Latihan 2 Soft Skill

PENGERTIAN  STATEMEN KEUANGAN

Statemen keuangan perusahaan  adalah statemen yg memberikan ikhtisar mengenai keadaan keuangan perusahaan, dimana Neraca (balance sheet) mencerminkan nilai aktiva, hHutang dan modal sendiri pada suatu saat tertentu, dan Statemen Rugi-Laba (income statements) mencerminkan hasil-hasil yang dicapai selama suatu periode tertentu biasanya satu tahun.

Media komunikasi dan pertanggungjawaban/ pertanggungjelasan antara perusahaan dan para pemiliknya atau pihak lainnya

 

 

 

ANALISIS STATEMEN KEUANGAN

Konsep analisis keuangan, bahwa hubungan–hubungan kuantitatif dapat digunakan untuk mendiagnosa kekuatan dan kelemahan dalam kinerja suatu perusahaan.

 

MANFAAT ANALISIS  RASIO KEUANGAN

Membantu penganalisis untuk mengetahui keadaan dan perkembangan keuangan perusahaan yang bersangkutan.

Untuk mengambil manfaat rasio keuangan kita memerlukan standar untuk perbandingan. Salah satu pendekatan adalah membandingkan rasio-rasio perusahaan dengan pola industri atau lini usaha di mana perusahaan secara dominan beroperasi.

 

MACAM-MACAM RASIO KEUANGAN

Beberapa tinjauan terhadap hubungan kuantitatif rasio keuangan:

Dilihat dari sumbernya  rasio dibagi menjadi 3:

  1. Rasio-Rasio Neraca
  • Adalah rasio-rasio yg disusun dari data yg berasal dari neraca misalnya; current ratio, Acid test-ratio, , current assets to total assets ratio, current lialibilities to total assets ratio dan lain sebagainya.

 

  1. Rasio Statemen Rugi-Laba
    • Rasio-rsio yang disusun berdasarkan income statements, misalnya gross profit margin, net operating margin, operating ratio, dan lain sebagainya.

 

  1. Rasio-Rasio Antar Statemen Keuangan
  • Adalah rasio keuangan yang disusun berdasarkan Neraca dan data lainnya yg berasal dari income statement, misalnya assets turnover, inventory turnover, receivables turnover dan sebagainya.

MACAM-MACAM RASIO ANALISIS KEUANGAN

Dalam menghitung dan menganalisis suatu laporan keuangan, diperlukan indikator untuk menganalisis dan menarik kesimpulan. Rasio keuangan menjadi salah satu indikator untuk mengukur tingkat kinerja suatu laporan keuangan. Jenis-jenis rasio yang ada dirinci sebagai berikut:

  1. Rasio Likuiditas

Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya jangka pendek. Apabila perusahaan dinilai memiliki cukup kemampuan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya maka perusahaan tersebut dapat dikatakan likuid. Sebaliknya, jika perusahaan dalam keadaan tidak mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya maka dikatakan ilikuid. Ada beberapa rasi likuiditas yang sering digunakan oleh analisis keuangan, beberapa di antaranya adalah:

  1. Current Ratio

Rumus: Total aktiva lancar / Total Hutang lancar

Semakin besar nilai rasio semakin lancar perusahaan dalam memenuhi kewajibannya.

  1. Cash Ratio

Rumus: (Kas+Efek) / Hutang Lancar

Tidak ada standar likuiditas untuk cash ratio sehingga penilaiannya tergantung pada kebijakan manajemen.

  1. Quick Ratio (Acid Test Ratio)

Rumus: (kas+efek+piutang) / Hutang Lancar

Secara umum, tingkat Quic Ratio kurang dari 100% dianggap kurang baik bagi perusahaan.

  1. Working Capital to Total Assets Ratio

Rumus: (Aktiva lancar+Hutang Lancar) / Jumlah Aktiva

Rasio Solvabilitas atau Leverage digunakan untuk mengukur besarnya dana untuk penanaman modal oleh para pemilik perusahaan dalam proporsinya dengan dana yang diperoleh dari para kreditur perusahaan.

 

  1. Rasio Solvabilitas
    1. Total Debt to Equity Ratio

Rumus: Total Hutang / Modal Sendiri

Semakin besar rasio ini, semakin tidak menguntungkan bagi para kreditur, karena jaminan modal para pemilik terhadap Hutang semakin kecil.

  1. Total Debt to Total Capital Assets

Rumus: Total Hutang / Total Aktiva

Bagi kreditur, semakin besar rasio ini, akan semakin tidak menguntungkan karena akan semakin besar risiko yang akan ditanggung atas kegagalan yang mungkin terjadi di perusahaan. Sedangkan bagi perusahaan, semakin besar rasio ini akan semakin baik karena akan memperbesar keuntungan yang akan diperoleh tanpa harus kehilangan kendali perusahaan.

  1. Long Term Debt to Equity Ratio

Rumus: Hutang Jangka Panjang / Modal Sendiri

Semakin rendah rasio ini, maka akan semakin aman bagi kreditur jangka panjang.

 

  1. Rasio Rentabilitas

Rasio rentabilitas menunjukkan hasil akhir yang telah dicapai dari berbagai kebijakan dan keputusan yang telah diambil.

  1. Gross Profit Margin

Rumus: (Penjualan Netto – Harga Pokok Penjualan) / Penjualan Netto

Semakin tinggi raso ini semakin menguntungkan perusahaan. Sebaliknya semakin rendah rasio ini menunjukkan proporsi biaya produksinya tinggi dan proporsi laba kotornya rendah.

  1. Operating Income Ratio

Rumus: (Penjualan Netto – Harga Pokok Penjualan – Biaya Administrasi) / Penjualan Netto

Semakin tinggi rasio ini menunjukkan semakin tinggi keuntungan yang diperoleh perusahaan.

  1. Operating Ratio

Rumus: (Harga Pokok Penjualan+Biaya Administrasi) / Penjualan Netto

Jika rasio ini semakin besar berarti proporsi biaya operasi semakin besar dan keadaan seperti ini sangat tidak menguntungkan perusahaan.

  1. Net Profit Margin

Rumus: EAT / Penjualan Netto

Semakin tinggi rasio ini, semakin menguntungkan perusahaan karena laba bersih perusahaan semakin besar.

  1. Rate of Return on Total Assets

Rumus: EBIT / Total Aktiva

Semakin tinggi rasio ini menunjukkan semakin efisien modal atau dana yang ditanamkan.

  1. Rate of Return on Investment

Rumus: EAT / Total Aktiva

Semakin tinggi rasio ini menunjukkan semakin efisien modal atau dana yang ditanamkan.

  1. Rate of Return for the Owners

Rumus: EAT / Modal Sendiri

Semakin tinggi rasio ini, semakin tinggi keuntungan para investor karena semakin efisien modal yang ditanamkan dalam perusahaan yang bersangkutan.

 

  1. Rasio Aktivitas
    1. Total Assts Turn Over

Rumus: Penjualan Neto / Jumlah Aktiva

Kemampuan dana yang tertanam dlm keseluruhan aktivaberputar dalam satu periode tertentu, Atau kemampuan dana yang diinvestasi- kan untuk menghasilkan revenue.

  1. Receivable Torn Over

Rumus: Penjualan Kredit / Piutang Rata-rata

Kemampuan dana yang tertanam dalam piHutang berputar dalam suatu periode tertentu.

 

  1. Average Collection Period

Rumus: (Piutang rata-rata X 360) / Penjualan Kredit

Periode rata-rata yang dibutuhkan dalam pengumpulan piHutang

  1. Inventory Turn Over

Rumus: Harga Pokok Penjualan / Inventory Rata-Rata

Kemampuan dana yang tertanam dalam inventory berputar dalam satu periode tertentu.

  1. Average Day’s Inventory

Rumus: (Inventory rata-rata X 360) / Harga Pokok Penjualan

Periode rata-rata persediaan berada di gudang .

  1. Working Capital Turn over

Rumus: Penjualan Netto / (Aktiva lancar – Hutang Lancar)

Kemampuan modal keja perusahaan berputar dalam satu periode siklus kas perusahaan

 

  1. Rasio Pertumbuhan

Rasio pertumbuhan (growth ratio), merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan mempertahankan posisi ekonominya di tengah pertumbuhan perekonomian dan sektor usahanya. Dalam rasio yang dianalisis adalah pertumbuhan penjualan, pertumbuhan laba bersih, pertumbuhan pendapatan per saham, dan pertumbuhan dividen per saham.

 

  1. Rasio Penilaian

Rasio penilaian (valuation ratio), yaitu rasio yang memberikan ukuran kemampuan manajemen menciptakan nilai pasar usahanya di atas biaya investasi, seperti rasio harga saham terhadap pendapatan, dan rasio nilai pasar saham terhadap nilai buku

  1. Rasio harga/laba

Harga pasar per saham terhadap laba per saham (price /earning ratio atau P/E ratio

Rumus: Harga pasar per saham / Laba per saham

Semakin tinggi risiko tinggi faktor diskonto dan semakin rendah rasio P/E, semakin tinggi P/E, maka semakin bagus sebuah perusahaan.

  1. Rasio Harga Pasar terhadap nilai Buku (market –to – book – value)

Rumus: Harga pasar per saham / Nilai buku ekuitas

Mengukur nilai yang diberikan pasar keuangan kepada manajemen dan organisasi perusahaan sebagai sebuah perusahaan yang terus tumbuh.

 

DAFTAR PUSTAKA:

Sjahrial, Dermawan. Pengantar Manajemen Keuangan.  2009. Jakarta: Mitra Wacana Media

lana.gunadarma.staff.ac.id

Tugas 2 Soft Skill

ANALISA PEMBANDING LAPORAN KEUANGAN

 

Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan dengan menggunakan indikator tertentu yang umum dan secara valid dapat digunakan untuk menganalisis sebuah laporan keuangan.

 

TUJUAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

“Membandingkan data keuangan dua periode atau lebih, sehingga dapat memperoleh data yang dapat mendukung keputusan yang akan diambil  oleh pihak-pihak  yangberkepentingan.”

