayaan permanen perusahaan yang terdiri atas utang jangka panjang dan modal sendiri.

Menurut Robert C Higgins (2004), capital structure is the composition of the liabilities side of a company’s balance sheet, the mix of funding sources a company uses to finance its operations.

Menurut Handono Mardiyanto (2009), struktur modal didefinisikan sebagai komposisi dan proposi utang jangka panjang dan ekuitas (saham preferen dan saham biasa) yang ditetapkan perusahaan.

Menurut Ahmad Rodoni dan Herni Ali (2010), struktur modal adalah proposi dalam menentukan pemenuhan kebutuhan belanja perusahaan dimana dana yang diperoleh menggunakan kombinasi atau paduan sumber yang berasal dari dana jangka panjang yang terdiri dari dua sumber utama yakni yang berasal dari dalam dan luar perusahaan.

Menurut Husnan Suad (2004) struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara modal asing dengan modal sendiri.

Menurut Sabar Warsini (2003) struktur modal merupakan sumber pendanaan jangka panjang terdiri dari obligasi dan saham.

Struktur modal merupakan proporsi atau perbandingan dalam menentukan pemenuhan kebutuhan belanja perusahaan, apakah dengan cara menggunakan utang, ekuitas, atau dengan menerbitkan saham (Birgham dan Gapensi : 1996) dalam penelitian Tinjung Desy Nursanti (2004).

Menurut Bambang Riyanto (2001) dalam penelitian Hasa Nurrohim (2008), struktur modal adalah pembelanjaan permanen yang mencerminkan pertimbangan atau perbandingan antara utang jangka panjang dengan modal sendiri.

Struktur modal menunjukkan proposi atas penggunaan hutang untuk membiayai investasinya, sehingga dengan mengetahui struktur modal, investor dapat mengetahui keseimbangan antara risiko dan tingkat pengembalian investasinya.

Jadi, berdasarkan beberapa referensi tersebut penulis dapat menyimpulkan bahwa struktur modal adalah proposi dalam menentukan pemenuhan kebutuhan belanja perusahaan dengan sumber pendanaan jangka panjang yang berasal dari dana internal dan dana eksternal, dengan demikian struktur modal adalah struktur keuangan dikurangi utang jangka pendek. Sedangkan pengertian struktur keuangan menurut Farah Margaretha (2004) menggambarkan susunan keseluruhan sisi kredit neraca yang terdiri atas utang jangka pendek, utang jangka panjang, dan modal sendiri.

Utang jangka pendek tidak diperhitungkan dalam struktur modal karena utang jenis ini umumnya bersifat spontan (berubah sesuai dengan perubahan tingkat penjualan) sementara itu utang jangka panjang bersifat tetap selama jangka waktu yang relatif panjang (lebih dari satu tahun) sehingga keberadaannya perlu lebih dipikirkan oleh para manajer keuangan. Itulah alasan utama mengapa struktur modal hanya terdiri dari utang jangka panjang dan ekuitas. Karena alasan itu pulalah biaya modal hanya mempertimbangkan sumber dana jangka panjang (Handono Mardiyanto, 2009).

Kebutuhan dana yang berasal dari dalam atau sering disebut modal sendiri adalah modal yang berasal dari perusahaan itu sendiri seperti cadangan laba yang berasal dari pemilik seperti modal saham. Modal inilah yang menjadi tanggungan terhadap keseluruhan resiko perusahaan dan dijadikan jaminan bagi kreditor. Sedangkan dana yang berasal dari luar adalah modal yang berasal dari kreditur (panyandang dana), modal inilah yang merupakan utang bagi perusahaan yang bersangkutan (Bambang Riyanto, 1980).

Tujuan dari manajemen struktur modal atau capital structure management adalah menggabungkan sumber – sumber dana yang digunakan perusahaan untuk membiayai operasi. Dengan kata lain, tujuan ini dapat dilihat sebagai pencarian gabungan dana yang akan meminimumkan biaya modal dan dapat memaksimalkan harga saham. Struktur modal yang demikian, dapat kita sebut sebagai struktur modal yang optimal (Ahmad Rodoni dan Herni Ali, 2010).

Konsep penting manajemen modal adalah masalah sumber dana dan penggunaan dana. Dana dapat dipenuhi dari sumber intern ataupun sumber ekstern perusahaan. Dana tersebut dialokasikan untuk membelanjai aktiva perusahaan. Pada hakekatnya, pemenuhan dan pengalokasian dana menyangkut masalah keseimbangan finansial dalam perusahaan, yaitu mengadakan keseimbangan finansial antara aktiva dengan pasiva tersebut dengan sebaik – baiknya. Keseimbangan finansial dapai dicapai, apabila perusahaan tersebut selama menjalankan fungsinya tidak menghadapi gangguan – gangguan finansial yang disebabkan tidak adanya keseimbangan antara jumlah modal yang tersedia dengan modal yang dibutuhkan.

Menurut Bambang Riyanto (2001) di dalam penelitian Elyana Noor Andriyanti (2007) ada dua pedoman structure financial yaitu pedoman structure financial vertical dan pedoman structure financial horizontal. Pedoman structure financial vertical memberikan batas rasio yang harus dipertahankan oleh suatu perusahaan mengenai besarnya modal pinjaman atau  hutang dengan besarnya jumlah modal sendiri. Berdasarkan anggapan bahwa pembelanjaan yang sehat itu awalnya harus dibangun atas dasar modal sendiri, maka pedoman structure financial tersebut menetapkan bahwa besarnya jumlah modal pinjaman atau hutang dalam suatu perusahaan dalam keadaan bagaimanapun tidak boleh melebihi besarnya jumlah modal sendiri. Dengan demikian angka perbandingan antara jumlah hutang dengan jumlah modal sendiri tidak boleh lebih dari 100%. Adapun structure financial horizontal memberikan batas rasio antara besarnya jumlah modal sendiri dengan besarnya jumlah aktiva tetap ditambah persediaan bersih. Hal tersebut didasarkan pada pertimbangan bahwa dana yang terkait dalam aktiva tetap ditambah persediaan bersih akan tetap tertanam di dalam  perusahaan, sehingga sifat kebutuhan dananya adalah permanen. Sumber dana yang permanen atau sumber dana yang akan tetap tertanam dalam perusahaan adalah modal sendir

***

Tulisan ini saya posting untuk memenuhi standar kelulusan mata kuliah soft skill. Saya yang menulis tulisan ini:

Nama: Diah sulistiyanti

NPM: 42214964

Kelas: 3DA02

Mata Kuliah: Analisis Laporan Keuangan

Dosen Pengampu: Wigiyanti

***

Sumber:

http://ekonomister.blogspot.co.id/2010/10/keputusan-investasi.html

http://ekonomi.kabo.biz/2011/02/pengertian-struktur-modal.html

 

BIAYA MODAL: PENGERTIAN, CONTOH KASUS, DAN SOLUSI

BIAYA MODAL

Pengertian Biaya Modal

Biaya modal (Cost of Capital) adalah biaya riil yang harus dikeluarkan oleh perusahaan untuk memperoleh dana baik yg berasal dari hutang, saham preferen, saham biasa, dan laba ditahan untuk mendanai suatu investasi atau operasi perusahaan.

Penentuan besarnya biaya modal ini dimaksudkan untuk mengetahui berapa besarnya biaya riil yang harus dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh dana yang diperlukan.

 

Cost of Retained Earning

Biaya modal yg terjadi jika laba ditahan (LD) digunakan untuk reinvestasi di perusahaan yng bersangkutan, biaya tersebut sebesar tingkat keuntungan investasi (rate of return) yang diisyaratkan diterima oleh para investor.

Jika  ”LD”  diinvestasikan pada perusahaan lain akan memproleh keuntungan yang besarnya sama dg keuntungan jika perusahaan reinvestasi sendiri ”LD” tsb.

  • Biaya modal dihitung berdasarkan biaya untuk masing-masing sumber dana (biaya modal individual).
  • Namun, jika perusahaan menggunakan beberapa sumber modal maka biaya modal yang dihitung adalah biaya modal rata-rata tertimbang dari seluruh modal yang digunakan.
  • Biaya modal rata-rata tertimbang ini disebut dengan ”weight average cost of capital” (WACC).
  • Konsep biaya modal erat kaitannya dg konsep tingkat keuntungan yg disyaratkan (required rate of return) yg dapat dilihat dari 2 sisi yaitu investor & perusahaan.
  • Tinggi rendahnya required rate
  • Sisi investor, of return mrp tingkat keuntungan (rate of return) yg mencerminkan tingkat risiko dari aktiva yang dimiliki.
  • Sisi perusahaan yg menggunakan dana (modal), besarnya required rate of return merupakan biaya modal (cost of capital) yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan modal tersebut.

 

Fungsi Biaya Modal

  1. Terkait dengan pajak yang dikenakan pada perusahaan.

Biaya modal yang dikenakan pada modal pinjaman berbeda dengan biaya modal dari modal sendiri. Konsep perhitungan biaya modal didasarkan pada perhitungan :

  1. Sebelum pajak (before tax basis)

Perlu disesuaikan dulu dengan pajak sebelum dilakukan peritungan biaya modal rata-ratanya seperti obligasi.

  1. setelah pajak (after tax basis)
  2. Sebagai Discount Rate

Untuk menentukan diterima atau ditolaknya suatu usulan investasi yaitu dengan membandingkan tingkat keuntungan (rate of return) dari usulan investasi tersebut dengan biaya modalnya.

Biaya modal di sini adalah biaya modal yang menyeluruh (overall cost of capital).

Misalnya jika kita menggunakan metode Net Present Value atau Profitability Index untuk menentukan diterima atau ditolaknya suatu usulan investai, maka biaya modal berfungsi sebagai “discount rate” yang digunakan untuk menghitung nilai sekarang dari proceeds dan pengeluaran investasi.

 

Jenis Biaya Modal

  1. Biaya Modal Individual
  2. Biaya Modal Hutang Jangka Pendek

Hutang jangka pendek (hutang lancar) mirip hutang yang jangka waktu pengembaliannya kurang dari 1 tahun, yang terdiri dari hutang perniagaan (trade account payable), hutang wesel & kredit jangka pendek dari bank.

  1. Biaya Modal Hutang JK Panjang

Pada dasarnya biaya penggunaan hutang jangka panjang (cost of debt) yang biasanya berasal dari obligasi (cost of bond).

  1. Biaya Modal Saham Preferen (cost of preferred stock)

Adalah biaya riil yang harus dibayar jika perusahaan menggunakan dana dengan menjual saham preferen. CPS diperhitungkan sebesar tingkat keuntungan yang disyaratkan (required rate of return) oleh investor pemegang saham preferen. Artinya tingkat keuntungan yang diharapkan oleh investor merupakan biaya yang harus ditanggung emiten. Biaya modal saham preferen mempunyai sifat campuran antara hutang dan saham biasa.

  • Mempunyai sifat hutang, karena saham preferen mengandung kewajiban tetap untuk memberikan pembayaran dividen secara periodik.
  • Memiliki sifat seperti saham biasa karena saham preferen mrp bukti kepemilikan perusahaan yg mengeluarkan saham preferen tersebut.

Demikian pula ketika perusahaan terpaksa dilikuidasi, maka perusahaan pemegang saham preferen mempunyai hak sebelum pemegang saham biasa. Pembayaran dividen saham preferen dilakukan setelah pendapatan dikurangi pajak, sehingga biaya modal saham preferen tidak perlu lagi disesuaikan atau dikurangi dg pajak.

  1. Biaya Modal Saham Biasa dan Laba Ditahan atau Biaya Modal Sendiri (equitas)

Merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan yang memperoleh dana dengan menjual saham biasa atau menggunakan laba ditahan untuk investasi. Peruasahaan dapat membagikan laba setelah pajak yang diperoleh sebagai dividen atau menahannya dalam bentuk laba ditahan. Laba ditahan yang digunakan untuk investasi kembali tersebut perlu diperhitungkan biaya modalnya.

 

Untuk menghitung biaya ekuitas digunakan dua model pendekatan yaitu :

  1. Model Diskonto Dividen (Dividend Discount Model)

Menjelaskan biaya ekuitas mirip diskonto yang menyeimbangkan nilai sekarang dari keseluruhan dividen per lembar saham yang diharapkan di masa akan datang, sehingga biaya modal mirip faktor diskonto dari dividen yang ada.

