Dongeng Lok Lua

Posting ini ditulis untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Soft Skill, dengan dosen mata kuliah Bapak Yasman Riyanto, SSI, MT.

Nama Mahasiswa/i: Diah Sulistiyanti

NPM: 42214964

Jurusan: Akuntansi Komputer D3

Kelas: 1DA02

Dongeng merupakan bentuk sastra lama yang bercerita tentang suatu kejadian yang luar biasa yang penuh khayalan (fiksi) yang dianggap oleh masyarakat suatu hal yang tidak benar-benar terjadi. (Citra, Petrus. Antropologi. 2007: 118)

Dongeng merupakan bentuk cerita tradisional atau cerita yang disampaikan secara terun-temurun dari nenek moyang. (Agus Trianto, Pasti Bisa Pembahasan Tuntus Kompetensi Bahasa Indonesia: 200)

Dongeng berfungsi untuk menyampaikan ajaran moral (mendidik), dan juga menghibur. (Agus, Trianto, Pasti Bisa Pembahasan Tuntus Kompetensi Bahasa Indonesia.Jakarta: 200)

Berdasarkan kutipan yang diambil dari wikipedia.org di atas, sudah jelas bahwa dongeng adalah cerita turun temurun dari nenek moyang yang berisi kisah luar biasa namun tak benar-benar dipercayai oleh masyarakat pernah terjadi dan biasanya berisi ajaran moral.

Hal yang luar biasa dan tak masuk akal sudah biasa dalam dongeng dan telah menjadi bagian dari definisi dongeng tersebut. Setiap dongeng memiliki hal luar biasa yang mustahil dapat terjadi di kenyataan. Sebagai contoh, berikut akan saya sajikan satu dongeng dari Kalimantan Selatan berjudul Lok si Naga atau biasa disebut Lok Lua.

* * *

Cerita Rakyat Lok Si Naga Lok Lua, Kandangan, Hulu Sungai Selatan, Kalimantan Selatan

 

Dahulu kala ada sebuah keluarga nelayan mempunyai seorang anak laki-laki. Bila mereka pergi bekerja, anaknya tinggal di rumah untuk menjaga rumah.

Pada suatu hari suami-isti nelayan itu memasuki alat penangkap ikan mereka yang berupa tangguk besar. Sial, seekor pun tidak ada yang masuk. Meskipun demikian mereka tidak putus asa. Tangguk tetap dimasukkan dan diangkat berulang-ulang tanpa mengenal lelah. Akhirnya, ketekunan meeka berhasil juga. Pada waktu mereka mengangkat tangguk mereka untuk kesekian kalinya, ternyata di dalamnya terdapat sebutir telur yang sangat besar. Karena ngeri benda ajaib itu, telur itu segera mereka masukkan kembali ke dalam air. Anehnya, setiap kali mereka mengangkat tangguknya, setiap kali ada pula telur itu dan setiap kali segera mereka masukkan kembali ke dalam air. Keadaan ini berulang terus, walaupun telah mereka pindahkan tangguk mereka ke tempat lain. Rupanya telur itu berkeras hati untuk tetap bersama mereka. Akhirnya, karena putus asa telur itu pun dibawa pulang.

Sesampainya di rumah, anak kesayangan mereka sedang tidur pulas. Karena tidak mendapatkan ikan, maka telur itu pun direbusnya. Setelah matang, telur itu mereka makan sebagai lauk teman nasi.

Begitu perut mereka kenyang, timbullah suatu keajaiban. Kedua suami istri itu perlahan-lahan berganti rupa menjadi dua ekor naga yang besar. Keajaiban ini tidak menimpa putra mereka karena ia belum sempat memakan telur itu.

Setelah terjaga dari tidurnya, anak itu pun menjadi ketakutan sewaktu melihat keadaan orang tuanya. Ia pun menangis karena sedih. Melihat itu, kedua naga itu segera menjilati pipi putra mereka yang sangat mereka kasihi itu. Setelah anaknya tenang, ayahnya menasehati, agar tidak mekan telur di atas dulang. Telur itu adalah telur naga putih yang hidup di sungai tempat mereka sering mencari ikan dan siapa saja yang memakan telur itu akan menjadi naga seperti mereka. Setelah meninggalkan pesan itu, kedua naga itu pun terjun ke dalam sungai untuk bertempur dengan naga putih yang telah mengubah wujud mereka.

