Black Haze Chapter 98

Saya sudah menunggu chapter ini sejak seminggu lalu, karena di minggu lalu semua pembaca Black Haze dibuat penasaran setengah mati tentang apa yang akan dilakukan Dio pada Rood dan Lisphen. Dan itulah yang menjadi halaman pembuka chapter ini.

98-f003-no text

Lisphen masih yakin bahwa Dio menyamar di sekolah karena ada niat buruk. Dan dia mengejek Dio dengan bilang bahwa wujudnya yang sekarang jauh lebih baik daripada wujud manusianya. Dio memang kelihatan marah hingga menggertakkan giginya, tetapi masih belum diketahui dia marah kepada siapa, kepada Rood atau kepada Lisphen (kemungkinan yang kedua jauh lebih kuat, mengingat apa yang dilakukan Lisphen padanya di chapter-chapter sebelumnya) Jawaban atas kenapa Dio terbang ke bawah meninggalkan Rubymonter dan Eljeble di atas, masih belum terjawab. Apakah Rubymonter yang menyuruhnya? Apakah ini inisiatif dia sendiri demi memastikan semua orang di bawah aman-aman saja? Entahlah.

Sementara di atas bangunan aula besar, Rubymonter dan Eljeble menghadapi Orphel, Mikel, dan para penyihir dari tower. Di sini kita melihat bahwa pria bernama Mikel ini bukanlah orang baik-baik dan Orphell juga perlu dipertanyakan keberpihakannya. Pasalnya, Mikel bisa dengan mudah memutuskan bahwa mereka harus menangkap Rubymonter dan Eljeble hidup-hidup demi eksperimen untuk mengubah sejarah manusia. Tentu saja perkataan itu membuat marah Ruby. Di wajahnya muncul retakan-retakan berwarna hitam. Mungkin kita akan melihat wujud asli Ruby di chapter depan. Sebelum scene berpindah, Ruby mengatakan akan membunuh semua manusia di sana tanpa sisa. Tapi apa dia sanggup? Sementara para penyihir dari asosiasi dan tower sudah menunggu di luar sekolah?

Di bawah, Lisphen sudah menghunuskan pedangnya. Dia menyuruh Rood untuk berada di sisi Lidusis dan melindunginya, tetapi diam-diam Rood menyuruh Dio untuk lari, pergi dari tempat itu. Namun Dio hanya membuang pandangan dari Rood dengan gelisah, entah kenapa. Lisphen menoleh, menyadari bahwa Rood masih ada di sana, tetapi Rood sudah tidak ada. Anak itu pergi dari sana, mau menyelesaikan sesuatu.

Lidusis yang melihat kepergian Rood langsung berlari menyusulnya. Di sini kita melihat mata Dio bergerak mengikuti perginya Lidusis.

98-f015-no text

Rood yang tengah berlari tiba-tiba dipegang kedua lengannya oleh dua orang berbeda, salah satunya Lidusis, dan satu yang lain adalah penyihir berjubah penyihir dari Tower. Keduanya sama-sama memanggil Rood. Kenapa bisa begitu?

98-f016-no text

Penyihir dari Tower itu menarik Rood, memintanya ikut dengannya. Rood sempat bingung, namun langsung memekik melihat siapa yang ada di balik tudung putih itu. Ternyata itu Master Opion. Rood yang nyaris memanggil nama sang master langsung dibekap mulutnya oleh pria itu. Dia beralasan di depan Lidusis, mengatakan bahwa dia ada perlu dengan Rood. Lidusis memaksa ikut, namun Master Opion bilang ini urusan rahasia. Tanpa bicara lagi, mereka berdua meninggalkan Lidusis. Berdasarkan pengalaman di chapter-chapter sebelumnya, Lidusis tak mau lagi ditinggal sendirian di bawah perlindungan orang lain. Bisa dipahami, karena setiap kali dia dilindungi, selalu ada yang terluka karena dia. Mungkin karena itulah Lidusis ingin menghindari semua orang. Dan mungkin karena alasan yang sama pulalah Ibriel Hadelio mati waktu itu.

Di tempat yang jauh dari keramaian, Master Opion menyuruh Rood pergi. Penolakan keras keluar dari mulut Rood. Tak sampai di situ, dia juga membalikkan perintah Master Opion dengan mengatakan: “memangnya siapa yang menyuruhku ke sini?” (tulisan di bahasa Inggrisnya “you”, tapi aku yakin, seharusnya pasti “I”, melihat jawaban yang dikatakan master Opion di balon dialog selanjutnya)

Lebih jauh, Rood menandaskan bahwa keberadaan dia di sini bukan karena misi, tetapi karena keinginannya sendiri. Akhirnya saat yang ditakuti semua pembaca terjadi: Lidusis mendengar semua. Ia mendengar bahwa Rood berada bersamanya karena misi, yang artinya diamenjadi teman Lidusis hanya karena disuruh dan kalau bukan karena itu, dia pasti tidak akan membela Lidusis mati-matian saat dibully waktu itu. Artinya kebersamaan mereka selama ini juga, saat di Ishuella, saat di sekolah juga, semua karena misi. Tak ada yang asli. Tetapi Rood menegaskan bahwa keinginannya berada di sini adalah karena keinginannya sendiri, bukan karena misi. Entah Lidusis mendengar ucapan terakhir Rood ini atau tidak.