  1. Pendekatan CAPM (Capital Asset Pricing Model)

Model CAPM mirip model penetapan biaya modal dengan menganalisis tingkat return saham yang terjadi. Besarnya tingkat return saham yang diharapkan oleh investor ini merupakan biaya modal yang harus dikeluarkan oleh emiten.

 

Model CAPM ini dipengaruhi oleh 3 faktor yaitu:

  1. Besarnya beta bunga bebas risiko
  2. Risiko sistematis yg ditunjukkan oleh koefisien beta
  3. Premium risiko pasar yang ditunjukkan oleh selisih antara return pasar dengan return saham

 

  1. Biaya Modal Keseluruhan

Biaya modal keseluruhan adalah biaya modal yg memperhitungkan seluruh biaya atas modal yang digunakan oleh perusahaan. Konsep biaya modal  perusahaan secara keseluruhan (overall cost of capital) bermanfaat dalam penilaian usulan investasi jangka panjang. Misalnya, dalam menentukan proyek investasi yang  harus diambil dapat ditentukan dengan membandingkan besarnya biaya modal yang harus dikeluarkan (cost of capital) dengan tingkat keuntungan yang diproleh dimasa datang. Untuk menetapkan biaya modal dari perusahaan secara keseluruhan perlu dihitung biaya modal rata-rata tertimbangnya (weighted average cost of capital atau WACC). Sebagai unsur penimbangnya adalah proporsi dana bagi setiap jenis atau sumber modal yang digunakan dalam investasi  proyek tersebut.

Faktor yang mempengaruhi WACC

  1. Kondisi pasar.
  2. Struktur Modal perusahaan dan dividend policy.
  3. Kebijakan Investasi. Perusahaan dengan proyek yang lebih berisiko umumnya memiliki WACC yang lebih tinggi.


Pentingnya Biaya Modal

Kebutuhan dana investasi suatu perusahaan dapat dipenuhi dari hasil operasional perusahaan , modal sendiri ( dana dari pemilik) atau melalui penarikan pinjaman dari pihak lain /hutang.  Dalam suatu investasi, biaya yang timbul akibat penarikan pinjaman merupakan biaya modal dan perlu diperhitungkan dalam keputusan investasi.

Biaya Modal  ( Cost Of Capital)  merupakan semua biaya yang secara riil dikeluarkan oleh perusahaan dalam rangka mendapatkan sumber dana.

 

Biaya Modal = Biaya Riil X 100%
Penerimaan Kas Bersih

 

Biaya Modal Saham Biasa

Saham biasa merupakan surat bukti kepemilikan perusahaan yang tidak mempunyai ak-hak istimewa seperti Saham Preferen.  Deviden Saham biasa akan dibayarkan apabila perusahaan memperoleh Laba, akan tetapi jika perusahaan rugi, maka deviden tidak dibagikan.  Oleh karena, deviden dibayarkan jika perusahaan  memperoleh laba maka diharapkan ada pertumbuhan deviden dari tahun ke tahun .  Hal tersebut berarti terdapat harapan peningkatan laba dari tahun ke tahun.

 

 

 

 

 

CONTOH KASUS

PT Kedaton dalam membiayai investasinya menggunakan kombinasi beberapa sumber dana sekaligus, yaitu:

Sumber Total Dana Cost of Capital
Obligasi…………………… 40.000.000,-; 14,7% *)
Saham Preferen…………… 30.000.000,-; 18%
Saham Biasa………………. 90.000.000,-; 16%

*) setelah penyesuaian pajak.

Biaya Rata- rata Tertimbang Dihitung , sebagai berikut:

 

Sumber Total Dana Komposisi Cost Rata-rata
Obligasi……………… 40.000.000,-; 25% 14,7% *) 3,675%
Saham Preferen……… 30.000.000,-; 18,75% 18% 3,375%
Saham Biasa………… 90.000.000,-; 56,25% 16% 9,000%
Total 160.000.000,- 100% 16,05%

 

Biaya Modal Rata – rata Tertimbang atau Weighted Average Cost Of Capital (WACC)  diperoleh sebesar  16,05%. Angka tersebut merupakan pedoman atau tolok ukur (cut of rate) perusahaan dalam mengambil keputusan suatu Investasi, diterima atau ditolak.

Contoh:

  1. Resort merencanakan melakukan investasi dengan kebutuhan dana kurang lebih sebesar Rp.85.000.000,-, sumber dana dipenuhi dengan kombinasi  menerbitkan Obligasi dan Saham (modal sendiri), sebagai berikut:
  1. Obligasi, sejumlah 1000 lembar dengan nominal Rp.20.000,-/lembar; harga jual Rp.19.000,-  ;  biaya bunga 20%/tahun; jangka waktu 5 tahun ; pajak penghasilan 10%.
  2. Saham Preferen;1.000 lembar  dengan nominal Rp.25.000,-/lembar; harga jual Rp.24.000,-/lembar; biaya emisi Rp.100,-/lembar; Deviden sebesar 15%.
  3. Saham Biasa; 4.000 lembar dengan nominal Rp.10.000,-/lembar; harga jual Rp.9.500,-/lembar; biaya emisi Rp.50,-/lembar; Deviden diperkirakan Rp..1000,-/lembar ; Tingkat pertumbuhan  4%.

Hitung:

  1. Biaya Modal Individual
  2. Biaya Modal Rata- rata Tertimbang

 

PENYELESAIAN

  1. Biaya Modal Individual
    1.  Cost of Debt
Kd = I  + N – Nb X 100%
N
N + N b
2

 

 Kd = (20% x 20.000.000) + 20.000.000 – 19.000.000 X 100% = 21,53%
5
20.000.000 + 19.000.000
2

 

Kd –tx  = 21,53 %  (1 – 0,1 )

=  21,53 % – 2,15     =  19,38%

 

  1. Cost Of Preffered Stock
Kp = D X 100%
Pn

 

 

Kp = (25.000.000,- x 15%) X 100% = 15,69%
( 24.000.000,-   –  100.000,-)

 

 

 

 

    1. Cost Common Stock
Kc = D X 100% + g
Pn

 

 

Kc = ( 4.000.000,- X 100% )+ 4% = 14,58 %
(38.000.000  –  200.000)

 

 

 

  1. Biaya Rata- rata Tertimbang (WACC)
Sumber Total Dana Komposisi Cost Rata-rata
Obligasi……………… 20.000.000,-; 23,53% 19,38 % *) 4,56%
Saham Preferen……… 25.000.000,-; 29,41% 15,69 % 4,61%
Saham Biasa………… 40.000.000,-; 47,06% 14,58 % 6,86%
Total 85.000.000,- 100% 16,03%

 

Biaya rata- rata tertimbang (WACC) sebesar 16,03%.

 

SOLUSI

Biaya modal yang diperhitungkan digunakan oleh manajemen sebagai Cut Of Rate atau sebagai pembatas/pedoman menentukan Rate Of Return atau tingkat pengembalian investasi yang diharapkan, dalam suatu pengambilan keputusan investasi. Dari contoh kasus di atas, dapat dilihat, tingkat pengembalian investasi berada di bawah lima puluh persen. Dengan tingkat pengembalian investasi seperti ini, kebanyakan manajemen akan mengambil keputusan untuk menolak investasi yang diajukan.

***

Tulisan ini diposting untuk memenuhi standar kelulusan mata kuliah soft skill. Saya yang menyusun tulisan ini:

Nama: Diah Sulistiyanti

NPM: 42214964

Kelas: 3DA02

Mata Kuliah: Analisis Laporan Keuangan

Dosen Pengampu: Wigiyanti

 

Sumber:

https://infomanajerna.blogspot.co.id/2012/12/biaya-modal-1.html

http://budiampta.blogspot.co.id/2012/12/biaya-modal.html

 

Tulisan: Contoh Kasus BEP dan Penyelesaiannya

Contoh Kasus Break Even Poin

  1. Lilianto Ichsan membuat dan menjual  dua jenis produk yaitu Kosimil dan Lusimol. Total biaya tetap untuk kedua jenis produk tersebut Rp. 60.000,00. Harga  jual, biaya  variabel, dan laba kontribusi per unit serta rasio masing-masing produk adalah :
Produk Kosimil Presentasi Produk Lusimol Presentasi
Harga Jual Rp12.00 100% Rp.8.00 100%
Biaya Variabel Rp6.00 50% Rp6.00 75%
Laba Kontribusi Rp6.00 50% Rp2.00 Rp25%
  1. Jika komposisi penjualan produk K dan L dalam unit masing-masing

1 : 1 atau  dalam  rupiah 3 : 2, hitunglah penjualan  pada titik

impas dengan teknik :

  1. Rasio LK rata-rata
  2. LK rata-rata per unit
  3. Jika total penjualan yang direncanakan untuk kedua jenis produk

tersebut  sebesar 20.000 unit, dan  komposisi penjualan produk K

dan  L  dalam unit masing-masing 1 : 1 atau  dalam  rupiah 3 : 2,

hitunglah besarnya laba yang direncanakan

Penyelesaian :

  1. Menghitung penjualan pada titik impas dengan komposisi produk K

dan L dalam unit 1 : 1 atau dalam rupiah 3 : 2.

  1. Teknik CM ratio rata-rata

BEP (Rp) = (a + i) / Rasio Laba  Kontr. Rata-rata

(Rp. 60.000 + 0

=  ————————–    = Rp. 150.000,00

(50% X 3) + (25% X 2)

————————–

3 + 2

Titik impas tercapai pada penjualan sebesar Rp. 150.000,00. Produk

K dan produk L dengan komposisi 3 : 2, maka produk K sebesar = 3/5

(Rp. 150.000) = Rp. 90.000,00  dan  produk  L  sebanyak  Rp. = 2/5

(Rp. 150.000) = Rp. 60.000,00.

  1. Teknik Laba Kontribusi Rata-rata per unit

a + i

BEP (Unit)     =          ——————————–

Laba  Kontr. Rata-rata per unit

Rp. 60.000 + 0

=  ——————————-

(Rp. 6,00 X 1) + (Rp. 2,00 X 1)

——————————–

1      +          1

Rp. 60.000

= ——————–        =  15.000 unit

4

Titik impas tercapai pada penjualan sebanyak 15.000 unit, produk

K dan produk L  dengan  komposisi 1 : 1, maka  penjualan  produk

K  =  1/2 (15.000 ) = 7.500 unit, dan  produk L = 1/2 (15.000) =

7.500 unit.

Bukti :

  Produk K   Produk L   Total  
  7500 unit   7500 unit   15.000 unit  
  Jumlah % Jumlah % Jumlah %
Penjualan Rp90.000 100 Rp60.000 100 Rp150.000 100
Biaya Variabel Rp45.000 50 Rp45.000 75 Rp90.000 60
Laba Kontribusi 45.000 50 15.000 25 60.000 40
Biaya Tetap 60.000
Laba Bersih 0
  1. Jika total penjualan 20.000 unit  dengan  komposisi penjualan

produk k dan L masing-masing dalam unit 1 : 1 atau dalam rupiah

3 : 2, maka besarnya laba adalah :

  Produk K   Produk L   Total  
  10.000 unit   `10.000 unit   20.000 unit  
  Jumlah % Jumlah % Jumlah %
Penjualan Rp120.000 100 Rp80.000 100 Rp200.000 100
Biaya Variabel Rp60.000 50 Rp60.000 75 Rp120.000 60
Laba Kontribusi 60.000 50 20.000 25 80.000 40
Biaya Tetap 60.000
Laba Bersih 20.000

Kesimpulan :

Dampak Perubahan Komposisi Penjualan terhadap hubungan CPV Perusahaan  yang  menjual  lebih dari satu macam produk seringkali mempunyai kesempatan untuk  menaikkan laba kontribusi dan menurunkan titik impas dengan cara memperbaiki komposisi penjualan, yaitu menaikkan proporsi penjualan  produk  yang menghasilkan rasio laba kontribusi (contribution margin ratio) yang tinggi.