 

MANFAAT ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

Manfaat yang dapat diperoleh dari melakukan analisis terhadap suatu laporan keuangan adalah sebagai berikut:

  1. Memberikan gambaran atau laporan kemajuan secara periodik yang dilakukan pihak manajemen perusahaan yang bersangkutan.
  2. Dapat menyajikan data historis serta menyeluruh yang terdiri dari datayang ada merupakan hasil kombinasi antara fakta yang telah dicatat, prinsip-prinsip dan kebiasaan-kebiasaan di dalam akuntansi serta pendapat pribadi
  3. Membantu para manajer, karena dengan laporan keuangan yang diperbandingkan untuk  beberapa periode dapat diketahui sifat dan tendensi perubahan yang terjadi dalam perusahaan.

Dalam menganalisa dan menilai posisi keuangan dan potensi atau kemajuan-kemajuan perusahaan, faktor yang paling utama untuk mendapatkan perhatian oleh penganalisa yaitu:

  1. Likuiditas, adalah menunjukan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera dipenuhi atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan pada saat ditagih. Adapun kewajiban keuangan suatu perusahaan pada dasarnya dapat digolongkan menjadi dua:
  2. Kewajiban keuangan yang berhubungan dengan pihak luar perusahaan (kreditur)
  3. Kewajiban keuangan yang berhubungan dengan proses produksi (intern perusahaan)
  4. Solvabilitas, adalah menunjukan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikwidasikan baik kewajiban keuangan jangkapendek maupun jangka panjan.

Dalam hubungannya, antara likuiditas dan solvabilitas ada empat kemungkinan keadaan yang dapat dialami oleh perusahaan :

  1. Perusahaan yang likuid dan solvable
  2. Perusahaan yang likuid tetapi insolvable
  3. Perusahaan yang likuid dan insolvable
  4. Perusahaan yang likuid tetapi solvable
  5. Rentabilitas atau profitability, adalah menunjukan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.
  6. Stabilitas usaha, adalah menunjukan kemampuan perusahaan untuk melakukan usahannya dengan stabilitas, yang diukur dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar beban bunga atas hutang-hutangnya dan akhirnya membayar kembali hutang-hutang tersebut tepat pada waktunnya.

 

PROSEDUR ANALISA

Sebelum mengadakan analisa terhadap suatu laporan keuangan, penganalisa harus benar-benar memahami laporan keuangan tersebut. Penganalisa juga harus mempunyai kemampuan  atau kebijaksanaan yang cukup didalam mengambil suatu kesimpulan, disamping harus  memperhatikan dan mempertimbangkan perubahan-perubahan kondisi perusahaan juga harus mempertimbangkan perubahan tingkat harga-harga yang terjadi.

Dalam bab II dikatakan bahwa bentuk dan isi laporan keuangan tidak atau belum ada keseragaman diantara perusahaan-perusahaan industry maupun perdagangan, sehingga klasifikasi dari pos-pos yang ada dalam laporan keuangan suatu perusahaan akan berbeda-beda dengan perusahaan yang lain perbedaan-perbedaan ini mungkin disebabkan karena :

  1. Laporan tersebut disesuaikan dengan tekanan atau tujuan management atau maksud pengguna laporan tertentu. Misalnya  untuk tujuan intern atau untuk tujuan perencanaan pengawasan intern akan berbeda dengan laporan yang ditujukan untuk ketentuan penentuan pajak (kemungkinan adannya laba yang disembunyikan), juga akan berbeda dengan laporan yang ditujukan untuk para kreditor atau calon kreditor dimana untuk tujuan kredit ini akan ditonjolkan tingkat likwiditas, solvabilitas dan rentabilitas
  2. Perbedaan pendapat diantara mereka yang menyusun laporan tersebut. Misalnya perbedaan pendapat tentang besarnya suatu pengeluaran untuk reparasi atau perbaikan mesin yang harus dikapitalisir,taksiran umur dari suatu aktiva tetap dan lain-lain
  3. Perbedaan pengetahuan serta pengalaman daripada akuntan yang menyusun laporan, misalnya akuntan yang memperoleh pendidikan atau pengetahuan sistem akuntansi secara continentral (rekening stelse) dengan akuntan yang memperoleh pengetahuan akuntansinnya secara anglo saxon (accounting), maka bentuk atau susunan laporannya kan berbeda.
  4. Adannya kegagalan untuk mengetrapkan sebutan-sebutan (terminology) ataupun klasifikasi yang terbaru yang telah diterima umum atau lazim digunakan.

Oleh karena itu sebelum mengadakan perhitungan-perhitungan, analisa dan interpretasi penganalisa harus mempelajari atau mereview secara menyeluruh dan kalau dianggap perlu diadakan penyusunan kembali (recondtruction) dari data-data sesuai dengan prinsip-prinsip yang berlaku dan tujuan analisa. Maksud  dari perlunnya mempelajari data secara menyeluruh ini adalah untuk meyakinkan pada penganalisa bahwa laporan itu sudah cukup jelas menggambarkan semua data keuangan yang relevant dan telah diterapkannya prosedur akuntansi maupun metode penilaian yang tepat, sehingga penganalisa akan betul-betul mendapatkan laporan keuangan yang dapat diperbandingkan ( comparable). Setelah kita mempelajari ataupun menyusun kembali laporan keuangan tersebut, kemudian mengadakan perhitungan-perhitungan, analisa dan interprestasi dengan menggunakan metode dan teknik analisa yang tepat sesuai dengan tujuan analisa.

 

METODE DAN TEKNIK ANALISA

Analisa-analisa laporan keuangan terdiri dari penelaahan atau mempelajari dripada hubungan-hubungan dan tendensi atau kecenderungan (trend) untuk menentukan posisi keuangan dan hasil operasi serta perkembangan perusahaan yang bersangkutan. Metode dan teknik analisa ( alat-alat analisa) digunakan untuk menentukan dan mengukur hubungan antara pos-pos yang ada dalam laporan, sehingga dapat diketahui perubahan-perubahan dari masing-masing pos tersebut  bila diperbandingkan dengan laporan dari beberapa periode untuk satu perinnya, misalnya diperusahaan tertentu, atau diperbandingkan atau alat-alat pembanding lainnya, misalnya diperbandingkan dengan laporan keangan yang di budgetkan atau dengan laporan keuangan perusahaan lainnya.Tujuan dari setiap metode dan teknik analisa adalah untuk menyederhanakan data sehingga dapat lebih dimengerti. Pertama-tama penganalisa harus mengorganisir atau mengumpulkan data yang diperlukan, mengukur dan kemudian menganalisa dan menginterprestasikan sehingga data ini  menjadi lebih berarti.

Ada dua metode analisa yang digunakan oleh setiap  penganalisa laporan keuangan, yaitu analisa horisontal dan analisa vertical.

  1. Analisa horizontal adalah analisa dengan mengadakan  pembandingan laporan keuangan untk beberapa periode atau beberapa saat, sehingga akan diketahui perkembangannya. Metode horizontal ini disebut pula sebagai metode analisa dinamis.
  2. Analisa vertical yaitu apabila laporan keuangan yag dinamis hanya meliputi satu periode atau satu saat saja, yaitu dengan memperbandingkan antara pos satu dengan pos  yang lainnya dalam laporan keuangan tersebut, sehingga hanya akan diketahui keadaan keuangan atau hasil operasi pada saat itu saja. Analisa vertical ini disebut juga sebagai metode analisa yang statis karena kesimpulan yang dapat diperoleh hanya untuk periode  saja tanpa mengetahui perkembangannya.

Teknik analisa yang biasa digunakan dalam analisa laporan keuangan adalah sebagai berikut :

  1. Analisa Perbandingan Laporan Keuangan, adalah metode dan teknik analisa dengan cara memperbandingkan laporan keuangan untuk dua periode atau lebih, dengan menunjukan:
  2. Data absolut atau jumlah-jumlah dalam rupiah
  3. Kenaikan atau penurunan dalam jumlah rupiah
  4. Kenaikan atau penurunan dalam prosentase
  5. Perbandingan yang dinyatakan dengan ratio
  6. prosentase dari total Analisa

dengan menggunakan metode ini akan dapat diketahui perubahan-perubahan yang terjadi, dan perubahan mana yang memerlukan penelitian lebih lanjut.

  1. Trend atau tendensi posisi dan kemajuan keuangan perusahaan yang dinyatakan dalam prosentase (trend percentage analysis), adalah suatu meted atau teknik analisa untuk mengetahui tendensi daripada keadaan keuangannya, apakah menunjukan tendensi tetap, naik atau bahkan turun
  2. Laporan dengan prosentase per komponen atau common size statement, adalah suatu metode analisa untuk mengetahui bprosentase investasi pada masing-masing aktiva terhadap total aktivannya, juga untuk mengetahui struktur permodalannya dan komposisi perongkosan yang terjadi dihubungkan dengan jumlah penjualnnya.
  3. Analisa sumber dan penggunan Modal kerja, adalah suatu analisa untuk mengetahui sumber-sember serta penggunaan modal kerja atau untuk mengetahui sumber-sumber serta  penggunaan modal kerja atau untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya modal kerja dalam periode tertentu
  4. Analisa sumber dan penggunaan kas (kas flow atatement analysis), adalah suatu analisa untuk mengetahui sebab-sebab berubahnya jumlah uang kas atau untuk mengetahui sumber-sumber serta penggunaan uang kas selama periode tertentu.
  5. Analisa ratio adalah , suatu metode analisa untuk mengetahui hubungan dari pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan rugi laba secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut.
  6. Analisa perubahan laba kotor (gross profit analysis), adalah suatu analisa untuk mengetahui sebab-sebab perubahan laba kotor suatu perusahaaan dari period eke periode yang lain atau perubahan laba kotor suatu periode dengan laba yang dibudgetkan untuk periode tersebut.
  7. Analisa Break-Event, adalah suatu analisa untuk menentukan tingkat penjualan yang harus dicapai oleh suatu perusahaan agar perusahaan tersebut tidak menderita kerugian, tetapi juga belom memperoleh keuntungan. Dengan analisa break-event ini juga akan diketahui berbagai tingkat keuntungan atau kerugian untuk berbagai tingkat penjualan.