Dua pesan lainnya mereka berikan juga pada putranya. Apabila timbul darah mereh pada sungai, itu berarti mereka kalah. Namun, bila timbul darah putih, itu berarti naga putihlah yang kalah. Tanda hasil pergulatan itu akan terlihat apabila hujan turun rintik-rintik pada hari panas dan timbul pelangi di antara langit dan bumi.

Setelah orang tuanya masuk ke dalam sungai, anak itu duduk termenung. Ia terlalu kecil untuk menghadapi kenyataan hidup seperti itu. Setiap hari ia memandangi air sungai. Berharap agar kedua orang tuanya muncul lagi. Hingga pada suatu hari hujan turun rintik-rintik, di langit ada pelangi berwarna-warni, pada saat itulah air sungai mentembulkan warna putih seperti susu. Anak itu yakin sekarang kalau kedua orang tuanya telah memenangkan pertempuran dengan si naga putih.

Namun, ayah dan ibunya tk pernah kembali ke rumah lagi. Anak itu menunggu di tepi sungai dan terus menunggu hingga akhir hayatnya. Ia memang tidak dapat hidup sendiri tanpa orang tuanya.

Tempat kejadian cerita ini sekarang disebut Lok Si Naga atau Lok Lua artinya Sungai Naga.

* * *

“Lok Lua / Lok Si Naga”

Dari judul kita sudah bisa melihat dari awal bahwa ini adalah cerita yang tak benar-benar terjadi di dunia nyata. Kenyataannya, naga tak pernah ada di dunia nyata dan hanya ada di mitologi. Belum pernah ada bukti yang menyatakan keberadaan makhluk ini baik di prasejarah maupun di masa sekarang.

Naga sendiri merupakan sebutan umum bagi makhluk mitologi yang berwujud reptil berukuran raksasa (wikipedia.org) yang ada di mitologi berbagai suku bangsa di dunia. Ada berbagai spekulasi tentang dari mana munculnya makhluk mitologi ini, mulai dari kesalah pahaman manusia melihat kadal komodo (komodo dragon), mengiranya monster, hingga cerita karangan para pedagang di masa lalu untuk menyembunyikan letak negara penghasil rempah-rempah dari bangsa Eropa. Tak pernah ada spekulasi yang benar-benar pasti. Yang pasti hanyalah satu: naga itu tidak ada.

Begitu perut mereka kenyang, timbullah suatu keajaiban. Kedua suami istri itu perlahan-lahan berganti rupa menjadi dua ekor naga yang besar. Keajaiban ini tidak menimpa putra mereka karena ia belum sempat memakan telur itu.

 

Satu lagi bukti kemustahilan dalam dongeng ini. Tak ada manusia yang bisa berubah menjadi binatang. Mari kita singkirkan berbagai pengertian metafisik yang di luar nalar yang tak sesuai dengan hukum fisika dan mari fokus ke kenyataan. Hukum-hukum di dunia ini mengatakan bahwa keseluruhan bentuk suatu makhluk hidup konstan dan tak bisa berubah, hanya bisa dihancurkan / dileburkan. Dengan begini mustahil ada manusia yang seluruh atau sebagian tubuhnya berubah menjadi naga.

Baiklah, sekian ulasan saya tentang salah satu dongeng Indonesia yang terkenal. Terima kasih kepada sumber cerita ini yang saya kutip dari kamalrider.blogspot.com. Mohon maaf bila ada kesalahan, baik yang disengaja maupun tidak. Saya sudah menyertakan link sumber ke dalam blog ini selengkap mungkin.

Dongeng di atas (tak termasuk ulasan) sebagaimana dikutip dari kamalrider.blogspot.com/2010/07/cerita-rakyat-lok-si-naga-lok-lua.html

Ilustrasi naga yang menjadi penghuni Sungai
Ilustrasi naga yang menjadi penghuni Sungai