Analisis Laporan Sumber dan Penggunaan Dana

ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN KAS

Laporan keuangan yang dihasilkan oleh perusahaan dari periode ke periode atau dari tahun ke tahun dapat dimanfaatkan untuk mengetahui atau mendeteksi aliran dana yaitu dari mana sumber dana itu berasal atau dihasilkan dan untuk apa serta bagaimana dana tersebut digunakan atau dibelanjakan. Kita dapat mengetahui atau mendeteksi aliran dana tersebut dengan cara membandingkan laporan keuangan dari dua tahun yang berurutan. Maka dapat kita simpulkan bahwa suatu cara analisis yang digunakan untuk mempelajari bagaimana suatu perusahaan melaksanakan kebijakan-kebijakan dalam rangka memperoleh dana dan menggunakan dana tersebut sering disebut sebagai Analisis Sumber dan Penggunaan Dana.

 

TUJUAN LAPORAN SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA

Tujuan laporan perubahan modal kerja adalah memberikan ringkasan transaksi keuangan yang terjadi selama satu periode dengan menunjukan sumber dan penggunaan modal kerja dalam periode tersebut. Laporan perubahan modal kerja akan memberikan gambaran tentang bagaimana management mengelolah perputaran atau sirkulasi modalnya.

 

KONSEP MODAL KERJA

Menurut Munawir S (1995 : 114), ada tiga konsep atau definisi modal kerja yang umum dipergunakan),yaitu:

  1. Konsep kuantitatif

Konsep ini Menitik beratkan kepada kuantum yang diperlukan untuk mencukupi kebutuhan perusahaan dalam membiayai operasinya yang bersifat rutin atau menunjukkan jumlah dana yang tersedia untuk tujuan operasi jangka pendek. Dalam konsep ini menganggap bahwa modal kerja adalah jumlah aktiva lancar. Konsep ini tidak mementingkan kualitas dari modal kerja, apakah modal kerja dibiayai para pemilik, hutang jangka pendek, sehingga dengan modal kerja yang besar tidak apat mencerminkan tingkat keamanan para kreditur jangka pendek yang besar juga. Bahkan menurut konsep ini dengan adanya modal kerja yang besar tidak menjamin kelangsungan operasi yang akan datang, serta tidak mencerminkan likuiditas perusahaan yang bersangkutan.

2 .Konsep Kualitatif

 

Konsep ini menitik beratkan pada kualitas modal kerja, pengertian modal kerja dalam konsep ini adalah kelebihan aktiva lancar terhadap hutang lancar. Definisi ini bersifat kualitatif karena menunjukkan tersedianya aktiva lancar yang lebih besar dari hutang lancar dan menunjukkan pula tingkat keamanan bagi para kreditur jangka pendek, serta menjamin kelangsungan operasi dimasa mendatang dan kemampuan perusahaan untuk memperoleh tambahan pinjaman jangka pendek dengan jaminan lainnya. 3.Konsep Fungsional Konsep ini menitik beratkan pada fungsi dana yang dimiliki dalam rangka menghasilkan pendapatan (laba) dari usaha pokok perusahaan. Pada dasarnya dana yang dimiliki oleh perusahaan sepenuhnya akan digunakan untuk menghasilkan laba, ada sebagian dana yang akan digunakan untuk memperoleh atau menghasilkan laba dimasa yang akan datang. Misalnya bangunan, pabrik, alat-alat kantor dan aktiva tetap lainnya. Ada 2 konsep utama modal kerja menurut James C. Van Horn dan John M. Wachowicz, Jr. (1997 : 214) yaitu : 1.Modal Kerja Bersih, yaitu perbedaan jumlah aktiva lancar dengan kewajiban lancar. Konsep ini merupakan ukuran sejauh mana perusahaan dilindungi dari masalah likuiditas. 2.Modal Kerja Kotor, yaitu Investasi perusahaan dalam aktiva lancar (seperti kas, sekuritas, piutang, dan persediaan).

 

  1. Konsep Fungsional

Konsep ini menitik beratkan fungsi dari dana yang dimiliki dalam rangka menghasilkan pendapatan (laba) dari usaha pokok perusahaan, pada dasarnya dana-dana yang dimiliki oleh perusahaan seluruhnya akan digunakan untuk menghasilkan laba periode ini (current income), ada sebagian dana yang akan digunakan untuk memperoleh atau menghasilkan laba di masa yang akan datang. Misalnya : Bangunan, mesin-mesin, pabrik, alat-alat kantor dan aktiva tetap lainnya.

 

Dalam aplikasinya, definisi dana dibagi atas dua pengertian, yaitu:

  1. DANA DALAM ARTI KAS

Dana yang akan dianalisis nantinya bisa dalam pengertian kas, artinya setiap ada perubahan elemen-elemen yang ada pada laporan keuangan akan menambah atau mengurangi kas. Oleh karena itu, laporannya disebut sebagai Laporan Sumber dan Penggunaan Kas. Laporan sumber dan penggunaan kas ini disusun untuk menunjukkan perubahan kas selama satu periode dan memberkan alasan mengenai perubahan kas tersebut dengan menunjukkan dari mana sumber-sumber kas dan pengunaan-penggunaannya.

Sumber-sumber modal kerja, antara lain :

  • Berkurangnya aktiva tetap
  • Bertambahnya hutang jangka panjang
  • Bertambahnya modal
  • Keuntungan dan operasi perusahaan

 

  1. DANA DALAM ARTI MODAL KERJA

Dalam kenyataannya selain membuat laporan sumber dan penggunaan dana atas dasar kas, perusahaan juga membuat laporan sumber dan penggunaan dana atas dasar modal kerja (statements of sources and uses of working capital).

Modal kerja dapat diartikan beberapa Modal kerja adalah kelebihan aktiva lancar diatas hutang lancer. Dalam laporan sumber dan penggunaan modal kerja tidak dicantumkan penggunaan dana yang berasal dari modal sendiri karena tidak akan mengakibatkan perubahan modal kerja (netto).

Sumber-sumber Modal kerja

  • Penggunaan modal kerja
  • Bertambahnya aktiva tetap
  • Berkurangnya hutang jangka panjang
  • Berkurangnya modal
  • Pembayaran cash deviden
  • Adanya kerugian dalam operasi perusahaan

 

SIFAT LAPORAN SUMBER DAN PENGGUNAN KAS

Sifat laporan perubahan modal kerja adalah memberikan ringkasan transaksi keuangan selama satu periode dengan menunjukan sumber dan penggunaan modal kerja dalam periode tersebut, modal kerja meliputi seluruh aktiva lancar atau aktiva lancar dikurangi utang lancar. Dengan demikian, yang di laporkan adalah perubahan aktiva lancar dan utang lancar serta sebab-sebab perubahan tersebut atau sumber dan penggunaannya. Tekanan yang di berikan dalam laporan ini adalah perubahan modal kerja atau aktiva lancar dan utang lancar secara keseluruhan dan tidak akan menunjukan jumlah uang yang telah diterima atau dikeluarkan selama periode tersebut.

Laporan sumber dan penggunaan kas akan dapat di gunakan sebagai dasar dalam menaksir kebutuhan kas di masa mendatang dan kemungkinan sumber-sumber yang ada, atau dapat di gunakan sebagai dasar perencanaan dan peramalan kebutuhan kas atau cash flow di masa yang akan datang. Sedangkan bagi para kreditor atau bank dengan laporan sumber dan penggunaan kas akan dapat menilai kemampuan perusahaan dalam membayar bunga atau mengembalikan pinjamannya.

 

PENGGUNAAN KAS

Adapun penggunaan atau pengeluaran kas dapat di sebabkan oleh adanya transaki-transaksi sebagai berikut.

  1. Pembelian saham atau obligasi sebagai investasi jangka pendek maupun jangka panjang serta pembelian aktiva tetap lainnya.
  2. Penarikan kembali saham yang beredar maupun adanya pengembalian kas perusahaan oleh pemilik perusahaan.
  3. Pelunasan pembayaran angsuran utang jangka pendek maupun utang jangka panjang.
  4. Pembelian barang secara tunai, adanya pembayaran biaya opersi yang meliputi upah dan gaji, pembelian supplies kantor, pembayaran sewa, bunga, premi asuransi, advertensi, dan adanya persekot-persekot biaya maupun persekot pembelian.
  5. Pengeluaran kas untuk pembayaran dividen (bentuk pembagian laba lainnya secara tunai), pembayaran pajak, denda-denda, dan sebagainya.
  6. Adanya kerugian dalam operasi perusahaan. Terjadinya kerugian dalam operasi perusahaan dalam mengakibatkan berkurangnya kas atau menimbulkan utang yaitu bila diperlukan dana untuk menutup kerugian tersebut. Timbulnya utang sebenarnya merupakan sumber dana tetapi dana ini digunakan untuk menutup kerugian tersebut.

 

LAPORAN SUMBER DAN PENGGUNAAN KAS

Penyusunan laporan perubahan kas atau laporan sumber dan penggunaan kas dapat dilakukan dengan meringkas jurnal penerimaan kas dan jurnal pengeluaran kas. Cara ini memakan waktu yang lama karena harus menggolongkan setiap transaksi kas menurut sumber masing-masing serta tujuannya, dan cara ini hanya dapat dilakukan oleh internal analisis yang memungkinkan memperoleh datanya dengan lengkap dan masih murni. Bagi eksternal analisis, menyusun laporan sumber dan penggunaan kas dapat dilakukan dengan menganalisis perubahan yang terjadi dalam laporan keuangan yang diperbandingkan antara dua waktu atau akhir periode serta informasi-informasi lain yang mendukung terjadinya perubahan tersebut. Dalam menganalisis perubahan yang terjadi harus diperhatikan kemungkinan adanya perubahan atau transaksi yang tidak mempengaruhi kas (noncash transaction).

Transaksi-transaksi yang tidak mempengaruhi uang kas antara lain sebagai berikut:

  1. Adanya pengakuan atau pembebanan depresiasi, amortisasi dan deplesi terhadap aktiva tetap, intangible asset, dan wasting assets. Biaya depresiasi ini merupakan biaya yang tidak memerlukan pengeluaran kas.
  2. Pengakuan adanya kerugian piutang baik dengan membentuk cadangan kerugian piutang maupun tidak, dan penghapusan piutang karena piutang yang bersangkutan sudah tidak dapat di tagih lagi.
  3. Adanya penghapusan atau pengurangan nilai buku dari aktiva yang dimiliki dan penghentian dari penggunaan aktiva tetap karena aktiva yang bersangkutan telah habis disusut dan atau sudah tidak dapat dipakai lagi.
  4. Adanya pembayaran stock devidend (dividen dalam bentuk saham), adanya penyisihan atau pembatasan penggunaan laba, dan adanya penilaian kembali (revaluasi) terhadap aktiva tetap yang dimiliki oleh perusahaan.

 

LANGKAH-LANGKAH DALAM PENYUSUNAN LAPORAN SUMBER-SUMBER DAN PENGGUNAAN DANA DALAM ALIRAN KAS

Dalam menyusun laporan sumber-sumber dan penggunaan kas, dimana dana dalam artian kas memiliki langkah-langkah sebagai berikut :

  1. Mendaftar pos-pos neraca yang diperbandingkan antara dua titik waktu tertentu dalam kolom pertama dan kedua.
  2. Mendaftar pos-pos laporan laba rugi dari tahun yang diperbandingkan (current year).
  3. Tentukan kenaikan dan penurunan yang terjadi pada pos-pos neraca, tunjukkan dalam kolom ”Perubahan” debit dan kredit. Kolom perubahan debit untuk mencatat adanya kenaikan aktiva, penurunan utang dan modal serta bertambahnya biaya serta berkurangnya penhasilan. Sedangkan kolom kredit untuk mencatat penurunan aktiva, kenaikan utang dan modal, bertambahnya penghasilan dan berkurangnya biaya.
  4. Menganalisis perubahan-perubahan yang terjadi pada pos-pos neraca dan pos-pos laba rugi untuk menentukan adanya perubahan yang tidak mempengaruhi kas.
  5. Membuat jurnal penyesuaian dalam lembar kerja tersebut untuk menghilangkan akibat atau pengaruhtransaksi nonkas yang sudah dicatat dalam periode tersebut.
  6. Memindahkan saldo atau perubahan setelah disesuaikan kecuali perubahan kas) Ke dalam kolom “Kenaikan dan Penurunan Kas” atau “Sumber dan Penggunaan Kas”.