Metode dan teknik analisa manapun yang diunakan  kesemuannya itu adalah, merupakan permulaan dari proses analisa yang diperlukan untuk menganalisa laporan keuangan, dan sertiap metode analisa mempunyai tujuan yang sama yaitu untuk membuat data agar lebih dimengerti sehingga dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan bagi pihak-pihak yang membutuhkan.

 

ANALISA PEMBANDING LAPORAN KEUANGAN

Neraca menunjukan aktiva, hutang dan modal perusahaan pada saat tertentu, dengan demikian neraca yang diperbandingkan (comparative balance sheet) menunjukan aktiva, hutang serta modal perubahan pada dua tanggal atau lebih untuk suatu perusahaan, atau pada tanggal tertentu untuk dua perusahaan yang berbeda. Dengan memperbandingkan neraca untuk dua tanggal atau lebih akan dapat diketahui perubahan-perubahan yang terjadi.

Perubahan-perubahan ini penting untuk diketahui sebab akan menunjukan sampai seberapa jauh menunjukan sampai seberapa jauh perkembangan keadaan keuangan perusahaan, dimana perubahan-perubahan di dalam neraca dalam suatu periode mungkin disebabkan karena :

  1. Laba atau rugi bersifat operasional maupun yang incidental
  2. Diperoleh aktiva baru maupun adannya perubahan modal aktiva
  3. Timbulnya atau lunasnya hutang maupun adannya perubahan bentuk hutang yang satu ke bentuk hutang yang lainnya.
  4. Pengeluaran atau pembayaran atau penarikan kembali modal sahan (adanya penambahan atau pengurangan modal)

Laporan rugi laba menunjukan penghasilan-penghasilan yang diperoleh perusahaan, biaya-biaya yang  terjadi serta laba atau rugi netto sebagai hasil dari operasi perusahaan selama periode tertentu, sehingga laporan rugi laba yang diperbandingkan menunjukan penghasilan, biaya, laba, atau rugi netto dari hasil operasi perusahaan dalam dua periode atau lebih. Apabila laporan keuangan dianalisa dengan mengadakan pembandingan dari laporan-laporan selama beberapa period, maka analisa yang demikian dinmakan analisa horizontal atau analisa dinamis, sedangkan apabila laporan keuangan yang dinamis hanya meliputi satu periode saja  (hanya memperbandingkan antara pos yang satu dengan pos yang lainnya dalam satu laporan keuangan), analisa yang demikian itu desebut analisa vertical atau analisa statis.

Dengan mengadakan atau menggunakan analisa yang dinamis akan diperoleh hasil analisa yang lebih memuaskan, karena dengan laporan keuangan yang diperbandingkan untuk beberapa periode akan diketahui sifat dan tendensi perubahan yang terjadi dalam perusahaan tersebut. Dalam metode analisa pembandingan ini dapat ditunjukan dalam :

  1. Data absolute atau jumlah-jumlah dalam rupiah
  2. Kenaikan atau penurunan dalam jumlah rupiah
  3. Kenaikan atau penurunan dalam prosentase
  4. Perbandingan yang dinyatakan dalam ratio
  5. Dinyatakan dalam prosentase dari total.

Keuntungan utama dapat diketahuinya pertambahan atau pengurangan ini adalah bahwa perubahan yang besar akan terlihat dengan jelas , dan dapat segera diadakan penyelidikan atau analisa lebih lanjut.

 

CONTOH KASUS ANALISIS PERBANDINGAN LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN 

PT. INDOFOOD MAKMUR Tbk.

LAPORAN POSISI KEUANGAN KOMPARATIF

TAHUN 2011-2012

01

Analisis:

Pada Neraca komparatif PT. Indofood Sukses Makmus Tbk selama tahun 2011 dan 2012, aktiva mengalami kenaikan sebesar 5.738.274 atau sebesar 10.7%. Hal ini disebabkan karena lancar mengalami kenaikan sebesar 1.707.238 atau sebesar 6.96% dan aktiva tidak lancar mengalami kenaikan sebesar 88.6%. Kenaikan pada aktiva lancar disebabkan karena kenaikan secara merata pada hampir semua akun aktiva lancar kecuali pada investasi jangka pendek yang terjadi penurunan sebesar 3.94%, piutang usaha pihak berelasi yang mengalami penurunan sebesar 1,78%, piutang bukan usaha dari pihak ketiga yang mengalami penurunan sebesar 2.15% serta piutang bukan usaha pihak berelasi yaitu sebesar 39.7%, dan pada beban tanaman tebu ditangguhkan terjadi penurunan sebesar 17.9%. Sementara kenaikan pada aktiva tidak lancar disebabkan karena kenaikan secara merata pada akun-akun aktiva lancar terkecuali pada akun piutang plasma-netto yang terjadi penurunan sebesar 0.7%, beban ditangguhkan-netto yang terjadi penurunan sebesar 37.8%, dan aset tidak berwujud-netto yang mengalami penurunan sebesar 6.06%.

0203

 

Analisis:

Pada Neraca komparatif PT. Indofood Sukses Makmus Tbk selama tahun 2011 dan 2012, kewajiban atau liabilitas mengalami kenaikan sebesar 3.205.825 atau sebesar 14.6%. Hal ini disebabkan karena kenaikan yang mendominasi akun-akun dalam ekuitas kecuali pada akun utang pajak, utang bank, dan utang obligasi yang turu sampai tidak bersisa sama sekali di tahun 2012. Sementara untuk ekuitas juga mengalami kenaikan sebesar 5.738.274 atau sebesar 10.7%. Hal ini disebabkan karena kenaikan sebagian besar akun pada ekuitas, terkecuali modal ditempatkan dan disetor penuh yang tidak mengalami perubahan dan laba yang belum terealisasi dari aset keuangan tersedia utuk dijual terjadi penurunan sebesar 4.64%.

PT. INDOFOOD MAKMUR Tbk.

LAPORAN LABA RUGI KOMPARATIF

TAHUN 2011-2012

0405

 

Analisis:

Pada Laporan Laba-Rugi Konsolidasi Komparatif PT. Indofood Sukses Makmur Tbk selama tahun 2011 sampai dengan tahun 2012, mengalami penurunan sebesar 145.680 atau sebesar 2.9% meski laba bruto mengalami kenaikan sebesar 7.8%. Hal ini disebabkan karena bertambahnya jumlah dari akun-akun beban dan tidak adanya beban yang turun di tahun 2012.

Demikianlah tugas ini dibuat untuk memenuhi syarat kelulusan mata kuliah Soft Skill Universitas Gunadarma. Tugas ini disusun dan dibuat atas:

nama: Diah Sulistiyanti

NPM: 42214964

Kelas: 3DA02

Mata Kuliah: Analisis Laporan Keuangan

Dosen Pengampu: Wigiyanti

 

DAFTAR PUSTAKA

 

http://ratnamuslimah.blogspot.co.id/2015/04/analisis-perbandingan-laporan-keuangan.html

https://seftilove.blogspot.co.id/2013/04/tugas-2-analisis-perbandingan-laporan.html

http://rossanilawati.blogspot.co.id/2013/10/analisa-perbandingan-laporan-keuangan.html

 

 

Tugas Soft Skill 1: Analisis Laporan Keuangan

Analisis Laporan Keuangan

Salah satu sumber informasi yang penting bagi para pengguna laporan keuangan dalam pengambilan suatu keputusan ekonomi adalah melalui laporan keuangan. Laporan keuangan menyajikan banyak informasi mengenai kinerja manajemen dan kesehatan perusahaan. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa laporan keuangan masih memiliki banyak kekurangan dalam menyajikan informasi yang dibutuhkan oleh beberapa pihak, oleh karena itu dibutuhkanlah analisis atas laporan keuangan yang digunakan untuk menganalisis dan menafsirkan laporan tersebut sehingga dapat memberikan informasi yang berarti bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan perkembangan hasil kinerja perusahaan.

Jumingan (2011, p. 42) menjelaskan bahwa analisis laporan keuangan meliputi penelaahan tentang hubungan dan kecenderungan atau tren utnuk mengetahui apakah keadaan keuangan, hasil usaha, dan kemajuan keuangan perusahaan memuaskan atau tidak memuaskan. Analisis dilakukan dengan mengukur hubungan antara unsur-unsur laporan keuangan dan bagaimana perubahan unsur-unsur itu dari tahun ke tahun untuk mengetahui arah perkembangannya. Kegiatan analisis laporan keuangan juga dilakukan dengan tujuan agar dapat memperoleh gambaran yang jelas mengenai keadaan keuangan dan hasil usaha perusahaan sehingga informasi tersebut dapat dijadikan sebagai bahan acuan dalam pengambilan keputusan.

Harahap (2008, p. 190) mendefinisikan bahwa laporan keuangan adalah menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara yang satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non-kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat. Analisis laporan keuangan dihitung dengan cara membandingkan satu pos dengan pos laporan keuangan lainnya baik secara individu maupun bersama-sama guna mengetahui hubungan di antara pos tertentu, baik dalam neraca maupun laporan laba rugi.

Dapat disimpulkan bahwa rasio keuangan merupakan alat ukur yang digunakan perusahaan untuk menganalisis laporan keuangan. Dengan menggunakan analisis laporan keuangan, analis dapat mengetahui baik dan buruknya keadaan dan posisi keuangan suatu perusahaan dari satu periode ke periode berikutnya. Di sisi lain, dengan menggunakan analisis laporan keuangan, para manajer keuangan perusahaan dapat memprediksikan cara-cara yang harus mereka tempuh agar perusahaan mendapatkan tambahan dana dari para investor.