98-f028-no text

Di adegan penutup, ada seseorang yang memanggil Lidusis, entah siapa. Semoga saja itu Rood. Pertanyaan yang tersisa minggu ini:

  • Apa yang akan dilakukan Mikel?
  • Apa yang akan dilakukan Ruby?
  • Bagaimana kondisi Dio dan Lispen?
  • Apa Reaksi Lidusis?
  • Siapa yang memanggil Lidusis?

Dan banyak pertanyaan lain. Semoga saja terjawab di chapter-chapter selanjutnya.

(Sumber gambar: http://www.mangahere.com)

 

Nama: Diah Sulistiyanti

NPM: 42214964

Aletheia

Gambar ilustrasi sampul Aletheia di berbagai situs komik online
Gambar ilustrasi sampul Aletheia di berbagai situs komik online

Aletheia berarti “kebenaran” dalam bahasa Yunani. Ini adalah organisasi rahasia yang mengendalikan dunia dari balik layar. Pemimpin-pemimpin terkenal dunia semua dikendalikan oleh Aletheia. Negara-negara yang tidak menurut akan mendapat teror terus menerus dari organisasi ini hingga mereka mau bergabung dengan Aletheia. Aletheia berada di antara semua orang, di seluruh negara di dunia ini. Saat ini mereka tengah berada di Korea, meneliti sebuah proyek bernama Immortal Dogma, proyek untuk membuat manusia abadi.

Mila Esteban, seorang agen CIA, dikirim ke Korea Selatan untuk menyelidiki perihal Immortal Dogma. Dalam catatan misinya dia mendapat info bahwa Aletheia berhasil menculik dan membunuh seorang agen kenamaan Korea. Aletheia baru kali ini menculik seorang agen, padahal sebelum ini mereka selalu memandang remeh dan tidak peduli pada siapa lawan mereka. Ini menarik perhatian CIA dan menyuruh Esteban untuk menyelidiki kenapa pria agen Korea itu menjadi sebuah ancaman yang harus dilenyapkan oleh Aletheia.

Tetapi saat Esteban sampai di sana, yang dia temui adalah gelimpangan mayat dan seorang bocah laki-laki yang memegang pisau berlumuran darah. Bocah itu berambut putih dan bermata merah, ciri-ciri orang albino. Dan dia berani melukai Esteban. Sayangnya Esteban sudah diperintahkan untuk tak menggores anak kecil itu.

Di saat tengah berpikir cara yang terbaik, tiba-tiba anak itu menjatuhkan pisaunya. Dia lantas menangis dan memohon pada Esteban untuk membunuhnya atau ‘orang itu’ akan menyuruhnya membunuh lagi. Anak itu berkata bahwa ada suara di kepalanya yang menyuruhnya untuk membunuh dan terus membunuh hingga tak ada yang tersisa lagi.

Esteban lantas menawari anak itu, apa yang dia inginkan. Anak itu menjawab dia ingin hidup seperti manusia normal yang punya keluarga dan hidup selayaknya orang-orang normal lainnya. Esteban meyanggupi dan akhirnya membawa pergi anak itu.

Sebelas tahun telah berlalu. Anak itu sudah tumbuh menjadi remaja bernama Park Sun Woo dan Mia Esteban menjadi ayah angkatnya. Suatu hari Esteban mendapat telepon dari teman lamanya yang meminta bertemu di suatu kafe. Esteban berpesan pada Sun Woo untuk tak ke mana-mana.

Tentu saja anak itu tidak menurut dan malah pergi jalan-jalan ke kota. Saat menaiki kereta bawah tanah, Park Sun Woo tidak tahu bahwa agen-agen Aletheia sudah membajak kereta itu dan berniat meledakkannya bersama seluruh penumpang.

***

Aletheia adalah manhwa baru, tapi saya lupa siapa pengarangnya. Manhwa ini baru ada sekitar 13 chapter terjemahannya dan sekarang sedang hiatus alias discontunued alias rehat dulu.

Kita doakan saja semoga manhwa menarik ini bisa terus berlanjut. Karena masih baru, masih belum jelas bagaimana karakterisasi dari tokoh-tokoh di dalamnya. Tetapi dari segi grafis, manhwa ini cukup menjanjikan. Ditambah tema teroris alias non fantasi yang masih jarang diirik manhwa sekarang.

Ketegangan dan bagaimana cara Park Sun Woo berpikir untuk menyelamatkan kereta dari ledakan bom yang entah di mana sangat menggoda untuk terus dibaca. Belum lagi berbagai organisasi dunia seperti CIA, organisasi rahasia Korea, dan berbagai organisasi lainnya yang berniat untuk melawan Aletheia juga patut dibaca. Secara total, kuberikan nilai 8,5 untuk manhwa ini. Kekurangannya sama seperti manhwa yang lain: terlalu bertele-tele dalam bercerita sehingga dalam satu chapter tak jarang konflik yang disajikan terlalu ringan.

Kita doakan saja semoga manhwa ini terus berlanjut.

(Sumber gambar: http://www.webtoonreader.com)

 

Nama: Diah Sulistiyanti

NPM: 42214964