Penurunan aktiva (selain kas), kenaikan utang, modal dan penghasilan merupakan sumber kas, sedangkan kenaikan aktiva (selain kas), penurunan utang, modal dan kenaikan biaya merupakan penggunaan kas. Perubahan kas tidak perlu dipindahkan ke kolom sumber dan penggunaan kas karena perubahan kas inilah yang dianalisis, selisih jumlah kolom sumber kas dengan penggunaan kas harus sama dengan perubahan yang terjadi dalam pos “Kas”.

  1. Untuk penyusunan laporan sumber dan penggunaan kas datanya diambil dari dua kolom terakhir dari lembar kerja.

 

ANALISA PERUBAHAN PENDAPATAN

Pendapatan adalah sesuatu yang sangat penting dalam setiap perusahaan. Pendapatan adalah suatu penghasilan yang timbul dari aktivitas perusahaan yang biasa dikenal atau disebut dengan, penjualan, panghasilan jasa, deviden, royalti dan sewa.

 

PENTINGNYA ANALISIS PERUBAHAN PENGHASILAN DAN BIAYA

Pendapatan sebagai salah satu elemen penentuan laba rugi suatu perusahaan belum mempunyai pengertian yang seragam. Hal ini disebabkan pendapatan biasanya dibahas dalam hubungannya dengan pengukuran dan waktu pengakuan pendapatan itu sendiri. Secara garis besar konsep pendapatan dapat ditinjau dua segi, yaitu :

  • Menurut ilmu ekonomi. Pendapatan menurut ilmu ekonomi merupakan nilai maksimum yang dapat dikonsumsi oleh seseorang dalam suatu periode dengan mengharapkan keadaan yang sama pada akhir periode seperti keadaan semula. Pengertian tersebut menitikberatkan pada total kuantitatif pengeluaran terhadap konsumsi selama satu periode. Dengan kata lain, pendapatan adalah jumlah harta kekayaan awal periode ditambah keseluruhan hasil yang diperoleh selama satu periode, bukan hanya yang dikonsumsi.
  • Menurut ilmu akuntansi. Ada beberapa karakteristik tertentu dari pendapatan yang menentukan atau membatasi bahwa sejumlah rupiah yang masuk ke perusahaan merupakan pendapatan yang berasal dari operasi perusahaan. Karakteristik ini dapat dilihat berdasarkan sumber pendapatan, produk dan kegiatan utama perusahaan dan jumlah rupiah pendapatan serta proses penandingan :

 

 

Sumber-sumber:

http://wizii.blogspot.co.id/2012/04/analisa-perubahan-pendapatan-pengertian.html?m=1

http://merytaocta.blogspot.co.id/2012/04/analisa-perubahan-pendapatan.html?m=1

https://oniiomad.wordpress.com/analisis-sumber-dan-penggunaan-kas/

https://www.google.co.id/search?ei=m3sNWbygDYP8vASDxaiYCA&q=analisia+laporan+sumber+dan+penggunaan+kas&oq=analisia+laporan+sumber+dan+penggunaan+kas&gs_l=mobile-gws-serp.3..0i22i30k1l5.5345069.5357807.0.5359479.45.27.0.1.1.0.2489.7090.9-3.3.0….0…1c.1j4.64.mobile-gws-serp..41.4.7128.3..35i39k1.Nx9YCUZvh_Y#xxri=0

 

 

Latihan 2 Soft Skill

PENGERTIAN  STATEMEN KEUANGAN

Statemen keuangan perusahaan  adalah statemen yg memberikan ikhtisar mengenai keadaan keuangan perusahaan, dimana Neraca (balance sheet) mencerminkan nilai aktiva, hHutang dan modal sendiri pada suatu saat tertentu, dan Statemen Rugi-Laba (income statements) mencerminkan hasil-hasil yang dicapai selama suatu periode tertentu biasanya satu tahun.

Media komunikasi dan pertanggungjawaban/ pertanggungjelasan antara perusahaan dan para pemiliknya atau pihak lainnya

 

 

 

ANALISIS STATEMEN KEUANGAN

Konsep analisis keuangan, bahwa hubungan–hubungan kuantitatif dapat digunakan untuk mendiagnosa kekuatan dan kelemahan dalam kinerja suatu perusahaan.

 

MANFAAT ANALISIS  RASIO KEUANGAN

Membantu penganalisis untuk mengetahui keadaan dan perkembangan keuangan perusahaan yang bersangkutan.

Untuk mengambil manfaat rasio keuangan kita memerlukan standar untuk perbandingan. Salah satu pendekatan adalah membandingkan rasio-rasio perusahaan dengan pola industri atau lini usaha di mana perusahaan secara dominan beroperasi.

 

MACAM-MACAM RASIO KEUANGAN

Beberapa tinjauan terhadap hubungan kuantitatif rasio keuangan:

Dilihat dari sumbernya  rasio dibagi menjadi 3:

  1. Rasio-Rasio Neraca
  • Adalah rasio-rasio yg disusun dari data yg berasal dari neraca misalnya; current ratio, Acid test-ratio, , current assets to total assets ratio, current lialibilities to total assets ratio dan lain sebagainya.

 

  1. Rasio Statemen Rugi-Laba
    • Rasio-rsio yang disusun berdasarkan income statements, misalnya gross profit margin, net operating margin, operating ratio, dan lain sebagainya.

 

  1. Rasio-Rasio Antar Statemen Keuangan
  • Adalah rasio keuangan yang disusun berdasarkan Neraca dan data lainnya yg berasal dari income statement, misalnya assets turnover, inventory turnover, receivables turnover dan sebagainya.

MACAM-MACAM RASIO ANALISIS KEUANGAN

Dalam menghitung dan menganalisis suatu laporan keuangan, diperlukan indikator untuk menganalisis dan menarik kesimpulan. Rasio keuangan menjadi salah satu indikator untuk mengukur tingkat kinerja suatu laporan keuangan. Jenis-jenis rasio yang ada dirinci sebagai berikut:

  1. Rasio Likuiditas

Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya jangka pendek. Apabila perusahaan dinilai memiliki cukup kemampuan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya maka perusahaan tersebut dapat dikatakan likuid. Sebaliknya, jika perusahaan dalam keadaan tidak mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya maka dikatakan ilikuid. Ada beberapa rasi likuiditas yang sering digunakan oleh analisis keuangan, beberapa di antaranya adalah:

  1. Current Ratio

Rumus: Total aktiva lancar / Total Hutang lancar

Semakin besar nilai rasio semakin lancar perusahaan dalam memenuhi kewajibannya.

  1. Cash Ratio

Rumus: (Kas+Efek) / Hutang Lancar

Tidak ada standar likuiditas untuk cash ratio sehingga penilaiannya tergantung pada kebijakan manajemen.

  1. Quick Ratio (Acid Test Ratio)

Rumus: (kas+efek+piutang) / Hutang Lancar

Secara umum, tingkat Quic Ratio kurang dari 100% dianggap kurang baik bagi perusahaan.

  1. Working Capital to Total Assets Ratio

Rumus: (Aktiva lancar+Hutang Lancar) / Jumlah Aktiva

Rasio Solvabilitas atau Leverage digunakan untuk mengukur besarnya dana untuk penanaman modal oleh para pemilik perusahaan dalam proporsinya dengan dana yang diperoleh dari para kreditur perusahaan.

 

  1. Rasio Solvabilitas
    1. Total Debt to Equity Ratio

Rumus: Total Hutang / Modal Sendiri

Semakin besar rasio ini, semakin tidak menguntungkan bagi para kreditur, karena jaminan modal para pemilik terhadap Hutang semakin kecil.

  1. Total Debt to Total Capital Assets

Rumus: Total Hutang / Total Aktiva

Bagi kreditur, semakin besar rasio ini, akan semakin tidak menguntungkan karena akan semakin besar risiko yang akan ditanggung atas kegagalan yang mungkin terjadi di perusahaan. Sedangkan bagi perusahaan, semakin besar rasio ini akan semakin baik karena akan memperbesar keuntungan yang akan diperoleh tanpa harus kehilangan kendali perusahaan.

  1. Long Term Debt to Equity Ratio

Rumus: Hutang Jangka Panjang / Modal Sendiri

Semakin rendah rasio ini, maka akan semakin aman bagi kreditur jangka panjang.

 

  1. Rasio Rentabilitas

Rasio rentabilitas menunjukkan hasil akhir yang telah dicapai dari berbagai kebijakan dan keputusan yang telah diambil.

  1. Gross Profit Margin

Rumus: (Penjualan Netto – Harga Pokok Penjualan) / Penjualan Netto

Semakin tinggi raso ini semakin menguntungkan perusahaan. Sebaliknya semakin rendah rasio ini menunjukkan proporsi biaya produksinya tinggi dan proporsi laba kotornya rendah.

  1. Operating Income Ratio

Rumus: (Penjualan Netto – Harga Pokok Penjualan – Biaya Administrasi) / Penjualan Netto

Semakin tinggi rasio ini menunjukkan semakin tinggi keuntungan yang diperoleh perusahaan.

  1. Operating Ratio

Rumus: (Harga Pokok Penjualan+Biaya Administrasi) / Penjualan Netto

Jika rasio ini semakin besar berarti proporsi biaya operasi semakin besar dan keadaan seperti ini sangat tidak menguntungkan perusahaan.

  1. Net Profit Margin

Rumus: EAT / Penjualan Netto

Semakin tinggi rasio ini, semakin menguntungkan perusahaan karena laba bersih perusahaan semakin besar.

  1. Rate of Return on Total Assets

Rumus: EBIT / Total Aktiva

Semakin tinggi rasio ini menunjukkan semakin efisien modal atau dana yang ditanamkan.

  1. Rate of Return on Investment

Rumus: EAT / Total Aktiva

Semakin tinggi rasio ini menunjukkan semakin efisien modal atau dana yang ditanamkan.

  1. Rate of Return for the Owners

Rumus: EAT / Modal Sendiri

Semakin tinggi rasio ini, semakin tinggi keuntungan para investor karena semakin efisien modal yang ditanamkan dalam perusahaan yang bersangkutan.

 

  1. Rasio Aktivitas
    1. Total Assts Turn Over

Rumus: Penjualan Neto / Jumlah Aktiva

Kemampuan dana yang tertanam dlm keseluruhan aktivaberputar dalam satu periode tertentu, Atau kemampuan dana yang diinvestasi- kan untuk menghasilkan revenue.

  1. Receivable Torn Over

Rumus: Penjualan Kredit / Piutang Rata-rata

Kemampuan dana yang tertanam dalam piHutang berputar dalam suatu periode tertentu.

 

  1. Average Collection Period

Rumus: (Piutang rata-rata X 360) / Penjualan Kredit

Periode rata-rata yang dibutuhkan dalam pengumpulan piHutang

  1. Inventory Turn Over

Rumus: Harga Pokok Penjualan / Inventory Rata-Rata

Kemampuan dana yang tertanam dalam inventory berputar dalam satu periode tertentu.

  1. Average Day’s Inventory

Rumus: (Inventory rata-rata X 360) / Harga Pokok Penjualan

Periode rata-rata persediaan berada di gudang .

  1. Working Capital Turn over

Rumus: Penjualan Netto / (Aktiva lancar – Hutang Lancar)

Kemampuan modal keja perusahaan berputar dalam satu periode siklus kas perusahaan

 

  1. Rasio Pertumbuhan

Rasio pertumbuhan (growth ratio), merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan mempertahankan posisi ekonominya di tengah pertumbuhan perekonomian dan sektor usahanya. Dalam rasio yang dianalisis adalah pertumbuhan penjualan, pertumbuhan laba bersih, pertumbuhan pendapatan per saham, dan pertumbuhan dividen per saham.

 

  1. Rasio Penilaian

Rasio penilaian (valuation ratio), yaitu rasio yang memberikan ukuran kemampuan manajemen menciptakan nilai pasar usahanya di atas biaya investasi, seperti rasio harga saham terhadap pendapatan, dan rasio nilai pasar saham terhadap nilai buku

  1. Rasio harga/laba

Harga pasar per saham terhadap laba per saham (price /earning ratio atau P/E ratio

Rumus: Harga pasar per saham / Laba per saham

Semakin tinggi risiko tinggi faktor diskonto dan semakin rendah rasio P/E, semakin tinggi P/E, maka semakin bagus sebuah perusahaan.

  1. Rasio Harga Pasar terhadap nilai Buku (market –to – book – value)

Rumus: Harga pasar per saham / Nilai buku ekuitas

Mengukur nilai yang diberikan pasar keuangan kepada manajemen dan organisasi perusahaan sebagai sebuah perusahaan yang terus tumbuh.