Tujuan Analisis Laporan Keuangan

 

Harahap (2008, p. 195) menjelaskan bahwa ada 10 tujuan dari analisis laporan keuangan, antara lain :

  1. Dapat memberikan informasi yang lebih luas, lebih dalam daripada yang terdapat dari laporan keuangan biasa.
  2. Dapat menggali informasi yang tidak tampak secara kasat mata (explicit) dari suatu laporan keuangan atau yang berada dibalik laporan keuangan (implicit).
  3. Dapat mengetahui kesalahan yang terkandung dalam laporan keuangan.
  4. Dapat membongkar hal-hal yang bersifat tidak konsisten dalam hubungannya dengan suatu laporan keuangan baik dikaitkan dengan komponen intern laporan keuangan maupun kaitannya dengan informasi yang diperoleh dari luar perusahaan.
  5. Mengetahui sifat-sifat hubungan yang akhirnya dapat melahirkan model-model dan teori-teori yang terdapat dilapangan seperti untuk prediksi, peningkatan (rating).
  6. Dapat memberikan informasi yang diinginkan oleh para pengambil keputusan. Dengan perkataan lain apa yang dimaksud dari suatu laporan keuangan merupakan tujuan analisis laporan keuangan juga.
  7. Dapat menentukan peringkat perusahaan menurut kriteria tertentu yuang sudah dikenal dalam dunia bisnis.
  8. Dapat membandingkan situasi perusahaan dengan perusahaan lain dengan periode sebelumnya atau dengan standar industri normal atau standar ideal.
  9. Dapat memahami situasi dan kondisi keuangan yang dialami perusahaan, baik posisi keuangan, hasil usaha, struktur keuangan dan sebagainya.
  10. Bisa juga memprediksikan potensi apa yang mungkin dialami perusahaan di masa yang akan datang.

Pendapat lain juga dikemukakan oleh Kasmir, (2011, p. 68) bahwa tujuan analisis laporan keuangan antara lain adalah :

  1. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu, baik aset, kewajiban, modal maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk beberapa periode tertentu,
  2. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan perusahaan,
  3. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan ke depan yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini,
  4. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu penyegaran atau tidak,
  5. Untuk digunakan sebagai pembanding dengaan perusahaan sejenis tentang hasil yang mereka capai,

Dari poin-poin di atas, dapat disimpulkan bahwa manfaat dari analisis laporan keuangan adalah dapat mengetahui adanya kekuatan atau kelemahan keuangan dari tahun-tahun sebelumnya, dengan cara membandingkan angka rasio laporan keuangan dengan standar yang ditetapkan. Melalui cara tersebut pihak manajemen dapat menilai apakah kinerja perusahaan mengalami penigkatan atau mengalami penurunan pada tahun tersebut, sehingga pihak manajemen dapat mengambil tindakan untuk menanggapi kenaikan dan penurunan tersebut. Apabila perusahaan berada dibawah standar, maka pihak manajemen akan mencari faktor-faktor yang menyebabkan penurunan tersebut untuk pengambilan kebijakan guna menaikkan kembali angka rasio perusahaannya.

 

Keterbatasan Analisis Laporan Keuangan

Hanafi (2009, p. 78) mengutarakan bahwa meskipun analisis laporan keuangan sangat bermanfaat, tetapi ada beberapa keterbatasan yang perlu diperhatikan, antara lain:

  1. Data yang mencatat dan dilaporkan oleh laporan keuangan mendasarkan pada harga perolehan.
  2. Upaya perbaikan barangkali bisa dilakukan oleh pihak manajemen untuk memperbaiki laporan keuangan sehingga laporan keuangan tampak bagus.
  3. Banyak perusahaan yang mempunyai beberapa divisi atau anak perusahaan yang bergerak pada beberapa bidang usaha (industri), yang mengakibatkan analis susah dalam memilih pembanding perusahaan dikarenakan perusahaan tersebut bergerak pada beberapa industri.
  4. Inflasi atau deflasi akan mempengaruhi laporan keuangan terutama yang berkaitan dengan rekening-rekening jangka panjang seperti investasi jangka panjang.
  5. Rata-rata industri merupakan rata-rata perusahaan yang ada dalam industri. Ada beberapa perusahaan yang tidak bagus yang dipakai dalam perhitungan rata-rata industri. Perusahaan yang ingin sukses biasanya harus berada di atas rata-rata rasio industri, bukannya sama dengan rata-rata industri. Begitu juga sebaliknya, angka yang lebih rendah dibandingkan rata-rata industri juga tidak selalu berarti jelek. Ada banyak hal yang harus dipertimbangkan sebelum menentukan baik buruknya suatu angka.

Di sisi lain Harahap (2008, p. 192)  mengemukakan terdapat beberapa kelemahan analisis laporan keuangan, antara lain :

  1. Analisis laporan keuangan bergantung pada laporan keuangan, oleh karena itu kelemahan laporan keuangan harus selalu diingat agar kesimpulan dari analisis itu tidak salah.
  2. Objek analisis laporan keuangan hanya laporan keuangan. Angka-angka di dalam laporan keuangan tidak cukup untuk menilai suatu laporan keuangan tetapi harus melihat juga aspek lainnya seperti tujuan perusahaan, situasi ekonomi, situasi industri, gaya manajemen, budaya manajemen dan budaya masyarakat.
  3. Objek analisis data historis yang menggambarkan masa lalu dan kondisi ini berbeda dengan kondisi masa depan.
  4. Terdapat beberapa perbedaan prinsip yang bisa menjadi penyebab perbedaan angka jika dilakukan perbandingan dengan perusahaan lain misalnya :
  5. Prinsip Akuntansi,
  6. Ukuran Perusahaan,
  7. Jenis Industri,
  8. Periode Laporan,
  9. Laporan Individual atau Laporan Konsolidasi,
  10. Jenis perusahaan spek profit motive atau non profit motive.

Metode dan Teknik Analisis

Ada beberapa macam metode dan teknik analisis laporan keuangan yang dapat dibuat. Metode dan teknik analisis laporan keuangan tersebut antara lain seperti disebutkan di bawah ini:

  1. Analisis perbandingan neraca, laporan laba-rugi, dan laporan laba yang ditahan dengan menunjukkan:
    1. data absolut (jumlah dalam rupiah);
    2. kenaikan dan penurunan dalam jumlah rupiah;
    3. kenaikan dan penurunan dalam persen;
    4. perbandingan yang dinyatakan dalam ratio;
    5. persentase dari total.
  1. Analisis perubahan modal kerja
  2. Analisis trend dari ratio unsur-unsur neraca dan data operasi yang ada kaitannya.
  3. Analisis persentase per komponen dari neraca dan laporan laba-rugi.
  4. Analisis ratio yang memperlihatkan hubungan beberapa unsur neraca, laporan laba-rugi, dan kedua laporan keuangan tersebut.
  5. Analisis perbandingan dengan ratio industri.
  6. Analisis perubahan pendapatan netto atau analisis perubahan laba bruto.
  7. Analisis titik impas atau analisis break-even point.

Jenis Analisis

Ada beberapa jenis analisis yang dapat dilakukan, yakni: analisis internal, analisis eksternal, analisis horizontal, dan analisis vertical.

  1. Analisis Internal

Yaitu analisis yang dilakukan oleh mereka yang bisa mendapatkan informasi yang lengkap dan terperinci mengenai suatu perusahaan. Analisis demikian terutama dilakukan oleh manajemen dalam mengukur efisiensi usaha dan menjelaskan perubahan yang terjadi dalam kondisi keuangan. Bagi seorang penganalisis intern, selain laporan-laporan keuangan yang diumumkan pada publik, juga tersedia laporan-laporan intern yang biasa tidak diumumkan dan hanya dipakai untuk maksud-maksud intern.

  1. Analisis Eksternal

Yaitu analisis yang dilakukan oleh mereka yang tidak bisa mendapatkan data yang terperinci mengenai suatu perusahaan. Analisis demikian dilakukan oleh bank-bank, para kreditur, pemegang saham, calon pemegang saham dan lain-lain seperti dalam hal mengukur tingkat likuiditas dan profitabilitas. Bagi seorang penganalisis ekstern hanya tersedia laporan-laporan keuangan yang lazimnya diumumkan pada publik yaitu neraca dan laporan laba-rugi. Karena terbatasnya data yang bisa didapatkan oleh penganalisis ekstern maka analisis tersebut tentu tidak bisa sedemikian mendalam seperti yang dilakukan oleh seorang penganalisis intern.

 

  1. Analisis Horisontal

Yaitu analisis perkembangan data keuangan dan data operasi perusahaan dari tahun ke tahun guna mengetahui kekuatan aatu kelemahan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Analisis ini terdiri dari Comparative statements dan Index Number Series

 

  1. Analisis Vertikal

Yaitu analisis laporan keuangan yang terbatas hanya pada satu periode akuntansi saja. Analisis ini terdiri dari Common Size financial statement dan Ratio Analysis.

Seringkali laporan keuangan disederhanakan untuk mengetahui posisi relatif suatu rekening dalam laporan keuangan. Teknik penyederhanaannya yaitu:

  1. Teknik Analisis Common Size

Analisis ini merubah angka-angka yang ada dalam neraca dan laporan laba-rugi menjadi persentase berdasarkan dasar tertentu. Untuk angka-angka yang ada di neraca, common base-nya adalah total aktiva. Dengan kata lain, total aktiva dipergunakan sebagai 100%

  1. Teknik Analisis Indeks

Analisis ini merubah semua angka dalam laporan keuangan pada tahun dasar menjadi 100. Pemilihan tahun dasar adalah tahun yang dipandang sebagai tahun normal, bukan selalu tahun yang paling awal. Demikian analisis ini dilakukan untuk melihat perkembangan dari waktu ke waktu.

Prosedur analisis meliputi tahapan sebagai berikut:

  1. Review Data Laporan Keuangan

Merupakan aktivitas penyesuaian data laporan keuangan terhadap berbagai hal, baik sifat/jenis perusahaan yang melaporkan maupun system akuntansi yang berlaku.

 

  1. Menghitung

Dengan menggunakan berbagai metode dan teknik analisis dilakukan perhitungan-perhitungan, baik metode perbandingan, persentase per komponen, analisis rasio keuangan, dan lain-lain.

 

  1. Membandingkan/Mengukur

Langkah berikutnya setelah melakukan perhitungan adalah membandingkan/mengukur. Langkah ini diperlukan guna mengetahui kondisi hasil perhitungan tersebut.