 

DAFTAR PUSTAKA:

Sjahrial, Dermawan. Pengantar Manajemen Keuangan.  2009. Jakarta: Mitra Wacana Media

lana.gunadarma.staff.ac.id

Tugas 2 Soft Skill

ANALISA PEMBANDING LAPORAN KEUANGAN

 

Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan dengan menggunakan indikator tertentu yang umum dan secara valid dapat digunakan untuk menganalisis sebuah laporan keuangan.

 

TUJUAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

“Membandingkan data keuangan dua periode atau lebih, sehingga dapat memperoleh data yang dapat mendukung keputusan yang akan diambil  oleh pihak-pihak  yangberkepentingan.”

 

MANFAAT ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

Manfaat yang dapat diperoleh dari melakukan analisis terhadap suatu laporan keuangan adalah sebagai berikut:

  1. Memberikan gambaran atau laporan kemajuan secara periodik yang dilakukan pihak manajemen perusahaan yang bersangkutan.
  2. Dapat menyajikan data historis serta menyeluruh yang terdiri dari datayang ada merupakan hasil kombinasi antara fakta yang telah dicatat, prinsip-prinsip dan kebiasaan-kebiasaan di dalam akuntansi serta pendapat pribadi
  3. Membantu para manajer, karena dengan laporan keuangan yang diperbandingkan untuk  beberapa periode dapat diketahui sifat dan tendensi perubahan yang terjadi dalam perusahaan.

Dalam menganalisa dan menilai posisi keuangan dan potensi atau kemajuan-kemajuan perusahaan, faktor yang paling utama untuk mendapatkan perhatian oleh penganalisa yaitu:

  1. Likuiditas, adalah menunjukan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera dipenuhi atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih. Adapun kewajiban keuangan suatu perusahaan pada dasarnya dapat digolongkan menjadi dua:
  2. Kewajiban keuangan yang berhubungan dengan pihak luar perusahaan (kreditur)
  3. Kewajiban keuangan yang berhubungan dengan proses produksi (intern perusahaan)
  4. Solvabilitas, adalah menunjukan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikwidasikan baik kewajiban keuangan jangkapendek maupun jangka panjan.

Dalam hubungannya, antara likuiditas dan solvabilitas ada empat kemungkinan keadaan yang dapat dialami oleh perusahaan :

  1. Perusahaan yang likuid dan solvable
  2. Perusahaan yang likuid tetapi insolvable
  3. Perusahaan yang likuid dan insolvable
  4. Perusahaan yang likuid tetapi solvable
  5. Rentabilitas atau profitability, adalah menunjukan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.
  6. Stabilitas usaha, adalah menunjukan kemampuan perusahaan untuk melakukan usahannya dengan stabilitas, yang diukur dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar beban bunga atas hutang-hutangnya dan akhirnya membayar kembali hutang-hutang tersebut tepat pada waktunnya.

 

PROSEDUR ANALISA

Sebelum mengadakan analisa terhadap suatu laporan keuangan, penganalisa harus benar-benar memahami laporan keuangan tersebut. Penganalisa juga harus mempunyai kemampuan  atau kebijaksanaan yang cukup didalam mengambil suatu kesimpulan, disamping harus  memperhatikan dan mempertimbangkan perubahan-perubahan kondisi perusahaan juga harus mempertimbangkan perubahan tingkat harga-harga yang terjadi.

Dalam bab II dikatakan bahwa bentuk dan isi laporan keuangan tidak atau belum ada keseragaman diantara perusahaan-perusahaan industry maupun perdagangan, sehingga klasifikasi dari pos-pos yang ada dalam laporan keuangan suatu perusahaan akan berbeda-beda dengan perusahaan yang lain perbedaan-perbedaan ini mungkin disebabkan karena :

  1. Laporan tersebut disesuaikan dengan tekanan atau tujuan management atau maksud pengguna laporan tertentu. Misalnya  untuk tujuan intern atau untuk tujuan perencanaan pengawasan intern akan berbeda dengan laporan yang ditujukan untuk ketentuan penentuan pajak (kemungkinan adannya laba yang disembunyikan), juga akan berbeda dengan laporan yang ditujukan untuk para kreditor atau calon kreditor dimana untuk tujuan kredit ini akan ditonjolkan tingkat likwiditas, solvabilitas dan rentabilitas
  2. Perbedaan pendapat diantara mereka yang menyusun laporan tersebut. Misalnya perbedaan pendapat tentang besarnya suatu pengeluaran untuk reparasi atau perbaikan mesin yang harus dikapitalisir,taksiran umur dari suatu aktiva tetap dan lain-lain
  3. Perbedaan pengetahuan serta pengalaman daripada akuntan yang menyusun laporan, misalnya akuntan yang memperoleh pendidikan atau pengetahuan sistem akuntansi secara continentral (rekening stelse) dengan akuntan yang memperoleh pengetahuan akuntansinnya secara anglo saxon (accounting), maka bentuk atau susunan laporannya kan berbeda.
  4. Adannya kegagalan untuk mengetrapkan sebutan-sebutan (terminology) ataupun klasifikasi yang terbaru yang telah diterima umum atau lazim digunakan.

Oleh karena itu sebelum mengadakan perhitungan-perhitungan, analisa dan interpretasi penganalisa harus mempelajari atau mereview secara menyeluruh dan kalau dianggap perlu diadakan penyusunan kembali (recondtruction) dari data-data sesuai dengan prinsip-prinsip yang berlaku dan tujuan analisa. Maksud  dari perlunnya mempelajari data secara menyeluruh ini adalah untuk meyakinkan pada penganalisa bahwa laporan itu sudah cukup jelas menggambarkan semua data keuangan yang relevant dan telah diterapkannya prosedur akuntansi maupun metode penilaian yang tepat, sehingga penganalisa akan betul-betul mendapatkan laporan keuangan yang dapat diperbandingkan ( comparable). Setelah kita mempelajari ataupun menyusun kembali laporan keuangan tersebut, kemudian mengadakan perhitungan-perhitungan, analisa dan interprestasi dengan menggunakan metode dan teknik analisa yang tepat sesuai dengan tujuan analisa.

 

METODE DAN TEKNIK ANALISA

Analisa-analisa laporan keuangan terdiri dari penelaahan atau mempelajari dripada hubungan-hubungan dan tendensi atau kecenderungan (trend) untuk menentukan posisi keuangan dan hasil operasi serta perkembangan perusahaan yang bersangkutan. Metode dan teknik analisa ( alat-alat analisa) digunakan untuk menentukan dan mengukur hubungan antara pos-pos yang ada dalam laporan, sehingga dapat diketahui perubahan-perubahan dari masing-masing pos tersebut  bila diperbandingkan dengan laporan dari beberapa periode untuk satu perinnya, misalnya diperusahaan tertentu, atau diperbandingkan atau alat-alat pembanding lainnya, misalnya diperbandingkan dengan laporan keangan yang di budgetkan atau dengan laporan keuangan perusahaan lainnya.Tujuan dari setiap metode dan teknik analisa adalah untuk menyederhanakan data sehingga dapat lebih dimengerti. Pertama-tama penganalisa harus mengorganisir atau mengumpulkan data yang diperlukan, mengukur dan kemudian menganalisa dan menginterprestasikan sehingga data ini  menjadi lebih berarti.

Ada dua metode analisa yang digunakan oleh setiap  penganalisa laporan keuangan, yaitu analisa horisontal dan analisa vertical.

  1. Analisa horizontal adalah analisa dengan mengadakan  pembandingan laporan keuangan untk beberapa periode atau beberapa saat, sehingga akan diketahui perkembangannya. Metode horizontal ini disebut pula sebagai metode analisa dinamis.
  2. Analisa vertical yaitu apabila laporan keuangan yag dinamis hanya meliputi satu periode atau satu saat saja, yaitu dengan memperbandingkan antara pos satu dengan pos  yang lainnya dalam laporan keuangan tersebut, sehingga hanya akan diketahui keadaan keuangan atau hasil operasi pada saat itu saja. Analisa vertical ini disebut juga sebagai metode analisa yang statis karena kesimpulan yang dapat diperoleh hanya untuk periode  saja tanpa mengetahui perkembangannya.

Teknik analisa yang biasa digunakan dalam analisa laporan keuangan adalah sebagai berikut :

  1. Analisa Perbandingan Laporan Keuangan, adalah metode dan teknik analisa dengan cara memperbandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau lebih, dengan menunjukan:
  2. Data absolut atau jumlah-jumlah dalam rupiah
  3. Kenaikan atau penurunan dalam jumlah rupiah
  4. Kenaikan atau penurunan dalam prosentase
  5. Perbandingan yang dinyatakan dengan ratio
  6. prosentase dari total Analisa

dengan menggunakan metode ini akan dapat diketahui perubahan-perubahan yang terjadi, dan perubahan mana yang memerlukan penelitian lebih lanjut.

  1. Trend atau tendensi posisi dan kemajuan keuangan perusahaan yang dinyatakan dalam prosentase (trend percentage analysis), adalah suatu meted atau teknik analisa untuk mengetahui tendensi daripada keadaan keuangannya, apakah menunjukan tendensi tetap, naik atau bahkan turun
  2. Laporan dengan prosentase per komponen atau common size statement, adalah suatu metode analisa untuk mengetahui bprosentase investasi pada masing-masing aktiva terhadap total aktivannya, juga untuk mengetahui struktur permodalannya dan komposisi perongkosan yang terjadi dihubungkan dengan jumlah penjualnnya.
  3. Analisa sumber dan penggunan Modal kerja, adalah suatu analisa untuk mengetahui sumber-sember serta penggunaan modal kerja atau untuk mengetahui sumber-sumber serta  penggunaan modal kerja atau untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya modal kerja dalam periode tertentu
  4. Analisa sumber dan penggunaan kas (kas flow atatement analysis), adalah suatu analisa untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya jumlah uang kas atau untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan uang kas selama periode tertentu.
  5. Analisa ratio adalah , suatu metode analisa untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan rugi laba secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut.
  6. Analisa perubahan laba kotor (gross profit analysis), adalah suatu analisa untuk mengetahui sebab-sebab perubahan laba kotor suatu perusahaaan dari period eke periode yang lain atau perubahan laba kotor suatu periode dengan laba yang dibudgetkan untuk periode tersebut.
  7. Analisa Break-Event, adalah suatu analisa untuk menentukan tingkat penjualan yang harus dicapai oleh suatu perusahaan agar perusahaan tersebut tidak menderita kerugian, tetapi juga belom memperoleh keuntungan. Dengan analisa break-event ini juga akan diketahui berbagai tingkat keuntungan atau kerugian untuk berbagai tingkat penjualan.

Metode dan teknik analisa manapun yang diunakan  kesemuannya itu adalah, merupakan permulaan dari proses analisa yang diperlukan untuk menganalisa laporan keuangan, dan sertiap metode analisa mempunyai tujuan yang sama yaitu untuk membuat data agar lebih dimengerti sehingga dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

 

ANALISA PEMBANDING LAPORAN KEUANGAN

Neraca menunjukan aktiva, hutang dan modal perusahaan pada saat tertentu, dengan demikian neraca yang diperbandingkan (comparative balance sheet) menunjukan aktiva, hutang serta modal perubahan pada dua tanggal atau lebih untuk suatu perusahaan, atau pada tanggal tertentu untuk dua perusahaan yang berbeda. Dengan memperbandingkan neraca untuk dua tanggal atau lebih akan dapat diketahui perubahan-perubahan yang terjadi.