 

  1. Menginterpretasi

Interpretasi merupakan inti dari proses analisis sebagai perpaduan antara hasil pembandingan/pengukuran  dengan kaidah teoritik yang berlaku. Hasil interpretasi mencerminkan keberhasilan maupun permasalahan apa yang dicapai perusahaan dalam pengelolaan keuangan.

 

  1. Solusi

Merupakan langkah terakhir dari rangkaian prosedur analisis. Dengan memahami problem keuangan yang dihadapi perusahaan maka akan ditempuh solusi yang tepat.

 

Laporan Keuangan yang Diperbandingkan

Dalam analisis laporan keuangan, perincian jumlah sen biasanya dapat dihilangkan. Pembulatan data keuangan dan hasil usaha atau operasi dalalml ribuan atau jutaan rupiah tidak akan mempengaruhi dalam perhitungan ratio, persentase, dan perbandingan karena sifat hubungan itu sebenarnya tidak berubah.

Membandingkan data neraca untuk  dua periode atau lebih bertujuan untuk mengetahui adanya kenaikan atau penurunan jumlah absolut (dalam rupiah) dan dalam persentase. Perubahan ini penting karena dapat memberi petunjuk arah perkembangan kondisi keuangan perusahaan.

Analisis perbandingan tersaebut biasanya juga dilengkapi dengan ratio. Ratio ini dihitung dengan cara membagi jumlah rupiah tahun sedang berjalan dengan jumlah rupiah tahun sebelumnya sebagai tahun dasar. Ratio kurang dari satu berarti jumlah rupiah tahun yang sedang berjalan lebih kecil dari jumlah rupiah tahun dasar, sebaliknya ratio lebih dari satu berarti jumlah rupiah tahun yang sedang berjalan lebih besar dari jumlah rupiah tahun dasar.

 

Jumlah Kumulatif dan Rata-rata

Analisis perbandingan dapat diperluas dengan menunjukkan jumlah kumulatif  dan angka rata-rata tahunan. Selanjutnya akan dapat dianalisis apakah data yang ada menyimpang dari angka rata-rata tahunan tersebut. Apabila terjadi penyimpangan, kemudian dapat dicari faktor-faktor penyebabnya, dan dapat disimpulkan apakah penyimpangan tersebut menguntungkan atau merugikan.

 

Interpretasi Laporan Keuangan yang Diperbandingkan

Dari laporan keuangan yang diperbandingkan, dengan menunjukkan perubahannya secara absolut (dalam jumlah rupiah) dan perubahan secara relatif (dalam persen), analisis dapat dilakukan dengan melihat perubahan masing-masing unsur secara individual dan melihat gabungan beberapa unsur yang ada kaitannya. Perbedaan-perbedaan yang terjadi dicari faktor-faktor penyebabnya dan dapat dinilai apakah perubahan-perubahan itu bersifat menguntungkan.

 

Analisis Rasio Keuangan

Analisis rasio keuangan merupakan analisis dengan jalan membandingkan suatu pos dengan pos laporan keuangan lainnya baik secara individu maupun bersama-sama guna mengetahui hubungan di antara pos-pos tertentu baik dalam neraca maupun laporan laba-rugi. Berikut ini kategori rasio keuangan menurut Weston dan Brigham:

Rasio Tujuan Penggunaan
Rasio Likuiditas Untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiabn jangka pendeknya.
Rasio Leverage Untuk mengukur sejauhmana kebutuhan keuangan perusahaan dibelanjai dengan dana pinjaman.
Rasio Aktivitas Untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam mengoperasikan dana.
Rasio Profitabilitas Untuk mengukur efektivitas manajemen yang tercermin pada imbalan hasil dari investasi melalui kegiatan penjulan.
Rasio Pertumbuhan Untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mempertahankan kedudukannya dalam pertumbuhan perekonomian dan dalam industri.
Rasio Valuasi Untuk mengukur performance perusahaan secara keseluruhan, karena rasio ini merupakan pencerminan dari rasio resiko dan rasio imbalan hasil

Sedangkan dalam Modul Teori dan Praktik Akuntansi Keuangan USAP Review, Analisis Rasio diuraikan seperti berikut ini:

Profitabilitas

Analisis ini berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam manghasilkan laba dan sejauh mana efektifitas pengelolaan perusahaan pada masa-masa yang lalu. Karena alasan keberadaan sebagian besar perusahaan adalah untuk mendapatkan laba, rasio profitabilitas merupakan salah satu rasio keuangan yang signifikan. Analisis ini meliputi:

  1. Marjin Laba atas Penjualan
  2. Tingkat Pengembalian atas Total Aktiva
  3. Tingkat Pengembalian atas Ekuitas Pemegang Saham
  4. Tingkat Pengembalian atas Ekuitas
  5. Laba per saham
  6. Dividen per saham
  7. Tingkat pembayaran dividen
  8. Hasil atas Saham Biasa
  9. Rasio Harga-Laba

Likuiditas

Analisis ini bertujuan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek beserta bunganya pada saat tanggal jatuh tempo. Analisis likuiditas yang paling lazim antara lain sebagai berikut:

  1. Rasio Lancar
  2. Rasio Cepat
  3. Defensive Internal Ratio

Solvabilitas

Rasio solvabilitas yang biasanya dihitung adalah sebagai berikut:

  1. Rasio Ekuitas Pemegang saham terhadap total kewajiban.
  2. Kelipatan bunga terhadap laba
  3. Nilai buku per saham
  4. Arus kas per lembar

Aktivitas

Analisis ini digunakan untuk mengukur sampai sejauh mana efisiensi perusahaan dalam penggunaan aktivanya. Analisis yang sering digunakan adalah:

  1. Perputaran piutang usaha
  2. Jumlah Penjualan Harian dalam piutang
  3. Tingkat perputaran persediaan
  4. Perputaran total aktiva

 

 

Sumber:

http://dewiasmaranii.blogspot.co.id/2014/12/analisis-laporan-keuangan.html

https://anitawulan.wordpress.com/2011/02/27/metode-analisis-laporan-keuangan/

 

Tugas ini dibuat untuk memenuhi standar kelulusan mata kuliah soft skill Universitas Gunadarma. Demikian postingan ini dibuat atas:

Nama: Diah Sulistiyanti

NPM: 42214964

Kelas: 3DA02

Mata Kuliah: Analisis Laporan Keuangan

Dosen pengampu: Wigiyanti

 

Latihan Soft Skill 1: Tujuan Analisis Keuangan dan Rasio dalam Analisis Laporan Keuangan

Tujuan Analisis Laporan Keuangan

Analisis terhadap laporan keuangan suatu perusahaan pada dasarnya karena ingin mengetahui tingkat profitabilitas (keuntungan) dan tingkat risiko atau tingkat kesehatan suatu perusahaan. Hal yang paling mudah dalam analisis keuangan adalah menghitung rasio-rasio keuangan suatu perusahaan, dan yang menjadi tantangan bagi analis bukanlah perhitungannya melainkan bagaimana melakukan analisisnya dan menginterpretasikan rasio-rasio keuangan yang muncul.

Ada beberapa tujuan analisis laporan keuangan:

  1. Investasi pada Saham

Bagi calon investor, analisis laporan keuangan penting untuk pengambilan keputusan investasi pada saham dan juga untuk menilai kemampuan perusahaan sekaligus memproyeksikan kemampuan perusahaan pada masa-masa mendatang. Investor atau calon investor akan tertarik pada tingkat keuntungan (return) yang tinggi dengan tingkat rasio yang rendah.

  1. Pemberian Kredit

Dalam analisis ini, tujuan pokoknya adalah menilai kemampuan perusahaan untuk mengembalikan pinjaman yang diberikan beserta bunga yang berkaitan dengan pinjaman tersebut. Pada kredit jangka pendek, analis akan memfokuskan pada kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban-kewajiban jangka pendeknya pada saat jatuh tempo. Sedangkan pada kredit jangka panjang, analis akan fokus pada kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban-kewajiban jangka panjang pada saat jatuh tempo.

  1. Kesehatan Pemasok

Perusahaan yang tergantung pada supply pemasok akan mempunyai kepentingan pada pemasok tersebut. Perusahaan ingin memastikan bahwa pemasok tersebut sehat dan bisa bertahan terus. Dengan kemungkinan kerja sama yang terus menerus, analis dari pihak perusahan akan berusaha menganalisis profitabilitas perusahaan pemasok, kondisi keuangannya, kemampuan untuk menghasilkan kas untuk memenuhi operasi sehari-harinya, dan kemampuan membayar kewajibannya pada saat jatuh tempo.

  1. Kesehatan Pelanggan

Apabila perusahaan akan memberikan penjualan kredit kepada pelanggan maka perusahaan memerlukan informasi keuangan pelanggan, terutama informasi mengenai kemampuan pelanggan memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Analisis yang dilakukan akan tergantung pada besarnya kredit, jangka waktu kredit, jenis usaha pelanggan, besar kecilnya usaha pelanggan dan lain-lain.

  1. Kesehatan Perusahaan ditinjau dari Karyawan

Karyawan atau calon karyawan barangkali akan tertarik menganalisis keuangan perusahaan untuk memastikan apakah perusahaan yang akan dimasukinya tersebut mempunyai prospek keuangan yang bagus. Beberapa faktor yang bisa dianalisis antara lain profitabilitas perusahaan, kondisi keuangan perusahaan, dan ke mampuan menghasilkan kas dari perusahaan.

  1. Pemerintah

Pemerintah bisa menganalisis keuangan perusahaan untuk menentukan pajak yang dibayarkan, atau menentukan tingkatkeuntungan yang wajar bagi suatu industri. Apabila perusahaan akan menjual sahamnya di pasar modal, maka pemerintah (dalam hal ini Bapepam) akan menganalisis keuangan perusahaan untuk menentukan layak tidaknya perusahaan tersebut untuk go public.

  1. Analisis Internal

Pihak internal perusahaan memerlukan informasi mengenai kondisi keuangan untuk menentukan sejauh mana perkembangan perusahaan. Informasi semacam ini bisa digunakan sebagai basis evaluasi prestasi manajemen. Bagi pihak manajemen, informasi keuangan tertentu bisa digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan, untuk perencanaan atau untuk mengevaluasi perubahan strategi.

  1. Analisis Pesaing

Kondisi keuangan bisa dianalisis oleh perusahaan untuk menentukan sejauh mana kekuatan keuangan pesaing. Informasi semacam ini bisa dipakai untuk penentuan strategi perusahaan seperti strategi harga, strategi merebut pangsa pasar, atau keputusan-keputusan lainnya.

  1. Penilaian Kerusakan

Kadangkala analisis keuangan juga bisa dipakai untuk menentukan besarnya kerusakan yang dialami oleh perusahaan. Misalkan barang dagangan perusahaan mengalami kebakaran dan perusahaan mengasuransikan barang dagangan tersebut, analisis keuangan bisa dipakai oleh pihak asuransi untuk menentukan besarnya kerusakan yangdialami oleh perusahaan. Informasi ini bisa dipakai untuk menentukan besarnya ganti rugi yang dibayarkan ke perusahaan.

Analisis risiko untuk jangka waktu yang pendek dilakukan dengan menganalisis likuiditas perusahaan. Analisis kredit banyak memerlukan jenis analisis semacam ini. Sedangkan untuk analisis risiko jangka panjang, diperlukan analisis solvabilitas. Analisis pinjaman jangka panjang seperti dalam obligasi akan banyak menggunakan jenis analisis ini.

Analisis Rasio Keuangan

Rasio menurut Menurut Kown (masukkan kutipan) adalah “Hasil dari menganalisis laporan keuangan adalah rasio keuangan berupa angka-angka dan rasio keuangan harus dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan.”

Menurut Van Horne (masukkan kutipan) rasio keuangan adalah “Alat yang digunakan untuk menganalisis kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Kita menghitung berbagai rasio karena dengan cara ini kita bisa mendapat perbandingan yang mungkin akan berguna daripada berbagai angka mentahnya sendiri.”

Meskipun analisis rasio mampu memberikan informasi yang bermanfaat sehubungan dengan keadaan operasi dan kondisi keuangan perusahaan, terdapat juga unsur keterbatasan informasi yang membutuhkan kehati–hatian dalam mempertimbangkan masalah yang terdapat dalam perusahaan tersebut.

Menurut Kown, (masukkan kutipan) Rasio keuangan setidaknya dapat memberikan jawaban atas empat pertanyaan yaitu :

  1. Bagaimana Likuiditas Perusahaan
  2. Apakah Manajemen efektif menghasilkan laba operasi atas aktiva
  3. Bagaimana perusahaan didanai
  4. Apakah pemegang saham biasa mendapatkan tingkat pengembalian yang cukup.

Dari beberapa keterangan yang telah dijabarkan di atas, dapat diperoleh kesimpulan, bahwa rasio keuangan adalah gambaran secara umum keuangan perusahaan yang dapat digunakan sebagai tolak ukur kondisi keuangan perusahaan pada periode yang bersangkutan. Analisis terhadap rasio keuangan dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam pengambilan keputusan bagi pihak-pihak eksternal yang memiliki kepentingan di dalam perusahaan seperti hendak memberikan kredit, ataupun menanamkan saham.

  1. Jenis-Jenis Rasio Keuangan

Dalam perhitungan menggunakan rasio keuangan, terdapat enam jenis rasio keuangan yang bsia digunakan dalam laporan keuangan. Secara khusus, dalam laporan kali ini, hanya akan dibahas empat dari enam rasio keuangan yang ada. Empat rasio keuangan itu adalah sebagai berikut:

  1. Rasio Likuiditas

Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya jangka pendek. Apabila perusahaan dinilai memiliki cukup kemampuan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya maka perusahaan tersebut dapat dikatakan likuid. Sebaliknya, jika perusahaan dalam keadaan tidak mampu memenuhi kewajiban jangka pendeknya maka dikatakan ilikuid. Ada beberapa rasi likuiditas yang sering digunakan oleh analisis keuangan, beberapa di antaranya adalah:

  1. Current Ratio

 

Semakin besar nilai rasio semakin lancar perusahaan dalam memenuhi kewajibannya.

  1. Cash Ratio

 

Tidak ada standar likuiditas untuk cash ratio sehingga penilaiannya tergantung pada kebijakan manajemen.

  1. Quick Ratio (Acid Test Ratio)

 

Secara umum, tingkat Quic Ratio kurang dari 100% dianggap kurang baik bagi perusahaan.

  1. Working Capital to Total Assets Ratio

 

  1. Rasio Solvabilitas

Rasio Solvabilitas atau Leverage digunakan untuk mengukur besarnya dana untuk penanaman modal oleh para pemilik perusahaan dalam proporsinya dengan dana yang diperoleh dari para kreditur perusahaan.

  1. Total Debt to Equity Ratio

 

Semakin besar rasio ini, semakin tidak menguntungkan bagi para kreditur, karena jaminan modal para pemilik terhadap utang semakin kecil.

  1. Total Debt to Total Capital Assets

 

Bagi kreditur, semakin besar rasio ini, akan semakin tidak menguntungkan karena akan semakin besar risiko yang akan ditanggung atas kegagalan yang mungkin terjadi di perusahaan. Sedangkan bagi perusahaan, semakin besar rasio ini akan semakin baik karena akan memperbesar keuntungan yang akan diperoleh tanpa harus kehilangan kendali perusahaan.

  1. Long Term Debt to Equity Ratio

 

Semakin rendah rasio ini, maka akan semakin aman bagi kreditur jangka panjang.

 

  1. Rasio Aktivitas

Rasio aktivitas adalah rasio-rasio yang digunakan untuk mengetahui seberapa jauh efektivitas penggunaan dana yang dimiliki oleh perusahaan yang bersangkutan. Pihak manajemen dan investor sangat berkepentingan terhadap penggunaan rasio aktivitas ini untuk mengetahui hasil operasi yang telah dilakukan dan bagaimana posisi keuangan perusahaan yang bersangkutan.

  1. Total Assets Turnover

 

Semakin tinggi rasio ini, menunjukkan bahwa semakin efieisn dana yang tertanam di perusahaan.

  1. Receivable Turnover

 

Semakin tinggi rasio ini menunjukka bahwa modal kerja yang ditanamkan dalam piutang semakin rendah.

  1. Average Collection Periode

 

Semakin sedikit hari yang diperlukan untuk mengumpulkan kembali piutang akan semakin efisien dana yang tertanam dalam piutang.

  1. Inventory Turnover

Semakin rendah tingkat perputaran persediaan menunjukkan semakin tidak efisien modal yang tertanam dalam persediaan dan menunjukkan tendensi persediaan yang berlebihan.

  1. Average Day’s Inventory

 

Semakin cepat atau semakin sedikit hari rata-rata persediaan akan semakin menguntungkan karena dana yang tertanam dalam persediaan semakin efisien dan biaya modalnya semakin rendah.

  1. Woking Capital Turnover

 

Semakin tingkat perputaran modal kerja bersih menunjukkan semakin efisiennya modal yang tertanam dalam modal kerja bersih.

  1. Rasio Rentabilitas

Rasio rentabilitas menunjukkan hasil akhir yang telah dicapai dari berbagai kebijakan dan keputusan yang telah diambil.

  1. Gross Profit Margin

 

Semakin tinggi raso ini semakin menguntungkan perusahaan. Sebaliknya semakin rendah rasio ini menunjukkan proporsi biaya produksinya tinggi dan proporsi laba kotornya rendah.

  1. Operating Income Ratio

 

Semakin tinggi rasio ini menunjukkan semakin tinggi keuntungan yang diperoleh perusahaan.

 

  1. Operating ratio

 

Jika rasio ini semakin besar berarti proporsi biaya operasi semakin besar dan keadaan seperti ini sangat tidak menguntungkan perusahaan.

  1. Net Profit Margin

 

Semakin tinggi rasio ini, semakin menguntungkan perusahaan karena laba bersih perusahaan semakin besar.

  1. Rate of Return on Total Assets

 

Semakin tinggi rasio ini menunjukkan semakin efisien modal atau dana yang ditanamkan.

  1. Rate of Return on Investment

 

Semakin tinggi rasio ini menunjukkan semakin efisien modal atau dana yang ditanamkan.

  1. Rate of Return for the Owners

Semakin tinggi rasio ini, semakin tinggi keuntungan para investor karena semakin efisien modal yang ditanamkan dalam perusahaan yang bersangkutan.

Sumber:

Sjahrial, Dermawan. Pengantar Manajemen Keuangan.  2009. Jakarta: Mitra Wacana Media

http://tipsserbaserbi.blogspot.co.id/2016/03/pengertian-dan-tujuan-analisis-laporan-keuangan.html

Tugas ini dibuat untuk memenuhi standar kelulusan mata kuliah Soft Skill Universitas Gunadarma. Demikian tugas ini dibuat atas:

Nama: Diah Sulistiyanti

NPM: 42214964

Kelas: 3DA02

Mata Kuliah: Analisis Laporan Keuangan

Dosen Pengampu: Wigiyanti

Model Data Relasional

PENGANTAR BASIS DATA

LOGO_GUNADARMA

MODEL DATA RELASIONAL

DISUSUN OLEH:

Nama  : Diah Sulistiyanti

NPM   : 42214964

Kelas   : 2DA02

 

 

 

 

 

UNIVERSITAS GUNADARMA

PTA 2015/2016

BAB I

PENDAHULUAN

  • Latar Belakang

Secara umum basis data memiliki pengertian kumpulan data yang tersusun secara sistematik dan membentuk suatu informasi yang dapat dimengerti oleh orang yang membaca basis data tersebut.

Basis data terdiri dari unit terkecil yang disebut field, yaitu data dalam setiap sel. Lalu kumpulan field membentuk record dan kumpulan record membentuk satu basis data. Basis data dalam kehidupan sehari-hari banyak digunakan di perusahaan untuk melacak satu atau sejumlah kecil data dalam populasi data yang besar (biasanya lebih dari 2000 data) dengan menggunakan satu kata kunci identik untuk mempermudah pencarian data.