Perubahan-perubahan ini penting untuk diketahui sebab akan menunjukan sampai seberapa jauh menunjukan sampai seberapa jauh perkembangan keadaan keuangan perusahaan, dimana perubahan-perubahan di dalam neraca dalam suatu periode mungkin disebabkan karena :

  1. Laba atau rugi bersifat operasional maupun yang incidental
  2. Diperoleh aktiva baru maupun adannya perubahan modal aktiva
  3. Timbulnya atau lunasnya hutang maupun adannya perubahan bentuk hutang yang satu ke bentuk hutang yang lainnya.
  4. Pengeluaran atau pembayaran atau penarikan kembali modal sahan (adanya penambahan atau pengurangan modal)

Laporan rugi laba menunjukan penghasilan-penghasilan yang diperoleh perusahaan, biaya-biaya yang  terjadi serta laba atau rugi netto sebagai hasil dari operasi perusahaan selama periode tertentu, sehingga laporan rugi laba yang diperbandingkan menunjukan penghasilan, biaya, laba, atau rugi netto dari hasil operasi perusahaan dalam dua periode atau lebih. Apabila laporan keuangan dianalisa dengan mengadakan pembandingan dari laporan-laporan selama beberapa period, maka analisa yang demikian dinmakan analisa horizontal atau analisa dinamis, sedangkan apabila laporan keuangan yang dinamis hanya meliputi satu periode saja  (hanya memperbandingkan antara pos yang satu dengan pos yang lainnya dalam satu laporan keuangan), analisa yang demikian itu desebut analisa vertical atau analisa statis.

Dengan mengadakan atau menggunakan analisa yang dinamis akan diperoleh hasil analisa yang lebih memuaskan, karena dengan laporan keuangan yang diperbandingkan untuk beberapa periode akan diketahui sifat dan tendensi perubahan yang terjadi dalam perusahaan tersebut. Dalam metode analisa pembandingan ini dapat ditunjukan dalam :

  1. Data absolute atau jumlah-jumlah dalam rupiah
  2. Kenaikan atau penurunan dalam jumlah rupiah
  3. Kenaikan atau penurunan dalam prosentase
  4. Perbandingan yang dinyatakan dalam ratio
  5. Dinyatakan dalam prosentase dari total.

Keuntungan utama dapat diketahuinya pertambahan atau pengurangan ini adalah bahwa perubahan yang besar akan terlihat dengan jelas , dan dapat segera diadakan penyelidikan atau analisa lebih lanjut.

 

CONTOH KASUS ANALISIS PERBANDINGAN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN 

PT. INDOFOOD MAKMUR Tbk.

LAPORAN POSISI KEUANGAN KOMPARATIF

TAHUN 2011-2012

01

Analisis:

Pada Neraca komparatif PT. Indofood Sukses Makmus Tbk selama tahun 2011 dan 2012, aktiva mengalami kenaikan sebesar 5.738.274 atau sebesar 10.7%. Hal ini disebabkan karena lancar mengalami kenaikan sebesar 1.707.238 atau sebesar 6.96% dan aktiva tidak lancar mengalami kenaikan sebesar 88.6%. Kenaikan pada aktiva lancar disebabkan karena kenaikan secara merata pada hampir semua akun aktiva lancar kecuali pada investasi jangka pendek yang terjadi penurunan sebesar 3.94%, piutang usaha pihak berelasi yang mengalami penurunan sebesar 1,78%, piutang bukan usaha dari pihak ketiga yang mengalami penurunan sebesar 2.15% serta piutang bukan usaha pihak berelasi yaitu sebesar 39.7%, dan pada beban tanaman tebu ditangguhkan terjadi penurunan sebesar 17.9%. Sementara kenaikan pada aktiva tidak lancar disebabkan karena kenaikan secara merata pada akun-akun aktiva lancar terkecuali pada akun piutang plasma-netto yang terjadi penurunan sebesar 0.7%, beban ditangguhkan-netto yang terjadi penurunan sebesar 37.8%, dan aset tidak berwujud-netto yang mengalami penurunan sebesar 6.06%.

0203

 

Analisis:

Pada Neraca komparatif PT. Indofood Sukses Makmus Tbk selama tahun 2011 dan 2012, kewajiban atau liabilitas mengalami kenaikan sebesar 3.205.825 atau sebesar 14.6%. Hal ini disebabkan karena kenaikan yang mendominasi akun-akun dalam ekuitas kecuali pada akun utang pajak, utang bank, dan utang obligasi yang turu sampai tidak bersisa sama sekali di tahun 2012. Sementara untuk ekuitas juga mengalami kenaikan sebesar 5.738.274 atau sebesar 10.7%. Hal ini disebabkan karena kenaikan sebagian besar akun pada ekuitas, terkecuali modal ditempatkan dan disetor penuh yang tidak mengalami perubahan dan laba yang belum terealisasi dari aset keuangan tersedia utuk dijual terjadi penurunan sebesar 4.64%.

PT. INDOFOOD MAKMUR Tbk.

LAPORAN LABA RUGI KOMPARATIF

TAHUN 2011-2012

0405

 

Analisis:

Pada Laporan Laba-Rugi Konsolidasi Komparatif PT. Indofood Sukses Makmur Tbk selama tahun 2011 sampai dengan tahun 2012, mengalami penurunan sebesar 145.680 atau sebesar 2.9% meski laba bruto mengalami kenaikan sebesar 7.8%. Hal ini disebabkan karena bertambahnya jumlah dari akun-akun beban dan tidak adanya beban yang turun di tahun 2012.

Demikianlah tugas ini dibuat untuk memenuhi syarat kelulusan mata kuliah Soft Skill Universitas Gunadarma. Tugas ini disusun dan dibuat atas:

nama: Diah Sulistiyanti

NPM: 42214964

Kelas: 3DA02

Mata Kuliah: Analisis Laporan Keuangan

Dosen Pengampu: Wigiyanti

 

DAFTAR PUSTAKA

 

http://ratnamuslimah.blogspot.co.id/2015/04/analisis-perbandingan-laporan-keuangan.html

https://seftilove.blogspot.co.id/2013/04/tugas-2-analisis-perbandingan-laporan.html

http://rossanilawati.blogspot.co.id/2013/10/analisa-perbandingan-laporan-keuangan.html

 

 

Tugas Soft Skill 1: Analisis Laporan Keuangan

Analisis Laporan Keuangan

Salah satu sumber informasi yang penting bagi para pengguna laporan keuangan dalam pengambilan suatu keputusan ekonomi adalah melalui laporan keuangan. Laporan keuangan menyajikan banyak informasi mengenai kinerja manajemen dan kesehatan perusahaan. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa laporan keuangan masih memiliki banyak kekurangan dalam menyajikan informasi yang dibutuhkan oleh beberapa pihak, oleh karena itu dibutuhkanlah analisis atas laporan keuangan yang digunakan untuk menganalisis dan menafsirkan laporan tersebut sehingga dapat memberikan informasi yang berarti bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan perkembangan hasil kinerja perusahaan.

Jumingan (2011, p. 42) menjelaskan bahwa analisis laporan keuangan meliputi penelaahan tentang hubungan dan kecenderungan atau tren utnuk mengetahui apakah keadaan keuangan, hasil usaha, dan kemajuan keuangan perusahaan memuaskan atau tidak memuaskan. Analisis dilakukan dengan mengukur hubungan antara unsur-unsur laporan keuangan dan bagaimana perubahan unsur-unsur itu dari tahun ke tahun untuk mengetahui arah perkembangannya. Kegiatan analisis laporan keuangan juga dilakukan dengan tujuan agar dapat memperoleh gambaran yang jelas mengenai keadaan keuangan dan hasil usaha perusahaan sehingga informasi tersebut dapat dijadikan sebagai bahan acuan dalam pengambilan keputusan.

Harahap (2008, p. 190) mendefinisikan bahwa laporan keuangan adalah menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara yang satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non-kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat. Analisis laporan keuangan dihitung dengan cara membandingkan satu pos dengan pos laporan keuangan lainnya baik secara individu maupun bersama-sama guna mengetahui hubungan di antara pos tertentu, baik dalam neraca maupun laporan laba rugi.

Dapat disimpulkan bahwa rasio keuangan merupakan alat ukur yang digunakan perusahaan untuk menganalisis laporan keuangan. Dengan menggunakan analisis laporan keuangan, analis dapat mengetahui baik dan buruknya keadaan dan posisi keuangan suatu perusahaan dari satu periode ke periode berikutnya. Di sisi lain, dengan menggunakan analisis laporan keuangan, para manajer keuangan perusahaan dapat memprediksikan cara-cara yang harus mereka tempuh agar perusahaan mendapatkan tambahan dana dari para investor.

Tujuan Analisis Laporan Keuangan

 

Harahap (2008, p. 195) menjelaskan bahwa ada 10 tujuan dari analisis laporan keuangan, antara lain :

  1. Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada yang terdapat dari laporan keuangan biasa.
  2. Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (explicit) dari suatu laporan keuangan atau yang berada dibalik laporan keuangan (implicit).
  3. Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan.
  4. Dapat membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam hubungannya dengan suatu laporan keuangan baik dikaitkan dengan komponen intern laporan keuangan maupun kaitannya dengan informasi yang diperoleh dari luar perusahaan.
  5. Mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan model-model dan teori-teori yang terdapat dilapangan seperti untuk prediksi, peningkatan (rating).
  6. Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan. Dengan perkataan lain apa yang dimaksud dari suatu laporan keuangan merupakan tujuan analisis laporan keuangan juga.
  7. Dapat menentukan peringkat perusahaan menurut kriteria tertentu yuang sudah dikenal dalam dunia bisnis.
  8. Dapat membandingkan situasi perusahaan dengan perusahaan lain dengan periode sebelumnya atau dengan standar industri normal atau standar ideal.
  9. Dapat memahami situasi dan kondisi keuangan yang dialami perusahaan, baik posisi keuangan, hasil usaha, struktur keuangan dan sebagainya.
  10. Bisa juga memprediksikan potensi apa yang mungkin dialami perusahaan di masa yang akan datang.

Pendapat lain juga dikemukakan oleh Kasmir, (2011, p. 68) bahwa tujuan analisis laporan keuangan antara lain adalah :

  1. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu, baik aset, kewajiban, modal maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk beberapa periode tertentu,
  2. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan perusahaan,
  3. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan ke depan yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini,
  4. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu penyegaran atau tidak,
  5. Untuk digunakan sebagai pembanding dengaan perusahaan sejenis tentang hasil yang mereka capai,

Dari poin-poin di atas, dapat disimpulkan bahwa manfaat dari analisis laporan keuangan adalah dapat mengetahui adanya kekuatan atau kelemahan keuangan dari tahun-tahun sebelumnya, dengan cara membandingkan angka rasio laporan keuangan dengan standar yang ditetapkan. Melalui cara tersebut pihak manajemen dapat menilai apakah kinerja perusahaan mengalami penigkatan atau mengalami penurunan pada tahun tersebut, sehingga pihak manajemen dapat mengambil tindakan untuk menanggapi kenaikan dan penurunan tersebut. Apabila perusahaan berada dibawah standar, maka pihak manajemen akan mencari faktor-faktor yang menyebabkan penurunan tersebut untuk pengambilan kebijakan guna menaikkan kembali angka rasio perusahaannya.

 

Keterbatasan Analisis Laporan Keuangan

Hanafi (2009, p. 78) mengutarakan bahwa meskipun analisis laporan keuangan sangat bermanfaat, tetapi ada beberapa keterbatasan yang perlu diperhatikan, antara lain:

  1. Data yang mencatat dan dilaporkan oleh laporan keuangan mendasarkan pada harga perolehan.
  2. Upaya perbaikan barangkali bisa dilakukan oleh pihak manajemen untuk memperbaiki laporan keuangan sehingga laporan keuangan tampak bagus.
  3. Banyak perusahaan yang mempunyai beberapa divisi atau anak perusahaan yang bergerak pada beberapa bidang usaha (industri), yang mengakibatkan analis susah dalam memilih pembanding perusahaan dikarenakan perusahaan tersebut bergerak pada beberapa industri.
  4. Inflasi atau deflasi akan mempengaruhi laporan keuangan terutama yang berkaitan dengan rekening-rekening jangka panjang seperti investasi jangka panjang.
  5. Rata-rata industri merupakan rata-rata perusahaan yang ada dalam industri. Ada beberapa perusahaan yang tidak bagus yang dipakai dalam perhitungan rata-rata industri. Perusahaan yang ingin sukses biasanya harus berada di atas rata-rata rasio industri, bukannya sama dengan rata-rata industri. Begitu juga sebaliknya, angka yang lebih rendah dibandingkan rata-rata industri juga tidak selalu berarti jelek. Ada banyak hal yang harus dipertimbangkan sebelum menentukan baik buruknya suatu angka.