Dalam basis data dikenal adanya istilah model data. Dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai model data relasional yaitu model data dalam bentuk tabel dua dimensi yang terdiri dari baris daln kolom yang selanjutnya disebut sebagai tabel relasi, sama seperti tabel pada umumnya.

Model ini dan secara khusus dan model data lain dalam sistem basis data secara umum, memiliki hubungan unik antara satu atribut dengan atribut lain yang bernilai valid. Hal ini bertujuan untuk mempermudah pengguna basis data mencari letak data yang dicari dalam suatu basis data.

 

  • Rumusan Masalah
  1. Bagaiman perbandingan antara model data relasional dengan model data lain?
  2. Bagaimana hubungan aribut dalam model data relasional?
  3. Bagaimana definisi hubungan atribut dan tupel dalam tabel relasi?

 

  • Tujuan Pembuatan Makalah

Makalah “Model Data Relasional” ini dibuat dengan tujuan untuk:

  1. Memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Basis Data
  2. Sebagai syarat kelulusan mata kuliah Pengantar Basis Data
  3. Menambah Daftar Kepustakaan mengenai Model Data Relasional

 

  • Manfaat Pembuatan Makalah
  1. Sebagai tambahan referensi materi Model Data Relasional
  2. Sebagai penambah wawasan bagi pembaca secara umum dan mahasiswa secara khusus.

 

BAB II

PEMBAHASAN

  • Pengertian Model Data Relasional

Model data relasional adalah kumpulan dari kolom dan baris yang memiliki nama yang unik. Dalam setiap baris di dalam tabel ini terdapat hubungan dari beberapa nilai yang ada. Model data sendiri dalam basis data dikenal ada beberapa macam, yaitu:

  1. Model Data Relasional

Yaitu model data yang setiap data dan hubungan antar data memiliki nama yang unik yang berguna untuk merepresentasikan data. Model data ini adalah model data yang paling banyak digunakan sekarang karena bentuknya yang mudah dimengerti oleh siapapun, termasuk orang-orang non programmer. Hubungan dalam model data ini menganut hubungan relasional dalam matematika.

 

  1. Model Data Hirarki

Dalam model data ini, hubungan antar data dihubungan dengan record dan link dan pointer yang disusun menyerupai bentuk pohon. Masing-masing node pada pohon hirarki tersebut merupakan record data elemen dan emiliki hubungan kardinalitas 1:1 dan 1:M

 

  1. Model Jaringan

Model ini mirip dengan model data hirarki di mana hubungan antar data dihubungkan dengan record dan link. Perbedaannya terletak pada penyusunan record dan link serta hubungan kardinalitas pada model ini yang menyatakan 1:1, 1:M, dan N:M

 

  • Kelebihan Model Data Relasional

Model data relasional lebih mudah dimengerti oleh semua kalangan, termasuk dar kalangan non-programmer karena bentuk yang simpel dan penjabaran hubungan antar data yang mengambil konsep relasi dalam matematika.

Dengan bentuk yang mudah dipahami, programmer dapat dengan mudah melakukan berbagai operasi data misalnya query, update, edit, ataupun delete.

 

  • Istilah dalam Model Data Relasional

Dalam model data relasional, dikenal beberapa istilah, sebagai contoh, akan diberikan tabel 2.1 dan tabel 2.2.

 

tabel 2.1
tabel 2.1

 

tabel 2.2
tabel 2.2

 

Istilah yang terdapat dalam tabel tersebut di antaranya sebagai berikut:

  1. Relasi, dalam matematika disimbolkan dengan garis yang menghubungkan domain dan kodomain. Dalam model relasional, relasi dipresentasikan dengan satu kesatuan tabel, dari contoh di atas yang disebut relasi adalah tabel 2.1 dan tabel 2.2.
  2. Atribut adalah kepala dari setiap tabel relasi, sebagai contoh diambil tabel 2.1 maka yang disebut atribut adalah NAMA, NPM, KELAS, dan ALAMAT, dari tabel 2.2 yang merupakan atribut adalah MATA KULIAH, KODE, dan NILAI.
  3. Tupel adalah baris dalam relasi. Yang dimaksud baris di sini adalah satu baris secara utuh tanpa memerhatikan atribut. Dilihat dari tabel 2.1 yang merupaka tupel adalah (Diah Sulistiyanti, 42214964, 1DA02, Jl. P. Irian Jaya). Bila dilihat dari contoh tabel 2.2, yang termasuk tupel adalah (Pengantar Akuntansi, AK2425, 80)
  4. Domain adalah nilai yang dapat diterima dalam sebuah atribut, maksudnya nilai yang dimasukkan ke dalam domain harus homogen dan dapat dibaca oleh database, seperti dalam tabel 2.2, domain dalam atribut nilai adalah angka dari 10 sampai dengan 100.
  5. Derajat adalah jumlah atribut dalam tabel relasi. Dari tabel 2.1 sebagai contoh, derajat relasinya berjumlah 4, sedangkan di tabel 2.2 derajatnya berjumlah 3.
  6. Kardinalitas adalah jumlah tupel dalam tabel relasi. Kardinalitas dari relasi pada tabel 2.1 sejumlah 4, sedangkan pada tabel 2.2 kardinalitas dari reliasinya berjumlah 3.

 

  • Relational Keys

Dalam sebuah database, untuk mencari satu data dari jumlah data secara umum, dibutuhkan kunci untuk mempermudah pencarian dan mempersingkat waktu yang digunakan untuk melakukan tanpa harus melakukan scanning terhadap sleuruh data. Kunci-kunci relasional dalam database, terutama dalam model data relasional adalah sebagai berikut, dengan mengambil contoh dari dua tabel sebelumnya, yaitu tabel 2.1 dan tabel 2.2:

 

  1. Super Key

Super key adalah atribut atau sekumpulan atribut yang secara unik dapat digunakan untuk mengidentifikasi sebuah tupel dalam relasi. Diambil dari contoh tabel 2.1 maka super key yang mungkin adalah: (NPM), (NPM, NAMA), (NAMA, ALAMAT), (NPM, KELAS), (NAMA,NPM, KELAS), (NPM, NAMA, ALAMAT, KELAS). Atribut NPM digunakan secara utama karena NPM setiap mahasiswa berbeda-beda karena iu disebut unik.

 

  1. Candidate Key

Candidate Key adalah super key yang himpunan bagiannya yang menjadi super key juga. Dilihat dari contoh tabel 2.1, maka yang dapat menjadi candidate key adalah NPM. Atribut KELAS tidak bisa dipakai karena kemungkinan data majemuk lebih besar, atribut NAMA dan ALAMAT dapat dijadikan candidate key jika keduanya menjadi alat identifikasi yag unik dalam tabel relasi.

 

  1. Primary Key

Prmary Key adalah candidate key yang unik dalam sebuah tabel relasi karena tidak ada primary key yang sama, sehingga kunci inilah yang paling bayak digunakan untuk mencari sebuah data dalam database. Berdasarkan contoh tabel 2.1 di atas, yang termasuk primary key adalah atribut NPM karena tidak ada mahasiswa yang memiliki 2 NPM yang sama.

 

  1. Alternate Key

Alternate Key adalah candidate key yang tidak dipilih sebaga primary key, berdasarkan contoh tabel 2.1, yang termasuk alternate key adalah (NAMA, KELAS)

 

  • Relational Integrity Rules

Dalam data relasional, satu data berhubungan dengan data lain atau dikatakan memiliki relasi. Hubungan antar satu data dengan data lain dalam relasi memiliki peraturan sesuai aturan database. Berikut adalah aturan-aturan dalam relational integrity rules:

  1. NULL

Adalah nilai atribut yang tidak ada dalam sebuah tupel dalam tabel relasi. Misalnya, dalam contoh tabel 2.1, apabila salah satu data mahasiswa tidak memiliki NPM, maka nilai dari atribut alamat akan terisi dengan NULL.

 

  1. Entity Integrity

Adalah peraturan integritas yang menyatakan bahwa setiap tabel relasi harus memiliki sebuah primary key. Adapun primary key terseut harus unik dan tidak boleh ada yang bernilai NULL.

 

  1. Referential Integrity

Adalah peraturan yan menyatakan bahwa setiap atribut dari suatu tabel relasi harus memiliki hubungan yang valid dengan tabel relsi lainnya. Sebagai contoh dari tabel 4.2, atribut KODE MATA KULIAH harus memiliki hubungan valid dengan atribut MATA KULIAH dan NILAI.

 

  • Bahasa pada Model Data Relasional

Model data relasional menggunakan bahasa qury, yaitu pernyataan yang diajukan untuk mengambil informasi. Query terbagi dua, yaitu:

  1. Bahasa Query Formal

Yaitu bahasa Query yang diterjemahkan menggunakan bahasa atau simbol-simbol matematis. Bahasa Qery Formal terbagi menjadi dua juga, yaitu:

  1. Prosedural, yaitu bahasa query di mana pemakai harus memberi spesifikasi data yang dibutuhkan dan bagaimana cara mendapatkannya, misalnya aljabar relasional.
  2. Non Prosedural, yaitu bahasa query dimana pemakai menjelaskan tupel yang diinginkan dengan menspesifikasikan predikat tupel yang diinginkan, misalnya kalkulus relasional. Kalkulus relasional terbagi dua, yaitu Kalkulus Relasional Tupel dan Kalkulus Relasional Domain.

 

  1. Bahasa Query Komersial

Adalah bahasa query yang dirancang oleh programmer sendiri sebagai suatu aplikasi yang user friendly agar lebih mudah digunakan. Contoh dari bahasa query ini antara lain: QUEL, QBE (Keduanya berbasis bahasa kalkulus relasional), lalu SQL yang menjadi bahasa pemrograman dari aplikasi database MySQL, yang berbasis bahasa kalkulus relasional dan aljabar relasional.

 

BAB III

PENUTUP

  • Kesimpulan

Model data relasional adalah salah satu model data dalam basis data. Model ini mengadopsi konsep relasi dalam matematikadi mana setiap atribut memiliki hubungan valid dalam satu tabel relasi. Model data relasional adalah model data yang paling banyak digunakan karena lebih mudah dipahami oleh kalangan umum. Dalam model data relasional dapat dilakukan operasi-operasi yang biasa dilakukan pada basis data, yaitu edit/ query, delete, dan lain sebagainya. Bahasa yang digunakan dalam model data ini adalah bahasa query formal dan query komersial.