Di sisi lain Harahap (2008, p. 192)  mengemukakan terdapat beberapa kelemahan analisis laporan keuangan, antara lain :

  1. Analisis laporan keuangan bergantung pada laporan keuangan, oleh karena itu kelemahan laporan keuangan harus selalu diingat agar kesimpulan dari analisis itu tidak salah.
  2. Objek analisis laporan keuangan hanya laporan keuangan. Angka-angka di dalam laporan keuangan tidak cukup untuk menilai suatu laporan keuangan tetapi harus melihat juga aspek lainnya seperti tujuan perusahaan, situasi ekonomi, situasi industri, gaya manajemen, budaya manajemen dan budaya masyarakat.
  3. Objek analisis data historis yang menggambarkan masa lalu dan kondisi ini berbeda dengan kondisi masa depan.
  4. Terdapat beberapa perbedaan prinsip yang bisa menjadi penyebab perbedaan angka jika dilakukan perbandingan dengan perusahaan lain misalnya :
  5. Prinsip Akuntansi,
  6. Ukuran Perusahaan,
  7. Jenis Industri,
  8. Periode Laporan,
  9. Laporan Individual atau Laporan Konsolidasi,
  10. Jenis perusahaan spek profit motive atau non profit motive.

Metode dan Teknik Analisis

Ada beberapa macam metode dan teknik analisis laporan keuangan yang dapat dibuat. Metode dan teknik analisis laporan keuangan tersebut antara lain seperti disebutkan di bawah ini:

  1. Analisis perbandingan neraca, laporan laba-rugi, dan laporan laba yang ditahan dengan menunjukkan:
    1. data absolut (jumlah dalam rupiah);
    2. kenaikan dan penurunan dalam jumlah rupiah;
    3. kenaikan dan penurunan dalam persen;
    4. perbandingan yang dinyatakan dalam ratio;
    5. persentase dari total.
  1. Analisis perubahan modal kerja
  2. Analisis trend dari ratio unsur-unsur neraca dan data operasi yang ada kaitannya.
  3. Analisis persentase per komponen dari neraca dan laporan laba-rugi.
  4. Analisis ratio yang memperlihatkan hubungan beberapa unsur neraca, laporan laba-rugi, dan kedua laporan keuangan tersebut.
  5. Analisis perbandingan dengan ratio industri.
  6. Analisis perubahan pendapatan netto atau analisis perubahan laba bruto.
  7. Analisis titik impas atau analisis break-even point.

Jenis Analisis

Ada beberapa jenis analisis yang dapat dilakukan, yakni: analisis internal, analisis eksternal, analisis horizontal, dan analisis vertical.

  1. Analisis Internal

Yaitu analisis yang dilakukan oleh mereka yang bisa mendapatkan informasi yang lengkap dan terperinci mengenai suatu perusahaan. Analisis demikian terutama dilakukan oleh manajemen dalam mengukur efisiensi usaha dan menjelaskan perubahan yang terjadi dalam kondisi keuangan. Bagi seorang penganalisis intern, selain laporan-laporan keuangan yang diumumkan pada publik, juga tersedia laporan-laporan intern yang biasa tidak diumumkan dan hanya dipakai untuk maksud-maksud intern.

  1. Analisis Eksternal

Yaitu analisis yang dilakukan oleh mereka yang tidak bisa mendapatkan data yang terperinci mengenai suatu perusahaan. Analisis demikian dilakukan oleh bank-bank, para kreditur, pemegang saham, calon pemegang saham dan lain-lain seperti dalam hal mengukur tingkat likuiditas dan profitabilitas. Bagi seorang penganalisis ekstern hanya tersedia laporan-laporan keuangan yang lazimnya diumumkan pada publik yaitu neraca dan laporan laba-rugi. Karena terbatasnya data yang bisa didapatkan oleh penganalisis ekstern maka analisis tersebut tentu tidak bisa sedemikian mendalam seperti yang dilakukan oleh seorang penganalisis intern.

 

  1. Analisis Horisontal

Yaitu analisis perkembangan data keuangan dan data operasi perusahaan dari tahun ke tahun guna mengetahui kekuatan aatu kelemahan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Analisis ini terdiri dari Comparative statements dan Index Number Series

 

  1. Analisis Vertikal

Yaitu analisis laporan keuangan yang terbatas hanya pada satu periode akuntansi saja. Analisis ini terdiri dari Common Size financial statement dan Ratio Analysis.

Seringkali laporan keuangan disederhanakan untuk mengetahui posisi relatif suatu rekening dalam laporan keuangan. Teknik penyederhanaannya yaitu:

  1. Teknik Analisis Common Size

Analisis ini merubah angka-angka yang ada dalam neraca dan laporan laba-rugi menjadi persentase berdasarkan dasar tertentu. Untuk angka-angka yang ada di neraca, common base-nya adalah total aktiva. Dengan kata lain, total aktiva dipergunakan sebagai 100%

  1. Teknik Analisis Indeks

Analisis ini merubah semua angka dalam laporan keuangan pada tahun dasar menjadi 100. Pemilihan tahun dasar adalah tahun yang dipandang sebagai tahun normal, bukan selalu tahun yang paling awal. Demikian analisis ini dilakukan untuk melihat perkembangan dari waktu ke waktu.

Prosedur analisis meliputi tahapan sebagai berikut:

  1. Review Data Laporan Keuangan

Merupakan aktivitas penyesuaian data laporan keuangan terhadap berbagai hal, baik sifat/jenis perusahaan yang melaporkan maupun system akuntansi yang berlaku.

 

  1. Menghitung

Dengan menggunakan berbagai metode dan teknik analisis dilakukan perhitungan-perhitungan, baik metode perbandingan, persentase per komponen, analisis rasio keuangan, dan lain-lain.

 

  1. Membandingkan/Mengukur

Langkah berikutnya setelah melakukan perhitungan adalah membandingkan/mengukur. Langkah ini diperlukan guna mengetahui kondisi hasil perhitungan tersebut.

 

  1. Menginterpretasi

Interpretasi merupakan inti dari proses analisis sebagai perpaduan antara hasil pembandingan/pengukuran  dengan kaidah teoritik yang berlaku. Hasil interpretasi mencerminkan keberhasilan maupun permasalahan apa yang dicapai perusahaan dalam pengelolaan keuangan.

 

  1. Solusi

Merupakan langkah terakhir dari rangkaian prosedur analisis. Dengan memahami problem keuangan yang dihadapi perusahaan maka akan ditempuh solusi yang tepat.

 

Laporan Keuangan yang Diperbandingkan

Dalam analisis laporan keuangan, perincian jumlah sen biasanya dapat dihilangkan. Pembulatan data keuangan dan hasil usaha atau operasi dalalml ribuan atau jutaan rupiah tidak akan mempengaruhi dalam perhitungan ratio, persentase, dan perbandingan karena sifat hubungan itu sebenarnya tidak berubah.

Membandingkan data neraca untuk  dua periode atau lebih bertujuan untuk mengetahui adanya kenaikan atau penurunan jumlah absolut (dalam rupiah) dan dalam persentase. Perubahan ini penting karena dapat memberi petunjuk arah perkembangan kondisi keuangan perusahaan.

Analisis perbandingan tersaebut biasanya juga dilengkapi dengan ratio. Ratio ini dihitung dengan cara membagi jumlah rupiah tahun sedang berjalan dengan jumlah rupiah tahun sebelumnya sebagai tahun dasar. Ratio kurang dari satu berarti jumlah rupiah tahun yang sedang berjalan lebih kecil dari jumlah rupiah tahun dasar, sebaliknya ratio lebih dari satu berarti jumlah rupiah tahun yang sedang berjalan lebih besar dari jumlah rupiah tahun dasar.

 

Jumlah Kumulatif dan Rata-rata

Analisis perbandingan dapat diperluas dengan menunjukkan jumlah kumulatif  dan angka rata-rata tahunan. Selanjutnya akan dapat dianalisis apakah data yang ada menyimpang dari angka rata-rata tahunan tersebut. Apabila terjadi penyimpangan, kemudian dapat dicari faktor-faktor penyebabnya, dan dapat disimpulkan apakah penyimpangan tersebut menguntungkan atau merugikan.

 

Interpretasi Laporan Keuangan yang Diperbandingkan

Dari laporan keuangan yang diperbandingkan, dengan menunjukkan perubahannya secara absolut (dalam jumlah rupiah) dan perubahan secara relatif (dalam persen), analisis dapat dilakukan dengan melihat perubahan masing-masing unsur secara individual dan melihat gabungan beberapa unsur yang ada kaitannya. Perbedaan-perbedaan yang terjadi dicari faktor-faktor penyebabnya dan dapat dinilai apakah perubahan-perubahan itu bersifat menguntungkan.

 

Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio keuangan merupakan analisis dengan jalan membandingkan suatu pos dengan pos laporan keuangan lainnya baik secara individu maupun bersama-sama guna mengetahui hubungan di antara pos-pos tertentu baik dalam neraca maupun laporan laba-rugi. Berikut ini kategori rasio keuangan menurut Weston dan Brigham:

Rasio Tujuan Penggunaan
Rasio Likuiditas Untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiabn jangka pendeknya.
Rasio Leverage Untuk mengukur sejauhmana kebutuhan keuangan perusahaan dibelanjai dengan dana pinjaman.
Rasio Aktivitas Untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam mengoperasikan dana.
Rasio Profitabilitas Untuk mengukur efektivitas manajemen yang tercermin pada imbalan hasil dari investasi melalui kegiatan penjulan.
Rasio Pertumbuhan Untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kedudukannya dalam pertumbuhan perekonomian dan dalam industri.
Rasio Valuasi Untuk mengukur performance perusahaan secara keseluruhan, karena rasio ini merupakan pencerminan dari rasio resiko dan rasio imbalan hasil

Sedangkan dalam Modul Teori dan Praktik Akuntansi Keuangan USAP Review, Analisis Rasio diuraikan seperti berikut ini:

Profitabilitas

Analisis ini berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam manghasilkan laba dan sejauh mana efektifitas pengelolaan perusahaan pada masa-masa yang lalu. Karena alasan keberadaan sebagian besar perusahaan adalah untuk mendapatkan laba, rasio profitabilitas merupakan salah satu rasio keuangan yang signifikan. Analisis ini meliputi:

  1. Marjin Laba atas Penjualan
  2. Tingkat Pengembalian atas Total Aktiva
  3. Tingkat Pengembalian atas Ekuitas Pemegang Saham
  4. Tingkat Pengembalian atas Ekuitas
  5. Laba per saham
  6. Dividen per saham
  7. Tingkat pembayaran dividen
  8. Hasil atas Saham Biasa
  9. Rasio Harga-Laba

Likuiditas

Analisis ini bertujuan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek beserta bunganya pada saat tanggal jatuh tempo. Analisis likuiditas yang paling lazim antara lain sebagai berikut:

  1. Rasio Lancar
  2. Rasio Cepat
  3. Defensive Internal Ratio

Solvabilitas

Rasio solvabilitas yang biasanya dihitung adalah sebagai berikut:

  1. Rasio Ekuitas Pemegang saham terhadap total kewajiban.
  2. Kelipatan bunga terhadap laba
  3. Nilai buku per saham
  4. Arus kas per lembar

Aktivitas

Analisis ini digunakan untuk mengukur sampai sejauh mana efisiensi perusahaan dalam penggunaan aktivanya. Analisis yang sering digunakan adalah:

  1. Perputaran piutang usaha
  2. Jumlah Penjualan Harian dalam piutang
  3. Tingkat perputaran persediaan
  4. Perputaran total aktiva

 

 

Sumber:

http://dewiasmaranii.blogspot.co.id/2014/12/analisis-laporan-keuangan.html

https://anitawulan.wordpress.com/2011/02/27/metode-analisis-laporan-keuangan/

 

Tugas ini dibuat untuk memenuhi standar kelulusan mata kuliah soft skill Universitas Gunadarma. Demikian postingan ini dibuat atas:

Nama: Diah Sulistiyanti

NPM: 42214964

Kelas: 3DA02

Mata Kuliah: Analisis Laporan Keuangan

Dosen pengampu: Wigiyanti

 

Latihan Soft Skill 1: Tujuan Analisis Keuangan dan Rasio dalam Analisis Laporan Keuangan

Tujuan Analisis Laporan Keuangan

Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan pada dasarnya karena ingin mengetahui tingkat profitabilitas (keuntungan) dan tingkat risiko atau tingkat kesehatan suatu perusahaan. Hal yang paling mudah dalam analisis keuangan adalah menghitung rasio-rasio keuangan suatu perusahaan, dan yang menjadi tantangan bagi analis bukanlah perhitungannya melainkan bagaimana melakukan analisisnya dan menginterpretasikan rasio-rasio keuangan yang muncul.