 

DAFTAR PUSTAKA

https://rizarulham.wordpress.com/2009/10/14/pengenalan-model-data-relasional/https://hildasilvia1892.wordpress.com/2012/10/13/model-data-relasional/http://ekochayoo84.blogspot.co.id/2012/10/model-data-relasional_9.html

 

Laporan Laba Rugi, Neraca, dan Arus Kas

Laporan keuangan adalah pencatatan, penikhtisarann, pengumpulan, penyusunan, dan pelaporan kembali seluruh transaksi agar menjadi informasi yang berguna bagi pemakai. Kali ini laporan keuangan yang akan dbahas secara khusus adlah Neraca, Laporan Laba rugi, dan Laporan Arus Kas.

Neraca adalah laporan yang menunjukkan posisi keuangan suatu perusahaan pada periode tertentu. Neraca ini terdiri dari dua bagian yaitu Aktiva dan Pasiva. Bagian aktiva meliputi harta perusahaan baik itu harta tetap (gedung, tanah, peralatan) maupun harta lancar (Kas, persediaan, piutang) Pasiva terdiri dari modal dan kewajiban. Kewajiban terdiri dari kewajiban jangka pendek dan kewajiban jangka panjang.

Laporan Laba Rugi adalah laporan untuk mengetahui apa suatu perusahaan sedang mengalami untung ata rugi. Untung-ruginya suatu perusahaan dapat dilihat dari ada atau tidaknya laba bersih pada satu periode sebagai hasil dari pendapatan kotor dikurangi beban-beban.

Format laporan laba rugi dikenal ada dua macam, yaitu:

  1. Single Step

Format laporan ini lebih banyak digunakan karena mudah dipahami dan dituliskan. Pada format laporan ini, sejumlah pendapatan langsung dikurangi sejumlah bebandan didapatkan laba bersih.

  1. Multiple Step

Format ini kurang disukai karena kerumitannya namun sekarang mulai banyak dipakai karena kerincian isi laporannya. Pada format laporan ini, semua beban dan pendapatan dikelompokkan berdasarkan golongan masing-masing seperti pendapatan penjualan, pendapatan jasa. Beban pun sama, seperti beban administrasi, beban utilitas, dan beban penjualan.

Laporan Laba Komprehensif adalah kenaikan kekayaan perusahaan yang dipengaruhi oleh berbagai hal yang tidak ada hubungannya dengan operasi normal perusahaan.

Laporan Arus Kas adalah laporan yang menunjukkan aliran kas masuk dan aliran kas keluar dalam perusahaan. Aliran kas ini meliputi tiga aktivitas, yaitu Aktivitas Operasi, Aktivitas Pendanaan, dan Aktivitas Investasi.

Laporan Perubahan modal adalah laporan keuangan berisi informasi mengenai modal awal, laba bersih yang didapat selama satu periose dan modal akhir yang diperoleh dari penjumlahan laba bersih dan modal awal. Laporan ini memiliki hubungan dengan laporan laba rugi. Dalam laporan ini dikenal adanya prive dan dividen sebagai pengurang terdahap modal akhir. Prive adalah penarikan tunai dana perusahaan untuk keperluan pribadi sedangkan dividen adalah pembagian laba di antara para pemegang saham. Perusahaan seperti Perseroan Terbatas tidak mengenal akun Prive. Di dalam perusahaan jenis PT, hanya dikenal akun laba ditahan dan Dividen.

 

 

 

Pengantar Basis Data Pertemuan 1

Setelah sekian lama nggak nge-blog karena ada masalah ini-itu sama komputer dan modem, akhirnya sekarang bisa nge-blog lagi.

Oh, bagi yang membaca review Black Haze per chapter yang saya buat, mohon maaf karena akan ada sedikit gangguan yang akan kita bahas di postingan lain.

Untuk saat ini kita akan membahas salah satu tugas kuliah saya yang baru. Salah satu mata kuliah yang perlu diseriusi, menurut saya. Karena di jurusan D3-Akuntansi yang jadi jurusan saya, mata kuliah “PENGANTAR BASIS DATA” ini di semester 3 hanya soft skill, namun di semester berikutnya namanya akan berubah menjadi “SISTEM BASIS DATA” dan menjadi ujian utama. Itu tuh yang ditandai bintang satu di KRS dan soalnya seratus biji tapi belum tentu saya dapat nilai seratus! Ya, yang itu!

Eng ing eng. Is dead saya!

Nggak deh. Amit-amit.

Oke, kebanyakan bacot nih. Sekarang kita bahas saja postingan tugas kuliah soft skill saya. Postingan ini berkaitan dengan materi di perteuan pertama di mana pokok bahasannya baru seputar pengertian basis data, jenis-jenis program untuk membuat data base, dan kelebihan dan kekurangannya bila dibandingkan dengan cara menyusun basis data tradisional.

9e765-datapic

Mulai dari pengertian basis data. Sebagaimana definisi pada umumnya, definisi mengenai basis data ada banyak jumlahnya. Semua orang punya perspektifnya dan kata-kata sendiri dalam menjabarkan definisi basis data. Kali ini definisi yang dijabarkan dari basis data adalah: “Kumpulan data (elektronis) yang terintegrasi dan digunakan oleh sebuah perusahaan besar atau enterprise untuk menghasilkan informasi yang berguna bagi perusahaan tersebut.”

Tiga hal yang ada dalam pengertian ini, yaitu kumpulan data elektronis, perusahaan besar, dan informasi yang berguna bagi perusahaan tersebut (yang ini adalah tambahan dari saya sendiri karena menurut saya sebuah definisi juga harus menjabarkan tujuan dari benda yang jadi objek definisi)

  1. Basis data elektronis. Kumpulan data berupa nama, alamat, dan nomor telepon yang dikumpulkan secara manual hanyalah data. Gabungan dari data-data itu lah yang membentuk data base. Dan untuk menggabungkan semua data itu dibutuhkan aplikasi untuk mempermudah. Tentunya bila dimasukkan ke dalam aplikasi, data manual berupa tulisan itu berubah menjadi data elektronis.
  2. Perusahaan besar atau enterprise. Bila data yang ada tidak terlalu banyak tidaklah diperlukan aplikasi data base. Dicatat ke dalam microsoft excel atau dicatat seara manualpun cukup.
  3. Menghasilkan informasi yang berguna bagi perusahaan. Tujuan akhir dari pengumpulan data agar bisa diperoleh gambaran jelas mengenai data secara keseluruhan, tujuan pengumpulan data, dan kesimpulan keseluruhan data. Untuk mendapatkan semua itu, diperlukan data-data yang lengkap dan terorganisir dalam aplikasi data base.

Aplikasi pengolah data base (DBMS = Data Base Management System) yang banyak digunakan di Indonesia antara lain adalah Microsoft Access, SQL, mSQL, Oracle, dan dBase. Saya pribadi baru menggunakan dua jenis yaitu dBase yang berbasis Sistem Operasi DOS dan Microsoft Access.

Sistem Basis data atau kesatuan yang membentuk basis data adalah basis data itu sendiri ditambah aplikasi pengolah basis data atau DBMS untuk mengolahnya. Dengan adanya dua komponen itulah baru bis dikatakan sebagai kesatuan sistem basis data. Adapun secara mendetail, komponen sistem basis data terdiri dari:

  1. Hardware, kita perlu komputer untuk menampung aplikasi.
  2. OS,agar aplikasi bisa berjalan dibutuhkan sistem operasi yang berjalan dengan baik.
  3. DBMS, setelah sistem operasi bisa berjalan dengan baik barulah aplikasi DBMS dapat dijalankan.
  4. Data Base, adalah kumpulan data yang akan diolah dan disimpan dalam DBMS.
  5. Aplikasi lain, untuk mendukung berbagai aktivitas berkaitan dengan pengolahan data base.
  6. Network, karena dalam satu perusahaan besar, data base pusat dibutuhkan oleh semua departemen. Untuk itu, diperlukan network agar data base bisa diakses siapa saja dan tidak terjadi kerancuan data.

Tentunya DBMS dan sistem basis data yang kita ketahui sekarang tidaklah langsung seperti ini. Seua berasal dari nol, semua berasal dari tradisional. Manajemen file tradisional pernah dipakai di zamannya dan berikut akan dibandingkan kekuatan da kelemahan keduanya.

Manajemen File Tradisional

Kekurangan

  1. Kemungkinan akan terdapat kerangkapan data / data ganda / redudansi cenderung tinggi.
  2. Inkonsistensi data karena database satu departemen dengan departemen yang lain berbeda. Jika satu database diubah, belum tentu sisanya berubah.
  3. Rogram oriented, tergantung pada program DBMS yang dipakai tiap departemen. Ada perusahaan yang setiap departemen memakai DBMS yang berbeda.

Kelebihan

  1. Karena database dimiliki oleh setia departemen berbeda, jika ada satu database rusak, database yang lain tidak akan terpengaruh.

Manajemen File Sistem Basis Data

Kelebihan

  1. Tidak ada atau mengurangi redudansi
  2. Data konsisten
  3. Data oriented

Kekurangan

  1. Bila data pusat rusak (hanya ada satu database untuk satu perusahaan, setiap departemen mengacu pada database yang sama) seluruh data akan rusak.
  2. Perlu penyimpanan besar yang juga mengakibatkan meningkatnya biaya.
  3. Harus ada tenaga ahli yang bisa menjalankan DBMS

Nah itu tadi review singkat mengenai database. Masih pertemuan pertama jadi apa yang dibahas masih mudah dimengerti. Akhir kata dari saya, tugas ini ditulis untuk memenuhi tugas mata kuliah soft skill “Pengantar Basis Data”

Penulis dan Penyusun

Diah Sulistiyanti

Nb: bila ada yang mau reblog silahkan tapi bilang dulu, copas silahkan izin dulu. Plagiat, sini gue hajar dulu.