Ada beberapa tujuan analisis laporan keuangan:

  1. Investasi pada Saham

Bagi calon investor, analisis laporan keuangan penting untuk pengambilan keputusan investasi pada saham dan juga untuk menilai kemampuan perusahaan sekaligus memproyeksikan kemampuan perusahaan pada masa-masa mendatang. Investor atau calon investor akan tertarik pada tingkat keuntungan (return) yang tinggi dengan tingkat rasio yang rendah.

  1. Pemberian Kredit

Dalam analisis ini, tujuan pokoknya adalah menilai kemampuan perusahaan untuk mengembalikan pinjaman yang diberikan beserta bunga yang berkaitan dengan pinjaman tersebut. Pada kredit jangka pendek, analis akan memfokuskan pada kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban-kewajiban jangka pendeknya pada saat jatuh tempo. Sedangkan pada kredit jangka panjang, analis akan fokus pada kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban-kewajiban jangka panjang pada saat jatuh tempo.

  1. Kesehatan Pemasok

Perusahaan yang tergantung pada supply pemasok akan mempunyai kepentingan pada pemasok tersebut. Perusahaan ingin memastikan bahwa pemasok tersebut sehat dan bisa bertahan terus. Dengan kemungkinan kerja sama yang terus menerus, analis dari pihak perusahan akan berusaha menganalisis profitabilitas perusahaan pemasok, kondisi keuangannya, kemampuan untuk menghasilkan kas untuk memenuhi operasi sehari-harinya, dan kemampuan membayar kewajibannya pada saat jatuh tempo.

  1. Kesehatan Pelanggan

Apabila perusahaan akan memberikan penjualan kredit kepada pelanggan maka perusahaan memerlukan informasi keuangan pelanggan, terutama informasi mengenai kemampuan pelanggan memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Analisis yang dilakukan akan tergantung pada besarnya kredit, jangka waktu kredit, jenis usaha pelanggan, besar kecilnya usaha pelanggan dan lain-lain.

  1. Kesehatan Perusahaan ditinjau dari Karyawan

Karyawan atau calon karyawan barangkali akan tertarik menganalisis keuangan perusahaan untuk memastikan apakah perusahaan yang akan dimasukinya tersebut mempunyai prospek keuangan yang bagus. Beberapa faktor yang bisa dianalisis antara lain profitabilitas perusahaan, kondisi keuangan perusahaan, dan ke mampuan menghasilkan kas dari perusahaan.

  1. Pemerintah

Pemerintah bisa menganalisis keuangan perusahaan untuk menentukan pajak yang dibayarkan, atau menentukan tingkatkeuntungan yang wajar bagi suatu industri. Apabila perusahaan akan menjual sahamnya di pasar modal, maka pemerintah (dalam hal ini Bapepam) akan menganalisis keuangan perusahaan untuk menentukan layak tidaknya perusahaan tersebut untuk go public.

  1. Analisis Internal

Pihak internal perusahaan memerlukan informasi mengenai kondisi keuangan untuk menentukan sejauh mana perkembangan perusahaan. Informasi semacam ini bisa digunakan sebagai basis evaluasi prestasi manajemen. Bagi pihak manajemen, informasi keuangan tertentu bisa digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan, untuk perencanaan atau untuk mengevaluasi perubahan strategi.

  1. Analisis Pesaing

Kondisi keuangan bisa dianalisis oleh perusahaan untuk menentukan sejauh mana kekuatan keuangan pesaing. Informasi semacam ini bisa dipakai untuk penentuan strategi perusahaan seperti strategi harga, strategi merebut pangsa pasar, atau keputusan-keputusan lainnya.

  1. Penilaian Kerusakan

Kadangkala analisis keuangan juga bisa dipakai untuk menentukan besarnya kerusakan yang dialami oleh perusahaan. Misalkan barang dagangan perusahaan mengalami kebakaran dan perusahaan mengasuransikan barang dagangan tersebut, analisis keuangan bisa dipakai oleh pihak asuransi untuk menentukan besarnya kerusakan yangdialami oleh perusahaan. Informasi ini bisa dipakai untuk menentukan besarnya ganti rugi yang dibayarkan ke perusahaan.

Analisis risiko untuk jangka waktu yang pendek dilakukan dengan menganalisis likuiditas perusahaan. Analisis kredit banyak memerlukan jenis analisis semacam ini. Sedangkan untuk analisis risiko jangka panjang, diperlukan analisis solvabilitas. Analisis pinjaman jangka panjang seperti dalam obligasi akan banyak menggunakan jenis analisis ini.

Analisis Rasio Keuangan

Rasio menurut Menurut Kown (masukkan kutipan) adalah “Hasil dari menganalisis laporan keuangan adalah rasio keuangan berupa angka-angka dan rasio keuangan harus dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan.”

Menurut Van Horne (masukkan kutipan) rasio keuangan adalah “Alat yang digunakan untuk menganalisis kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Kita menghitung berbagai rasio karena dengan cara ini kita bisa mendapat perbandingan yang mungkin akan berguna daripada berbagai angka mentahnya sendiri.”

Meskipun analisis rasio mampu memberikan informasi yang bermanfaat sehubungan dengan keadaan operasi dan kondisi keuangan perusahaan, terdapat juga unsur keterbatasan informasi yang membutuhkan kehati–hatian dalam mempertimbangkan masalah yang terdapat dalam perusahaan tersebut.

Menurut Kown, (masukkan kutipan) Rasio keuangan setidaknya dapat memberikan jawaban atas empat pertanyaan yaitu :

  1. Bagaimana Likuiditas Perusahaan
  2. Apakah Manajemen efektif menghasilkan laba operasi atas aktiva
  3. Bagaimana perusahaan didanai
  4. Apakah pemegang saham biasa mendapatkan tingkat pengembalian yang cukup.

Dari beberapa keterangan yang telah dijabarkan di atas, dapat diperoleh kesimpulan, bahwa rasio keuangan adalah gambaran secara umum keuangan perusahaan yang dapat digunakan sebagai tolak ukur kondisi keuangan perusahaan pada periode yang bersangkutan. Analisis terhadap rasio keuangan dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan bagi pihak-pihak eksternal yang memiliki kepentingan di dalam perusahaan seperti hendak memberikan kredit, ataupun menanamkan saham.

  1. Jenis-Jenis Rasio Keuangan

Dalam perhitungan menggunakan rasio keuangan, terdapat enam jenis rasio keuangan yang bsia digunakan dalam laporan keuangan. Secara khusus, dalam laporan kali ini, hanya akan dibahas empat dari enam rasio keuangan yang ada. Empat rasio keuangan itu adalah sebagai berikut:

  1. Rasio Likuiditas

Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya jangka pendek. Apabila perusahaan dinilai memiliki cukup kemampuan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya maka perusahaan tersebut dapat dikatakan likuid. Sebaliknya, jika perusahaan dalam keadaan tidak mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya maka dikatakan ilikuid. Ada beberapa rasi likuiditas yang sering digunakan oleh analisis keuangan, beberapa di antaranya adalah:

  1. Current Ratio

 

Semakin besar nilai rasio semakin lancar perusahaan dalam memenuhi kewajibannya.

  1. Cash Ratio

 

Tidak ada standar likuiditas untuk cash ratio sehingga penilaiannya tergantung pada kebijakan manajemen.

  1. Quick Ratio (Acid Test Ratio)

 

Secara umum, tingkat Quic Ratio kurang dari 100% dianggap kurang baik bagi perusahaan.

  1. Working Capital to Total Assets Ratio

 

  1. Rasio Solvabilitas

Rasio Solvabilitas atau Leverage digunakan untuk mengukur besarnya dana untuk penanaman modal oleh para pemilik perusahaan dalam proporsinya dengan dana yang diperoleh dari para kreditur perusahaan.

  1. Total Debt to Equity Ratio

 

Semakin besar rasio ini, semakin tidak menguntungkan bagi para kreditur, karena jaminan modal para pemilik terhadap utang semakin kecil.

  1. Total Debt to Total Capital Assets

 

Bagi kreditur, semakin besar rasio ini, akan semakin tidak menguntungkan karena akan semakin besar risiko yang akan ditanggung atas kegagalan yang mungkin terjadi di perusahaan. Sedangkan bagi perusahaan, semakin besar rasio ini akan semakin baik karena akan memperbesar keuntungan yang akan diperoleh tanpa harus kehilangan kendali perusahaan.

  1. Long Term Debt to Equity Ratio

 

Semakin rendah rasio ini, maka akan semakin aman bagi kreditur jangka panjang.

 

  1. Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas adalah rasio-rasio yang digunakan untuk mengetahui seberapa jauh efektivitas penggunaan dana yang dimiliki oleh perusahaan yang bersangkutan. Pihak manajemen dan investor sangat berkepentingan terhadap penggunaan rasio aktivitas ini untuk mengetahui hasil operasi yang telah dilakukan dan bagaimana posisi keuangan perusahaan yang bersangkutan.

  1. Total Assets Turnover

 

Semakin tinggi rasio ini, menunjukkan bahwa semakin efieisn dana yang tertanam di perusahaan.

  1. Receivable Turnover

 

Semakin tinggi rasio ini menunjukka bahwa modal kerja yang ditanamkan dalam piutang semakin rendah.

  1. Average Collection Periode

 

Semakin sedikit hari yang diperlukan untuk mengumpulkan kembali piutang akan semakin efisien dana yang tertanam dalam piutang.

  1. Inventory Turnover

Semakin rendah tingkat perputaran persediaan menunjukkan semakin tidak efisien modal yang tertanam dalam persediaan dan menunjukkan tendensi persediaan yang berlebihan.

  1. Average Day’s Inventory

 

Semakin cepat atau semakin sedikit hari rata-rata persediaan akan semakin menguntungkan karena dana yang tertanam dalam persediaan semakin efisien dan biaya modalnya semakin rendah.

  1. Woking Capital Turnover

 

Semakin tingkat perputaran modal kerja bersih menunjukkan semakin efisiennya modal yang tertanam dalam modal kerja bersih.

  1. Rasio Rentabilitas

Rasio rentabilitas menunjukkan hasil akhir yang telah dicapai dari berbagai kebijakan dan keputusan yang telah diambil.

  1. Gross Profit Margin

 

Semakin tinggi raso ini semakin menguntungkan perusahaan. Sebaliknya semakin rendah rasio ini menunjukkan proporsi biaya produksinya tinggi dan proporsi laba kotornya rendah.

  1. Operating Income Ratio

 

Semakin tinggi rasio ini menunjukkan semakin tinggi keuntungan yang diperoleh perusahaan.

 

  1. Operating ratio

 

Jika rasio ini semakin besar berarti proporsi biaya operasi semakin besar dan keadaan seperti ini sangat tidak menguntungkan perusahaan.

  1. Net Profit Margin

 

Semakin tinggi rasio ini, semakin menguntungkan perusahaan karena laba bersih perusahaan semakin besar.

  1. Rate of Return on Total Assets

 

Semakin tinggi rasio ini menunjukkan semakin efisien modal atau dana yang ditanamkan.

  1. Rate of Return on Investment

 

Semakin tinggi rasio ini menunjukkan semakin efisien modal atau dana yang ditanamkan.

  1. Rate of Return for the Owners

Semakin tinggi rasio ini, semakin tinggi keuntungan para investor karena semakin efisien modal yang ditanamkan dalam perusahaan yang bersangkutan.

Sumber:

Sjahrial, Dermawan. Pengantar Manajemen Keuangan.  2009. Jakarta: Mitra Wacana Media

http://tipsserbaserbi.blogspot.co.id/2016/03/pengertian-dan-tujuan-analisis-laporan-keuangan.html

Tugas ini dibuat untuk memenuhi standar kelulusan mata kuliah Soft Skill Universitas Gunadarma. Demikian tugas ini dibuat atas:

Nama: Diah Sulistiyanti

NPM: 42214964

Kelas: 3DA02

Mata Kuliah: Analisis Laporan Keuangan

Dosen Pengampu: Wigiyanti